Membangun Mimpi Anak Indonesia di Kelas Inspirasi
Wednesday, April 15, 2015
Anak muda memang minim pengalaman, karena itu ia tak tawarkan masa lalu.
Anak muda menawarkan masa depan! - Anies Baswedan
Anak muda menawarkan masa depan! - Anies Baswedan
H+6 Kelas Inspirasi Batam#3. Masih terekam jelas di benak saya, senyum, binar mata, keceriaan, dan semanagat mereka, murid-murid SDN 006 Batuaji, Batam. Saya merasa bersyukur dan beruntung bisa mengenal dan bergabung dengan Kelas Inspirasi Batam. Karena lewat Kelas Inspirasi inilah saya bisa menyaksikan dan merasakan langsung gimana serunya berbagi cerita dan pengalaman tentang profesi kita kepada adik-adik di Sekolah Dasar.
Menjelang hari inspirasi, saya, dan juga pastinya teman-teman relawan KIB3 lainnya sibuk mempersiapkan
Saya sudah menyiapkan peta dunia, mainan kapal-kapalan, foto macam-macam kapal, kertas origami, juga sticker warna-warni berisikan kata-kata mutiara yang akan saya jadikan hadiah buat para siswa. Persiapan teman-teman lain juga tak kalah hebohnya. Contohnya mas Dudy, perlengkapan tempurnya 1 carrier penuh. Isinya macem-macem, mulai karton, spidol, kertas origami, gambar-gambar yang berhubungan dengan pesawat, kamera DSLR, juga beberapa kotak wafer coklat. Sekali lagi, beruntunglah kita orang-orang yang mempunyai sifat grogi.
Peralatan tempur saya
Hari H 9 April 2015. Rasanya saya bangun lebih semangat dibanding hari-hari lain. Oke, mungkin terdengar lebay, tapi saya memang sangat excited menyambut hari ini. Dengan naik ojek saya pun menuju ke lokasi meeting point, yaitu di depan PT. Hyundai, Tanjung Uncang. Karena SDN 006 yang akan kami tuju lokasinya di dalam kompleks perumahan Central Raya yang berada persis di seberang PT. Hyundai.
Beberapa teman ternyata sudah sampai di lokasi meeting point lengkap dengan seragam kerjanya masing-masing. Ada mas Ade Jamil, pak Akhbar, juga mas Yadi. Menyusul tak lama kemudian bunda Lidya dan pak Alpansyah, seorang relawan yang bekerja menjadi guru di Kuala Lumpur. Luar biasa semangatnya bapak yang satu ini. Tepat jam 7 pagi, kami pun bergerak ke SDN 006.
Berpuluh pasang mata penuh rasa ingin tau menyambut kedatangan kami di gerbang sekolah SDN 006. Dengan masih dipenuhi rasa ingin tau, bocah-bocah SD itu pun langsung berlarian menyalami kami, cium tangan! Rupanya para siswa memang dibiasakan untuk cium tangan bila bertemu guru-gurunya. Sambutan pertama yang luar biasa ini, perlahan tapi pasti, mampu meruntuhkan perasaan grogi dalam diri saya.
Bapak kepala sekolah SDN 006 dan para guru pun menyambut kami dengan sangat baik. Aneka jajanan pasar lengkap dengan air mineral, kopi, dan teh tersaji untuk kami para relawan. Huaaa.. tau aja, kalo saya belum sempat sarapan, hehehe...
Suguhan di SDN 006
Setelah acara perkenalan singkat di ruang guru, kami semua berkumpul di lapangan. Total ada 18 orang relawan dari berbagai macam profesi yang akan berbagi cerita dan pengalaman dengan para siswa di sekolah ini. Ada yang berprofesi sebagai guru, polisi, engineer, animator, pengusaha, reporter BCN TV, juga fotografer.
Sambutan dari bapak kepala sekolah SDN 006
Di SDN 006 ini, ada siswa yang masuk pagi, juga ada yang masuk siang. Yang masuk pagi adalah siswa kelas 1, kelas 5, dan kelas 6. Menurut rencana kami tidak akan masuk di kelas 6, karena mereka sedang ada ujian praktek. Dan pada hari itu kebetulan ujian prakteknya adalah memasak. Jadi kami hanya akan mengisi di kelas 1 dengan jumlah lokal sebanyak 5 kelas, dan kelas 5 sebanyak 3 kelas.
Tapi atas permintaan bapak kepala sekolah, kami juga diminta untuk mengisi di kelas 6 dan juga kelas 2. Wow! Untungnya Nuri, koordinator kelompok kami sigap. Dan kami, para relawan juga sudah
Jam pertama saya kebagian masuk di kelas 6C. Perasaan grogi yang tadi sempat hilang, pelan-pelan mulai balik lagi. 5 menit pertama sambil memperkenalkan diri, sebentar-sebentar saya ngeliat jam yang tergantung manis di dinding kelas. Masih pukul 8.30 am. Menunggu jarum jam berputar ke angka 9.15 itu rasanya lamaaaa banget. Materi yang sudah saya siapkan buyar. Akhirnya saya pun pasrah cuma mengandalkan spontanitas. Untungnya murid-murid kelas 6C cukup responsif dan antusias.
Untuk mencairkan suasana, saya mengajak mereka senam trekjing. Hahaha.. Lumayan seru, dan cukup membantu saya untuk beradaptasi dengan kelas ini. Makasih buat temen-temen KIB atas ide-ide ice breaking-nya.
Semuanyaaa.. trek trek trekjing trekjing
Selanjutnya saya mulai mengeluarkan
"Ada yang bercita-cita jadi engineer? Kerja di shipyard?"
Pertanyaan pancingan saya dijawab kompak oleh mereka, "Nggak mauuuu...!"
"Loh kenapa?" tanya saya lagi.
Hening.
Tiba-tiba dari arah meja paling depan terdengar celetukan, "nggak mau, nanti jadi helper!"
Saya cuma bisa senyum. Padahal aslinya dilema banget. Bagaimana saya harus menjelaskan pada mereka, tanpa merendahkan seorang helper? Nggak mungkin banget kalo saya jawab, "makanya kalian belajar yang rajin biar gak jadi helper..."
"Apa salahnya jadi helper?" tanya saya sambil melirik ke arah siswa yang tadi melontarkan celetukan. Reaksinya saling sikut dengan teman sebangkunya, kemudian menunduk.
"Gak ada yang salah dengan helper. Karena seorang helper juga sangat berjasa dalam proses pembuatan kapal. Jadi nggak ada yang salah dengan helper."
"Dengar itu, bodo!" sebuah suara terdengar lagi-lagi dari meja di bagian depan.
"Eittss... kok bodo sih? Gak boleh lah ngatain temannya bodo..." jawab saya sambil menghampiri si siswa.
"Udah biasa itu, mbak.. Jangankan temannya, gurunya kalo salah juga dibodo-bodoin kok!" Kali ini suaranya berasal dari meja guru. Iya, ibu gurunya yang menjawab.
Mendengar jawaban sang ibu guru saya cuma bisa nyengir pasrah, kemudian saya lanjutkan bahasan yang sempat terputus gara-gara celetukan tadi.
"Yang terpenting, jadi apapun kalian nanti, kalian harus terus jadi orang baik. Jangan pernah bosan untuk jadi orang baik. Yang jadi dokter, jadilah dokter yang baik, yang jadi guru, jadilah guru yang baik, yang jadi polisi, jadilah polisi yang baik, yang jadi helper pun, jadilah helper yang baik. Setuju?!"
Seisi kelas kompak menjawab, "setujuuu...!!"
Selanjutnya saya mengajak mereka main-main. Saya bagikan kertas origami dan meminta mereka untuk membuat kapal-kapalan. Beberapa siswa terlihat ogah-ogahan, tapi saya cuek aja. Saya dekati mereka yang terlihat ogah-ogahan dan mengajaknya ngobrol, sambil tangan saya tetap melipat-lipat kertas origami. Ketika kapal-kapalan di tangan saya jadi, mereka berebutan minta, begitu terus...
Setelah kapal-kapalannya jadi, saya minta mereka untuk menuliskan nama dan cita-citanya di kapal masing-masing. Kemudian saya angkat peta dunia yang sudah saya persiapkan. Dan saya minta perwakilan 3 orang dari masing-masing kelompok untuk maju dan menempelkan kapal-kapalan yang sudah ditulisi cita-cita itu pada di negara yang paling ingin mereka kunjungi.
Responnya sungguh diluar dugaan. Semua siswa serentak maju ke depan sambil membawa kapal-kapalannya.
"Saya, bu!"
"Saya mau, bu!"
Pelajaran pagi itu di kelas 6C ditutup dengan acara foto bersama. Sebaris doa terlantun dalam hati, semoga apa yang mereka impikan hari ini, bisa terwujud di kemudian hari.
Foto bareng siswa kelas 6C dengan peta cita-cita mereka
Bermimpilah setinggi langit... Kalaupun terjatuh, kau akan jatuh di antara bintang-bintang
- Bung Karno
Setelah istirahat bentar di ruang kepala sekolah, sambil tukar-tukar pengalaman tentang keseruan di kelas pertama tadi, kami lanjut lagi ke kelas berikutnya. Kali ini saya kebagian kelas 1B. Di SDN 006 ini siswa kelas 1 nya pulang jam 10 pagi, jadi saya cuma punya waktu sekitar 30 menit di kelas 1 ini.
Keseruan di dalam kelas
Di kelas 1 ini saya lebih banyak mengajak mereka main. Ngajakin trekjing-trekjing juga pastinya, hehehe... Waktu saya tanya tentang cita-cita, mayoritas menjawab pengen jadi dokter dan polisi. Beberapa menjawab pengen jadi artis dan model. Sekali lagi saya cuma ingin memotivasi mereka untuk terus jadi orang baik, apapun cita-cita mereka. Jangan pernah bosan jadi orang baik!
Setelah siswa kelas 1 pulang, lanjut siswa kelas 2 yang masuk. Di sesi terakhir saya masuk di kelas 2A, duet ama Ismi, temen sekantor saya. Di sesi terakhir ini kami membagi-bagikan kertas origami yang sudah diguntingi berbentuk bunga maupun daun. Para siswa diminta untuk menuliskan nama dan cita-citanya di kertas itu untuk ditempelkan di pohon cita-cita yang sudah disiapkan oleh panitia.
Foto bareng siswa kelas 2A
Menempelkan impian di pohon cita-cita
Setelah sesi di kelas berakhir, para siswa masih saja mengikuti kami. Ada yang masih minta hadiah, ada yang minta foto, ada yang nanyain facebook juga. Murid-murid kelas 5 masih menagih Pak Akhbar dan mas Andhi ngerap Aku Anak Indonesia. Kereeen!
Lanjut nge-rap di depan kelas :D
Acara penutupan di lapangan diisi dengan games kerang dan mutiara, kemudian dilanjutkan dengan senam pinguin. Seru bangeeeet.. Para guru dan bapak kepala sekolah juga ikut seru-seruan di lapangan. Padahal siang itu matahari di langit Batam sedang terik-teriknya. Tapi kami semua seolah tak peduli. Rasanya masih enggan untuk menyudahi kebersamaan dan keceriaan ini.
Bermain kerang dan mutiara
Foto bareng di lapangan
Foto bareng semua relawan dan para guru SDN 006
"Ibu, besok datang lagi kan?"
"Besok datang lagi yaaa...."
Ciyeeeee... pada nagih ni yeeee......
Setelah berpamitan pada seluruh penghuni SDN 006, kami pun bergerak menuju rumah makan Salero Basamo di Fanindo. Teman-teman relawan KIB yang bertugas di SDN 001, SDN 005, dan SDN 007 sudah menunggu kami di sana.
Foto bareng di depan RM. Salero Basamo
Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa ini. Untuk teman-teman relawan kelompok SDN 006 (Nuri, mas Ade, pak Akhbar, bang Hanif, bunda Lidya, pak Alpansyah, Ismi, Dewi, Vera, Festy, Wahyu, Andhi, Arridho, Guruh Fajar, Bari, Sofian, dan Yadi) juga teman-teman relawan dari kelompok lain. Sungguh, saya bangga dan seneeeeng banget bisa mengenal orang-orang hebat di Kelas Inspirasi Batam. Salut banget, terutama yang udah bela-belain dateng dari jauh, pak Alpansyah yang terbang langsung dari Kuala Lumpur, Umi dari Jakarta, dan Wahyu dari Pekanbaru. Kalian luar biasa! Satu bukti nyata, bahwa masih banyak orang-orang baik yang tulus memberi tanpa pamrih di negeri tercinta ini. Terima kasih untuk semua.
Tetap jaga semangat ini, Kawan... Karena perjuangan tak mengenal kata usai ;)
26 komentar
Aku merinding baca ceritamu Dee, aku bisa merasakan semangat dan kebahagiaan yang kamu rasakan saat bisa menularkan inspirasi dan semangat pada anak-anak itu.
ReplyDeleteSemoga nanti aku juga bisa menyusul, tapi aku bingung mau sharing pekerjaan yang mana. Dulu aku mau sharing sebagai penulis nggak lolos, mungkin nanti aku sharing pekerjaan sebagai pegawai perpus saja.
Ayo, Wan.. daftar lagi.... Dirimu banyak tuh yang bisa diceritain. Selain penulis dan pegawai perpus, dirimu juga owner Mozaik kan... :)
DeleteIya doakan nanti aku lolos ya di gelombang 3.
DeleteAamiin... Semangat, Wan...
Deleteseru banget, salam untuk semua anak-anak disana ya
ReplyDeleteInsya Allah nanti disampaikan, mas :)
DeleteMakasih yaaa...
Masha Allah, semoga ilmunya barokah, Mbak Dee An. MIniatur kapalnya bagus, Mbak. Dulu aku tinggal di dekat pantai, di utara Jerman. Di Bremerhaven. Karena kota pelabuhan, sering lewat dan lihat kapal masuk galangan. ira
ReplyDeleteAamiin... Aamiin ya Robb..
DeleteHehehe yang itu miniatur kapal koleksiku.. Mainan kapal-kapalan yang kubeli khusus untuk Hari Inspirasi direbut ama Lala, hahaha.. yo wes ngalah deh..
Sebelum tinggal di Waru, aku sempat tinggal di daerah pelabuhan mbak, di Perak, Surabaya.. panas, hehehe.. Kalo di Bremerhaven panas juga gak ya mbak?
Aku baca postingan ini senyum senyum teringat masa KKN dulu. Ngajar komputer anak sekolah SMA. Hadew aku dikerjain terus. soalnya masih unyu unyu. bahkan ada yg ajak jalan *plak* Sangat menginspirasi mbak, salut sama sampeyan. Begitu giatnya sampai semua dipersiapkan sebelumnya sampai rumah kapal kapal an juga. Bangga :)
ReplyDeleteCieeeee.. yang teringat masa KKN... :) Aku dulu gak ada KKN, mbak.. adanya kerja praktek..
DeleteHihihi... itu aku nyiapin semua karena aku grogi, mbaaaak... Kalo gak nyiapin semua itu bisa mati kutu aku di depan anak-anak SD :((
Anak-anak kelas 6 SD sekarang bodinya bongsor-bongsor ya.., itu waktu foto bareng mereka aku sampe tenggelam gak keliatan, hahahaha...
Masya Allah, seru bingiit..itu peralatan tempurmu lengkap banget hihihi anak2 pasti seneng banget main kapal2an...ayoo ikutan KI Semarang yuuuk
ReplyDeleteIya, mbak Dew.. seruuu bangeeet.. Beneran ini, saya sampe nagih, hehehe...
DeleteMbak Dew ikut KT Semarang juga kan?
waa serunyaaa.. tealt tahu ni ada kelas inspirasi.. kmrn baru kontak yg wil jogja.. semoga bisa menjadi manfaat untuk sekitar ya mba Dee...
ReplyDeleteAamiin... Ayo, mbak Ima.. ikut KI Jogja.. seru looh.. Bulan Mei ini KI Jogja mau ada event looh, Pekan Inspirasi namanya. Ikutan, mbak..
DeleteSeruuuuuuuuu,,,, paling suka baca beginian, inspiratif,,, lanjutkan maaak :)
ReplyDeleteIya, Lid.. aku juga seneng banget ada kegiatan seperti ini... Di Jombang udah ada belum? Kalo belum boleh tuuh bikin KI Jombang.. Biar semua anak Indonesia punya mimpi dan cita-cita :)
Deletemau dong mbak diadain buat yang anak2 SMK :D
ReplyDeleteHahahaha... silakan diusulkan langsung ke Pak Anies Baswedan, Yo... :D :D
DeleteAku kalo baca cerita-cerita tentang KI kata pertama yang ingin aku sebut: SALUT!
ReplyDeleteLiat foto-fotonya seru, baca ceritanya merinding, apalagi kalo bergabung di sana kayak mbak Dee ya. Semoga berkah ilmunya.
Iya, mbak Rien.. aku beneran salut ama yang punya ide bikin KI ini. Aku seneeeeng banget bisa gabung jadi relawan KI, bisa ketemu ama orang-orang hebat yang punya semangat tulus berbagi. Selalu excited aku kalo ngomongin KI, mbak.. hehehehe..
DeleteAyo mbak Rien gabung KI juga, menginspirasi anak Indonesia untuk jadi travel writer hebat yang bisa memajukan pariwisata Indonesia... :)
itu guru yang brewokan bukan guru matematika kan mbak? :D
ReplyDeleteHahahaha.. yang brewokan itu bukan guru, mas.. itu relawan pengajar KI.. Profesi aslinya adalah engineer :)
DeleteNetes saat membayangkan anak-anak menempelkan kapal buatannya ke peta :')
ReplyDeleteZahra yang mbayangin aja udah netes gitu.. Gimana aku yang ada di sana.. Sumpah! Terharu banget...
DeleteIni dia cerita yang aku tunggu -tunggu :) dan bacanya bikin senyum sendiri, haru juga dan tergelitik di bagian si guru ikutan nyeletuk hehe.
ReplyDeleteJadi ingat pengalaman jadi relawan Kelas Inspirasi juga. Semoga makin banyak yang tertarik jadi relawan ya mbak Dee :)
Hahahaha.. kalo gurunya ikut nyeletuk kayak gitu, kita cuma bisa bengong ya, Yan :D
DeleteAku paling suka baca-baca postingan tentang pengalaman jadi relawan KI. Ceritanya seru-seru dan menginspirasi.. Seperti waktu aku pertama kali baca pengalamanmu dulu, Yan...