Island Hopping di Belitung itu Seruuu!
Sunday, June 12, 2016
Travel brings power and love back to your life - Rumi
Setelah sehari sebelumnya Belitung berpayung mendung, bahkan sempat hujan sewaktu kami sedang berada di Gantong dan Manggar, hari itu kami bersyukur karena cuaca sedang cerah ceria. Kebetulan agenda kami hari itu adalah island hopping. Cocok! Dan pastinya, cuaca yang cerah begini bikin semua pada semangat. Sesuai waktu yang telah disepakati kemarin malam, jam 8.30 am kami sudah meninggalkan Hotel Central City 2.
Selamat Datang di Tanjung Kelayang
Welcome to Belitung
Sekitar 30 menit kemudian, bus yang kami naiki memasuki pelataran parkir Pantai Tanjung Kelayang. Dari sini perjalanan island hopping kami akan dimulai. Tulisan Welcome to Belitung yang ada di salah satu sudut pantai seolah memang dipersiapkan untuk menyambut siapa pun yang bertandang ke negerinya para Laskar Pelangi ini.
Puluhan perahu tertambat di pantai, berayun pelan dipermainkan ombak. Lala dan Thifa langsung hepi berlarian di pasirnya yang putih dan lembut. Duo krucil itu langsung heboh minta berenang. Oalah nduk nduk.. gak tau apa kalo emakmu ini masih pengen foto-foto cantik di bawah tulisan Welcome to Belitung. *sigh
Perahu di Pantai Tanjung Kelayang
Sebelum naik ke perahu, kami semua diwajibkan untuk pake live jacket aka baju pelampung. Menurut bang Romi, hal itu sudah jadi standard keselamatan yang harus dipatuhi oleh semua tur operator di Belitung ini. Setelah semua siap dengan baju pelampung masing-masing baru deh kami dipersilakan naik ke perahu yang sudah menunggu.
Udah siap keliling pulau. Courtesy of Katerina
Perahu yang kami pakai untuk ber-island hopping ini ukurannya cukup besar, kapasitas sekitar 20 orang. Tempat duduknya dibuat saling berhadapan. Cukup lapang untuk menampung rombongan kami. Hari itu, mas Hari owner-nya Bangka Tour dan mbak Melisa istrinya ikutan gabung ber-island hopping bareng kami. Seru banget.
Suasana di dalam perahu
Lala dan Thifa malah lesehan
Kepala Burung dan Gosong Pasir
Batu-batu granit bertebaran
Batu-batu granit berukuran besar terlihat bertebaran di laut Belitung. Batu-batu inilah salah satu magnet yang menjadi daya tarik bagi para pelancong yang berkunjung ke Belitung. Batu-batu besar itu, sekilas tampak tak beraturan. Tapi kalau diperhatikan dengan jeli, beberapa batuan tampak menyerupai suatu bentuk tertentu. Salah satunya adalah batu yang bentuknya mirip dengan kepala burung.
Pulau Batu Garuda
Tumpukan batu yang bentuknya mirip kepala burung ini dikenal dengan nama Pulau Batu Garuda. Lokasinya berdekatan dengan Pantai Tanjung Kelayang. Sangat dekat malah. Kalau kita berdiri di Pantai Tanjung Kelayang, batu berbentuk kepala burung itu terlihat jelas sekali.
Kapal yang kami naiki tidak singgah di Pulau Batu Garuda, hanya berjalan perlahan saja melewatinya. Karena itu akhirnya seisi perahu kompak mengarahkan kamera maupun smartphone-nya ke si burung garuda.
Setelah melewati Pulau Batu Garuda perjalanan dilanjutkan ke Pulau Pasir. Sebenarnya ini bukan pulau, melainkan sebuah gosong pasir. Jadi kalau laut sedang pasang, maka pulau ini akan hilang dan tidak kelihatan. Kebetulan waktu itu sedang surut, jadi kami bisa singgah di Pulau Pasir.
Pulau Pasir
Di sini kami disambut sekawanan bintang laut. Jumlahnya banyak banget. Hewan laut yang termasuk golongan echinodermata itu terlihat jelas di air yang jernih. Beberapa bintang laut terlihat tergeletak pasrah di atas pasir. Bintang laut di Pulau Pasir ini jenisnya beda ama yang biasa saya lihat di laut Kepri. Kalo di Kepri, bintang lautnya warna abu-abu kecoklatan dan bentuknya langsing. *bintang laut aja langsing, masa kamu enggak...
Bintang laut di Pulau Pasir
Lala dan Thifa penasaran ama si bintang laut. Foto by: Yopie Franz
Duo bocah ini udah asik sendiri
Ngeliat air laut yang jernih, si Lala dan Thifa langsung nyebur. Bocah-bocah itu gak tahan ngeliat airnya yang emang cebur-able itu. Sementara para bocah asik nyebur, yang tua-tua juga asik sendiri. Foto-foto sambil lompat-lompatan di pasir yang putih dan lembut.
Yeeay! Lompat-lompatan... Foto by: Yopie Franz
Foto bareng
Lemas tapi Puas di Pulau Lengkuas
Selanjutnya adalah Pulau Lengkuas. Ngomongin Pulau Lengkuas, ingatannya pasti pada langsung nyambung ama mercusuar. Yup. Emang bener sih, bangunan mercusuar peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1882 ini jadi salah satu point of interest di Pulau Lengkuas.
Pulau Lengkuas dan mercusuarnya
Perahu kami tidak bisa merapat di Pulau Lengkuas, jadi kami harus turun dan sedikit berbasah-basah di sini. Dalam? Lumayan sih.. Kalo kata mas Yopie airnya sampai sedengkul, kalo buat saya
Semua teman-teman saya kompakan mau naik ke atas mercusuar. Saya juga pastinya. Sayang banget udah jauh-jauh sampe sini gak naik ke atas mercusuar. Tapi masalahnya, si Lala gak mau diajak naik. Bocah kriwil itu kekeuh mau main air dan pasir.
Untungnya bang Romi menawarkan diri untuk jadi pengasuh Lala. Saya langsung lega. Kebetulan sejak hari pertama kemarin, Lala memang langsung akrab sama teman-teman seperjalanan saya dan juga crew Visca Tour, terutama bang Romi. Padahal biasanya, bocah ini perlu waktu cukup lama untuk bisa akrab sama orang. Makanya saya surprise juga, ternyata kali ini Lala gampang banget akrabnya. Duh! Kalian pada jagoan ya mencuri hati Lala. Luph u all deeh... :)
Lala dan bang Romi. Foto by: Yopie Franz
Untuk naik ke mercusuar tidak dipungut biaya alias gratis. Tapi sebelum naik ke mercusuar, kami diminta untuk membersihkan diri dari pasir yang menempel di kaki maupun celana dengan spons yang sudah disediakan. Harus sampe bersih. Bukan itu saja, untuk naik ke atas juga tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman. Kami sih paham, bapak penjaganya cuma gak mau ngambil resiko kedatangan pengunjung yang tidak bertanggung jawab, yang nantinya mengotori atau meninggalkan sampah makanan dan minuman di dalam ruangan mercusuar.
Cat dalam ruangan mercusuar tampak masih baru. Sewaktu mbak Rien berkunjung ke sini bulan September 2015 lalu, mercusuar ini sedang direnovasi. Untung sekarang renovasinya udah beres. Jadi kami bisa naik-naik cantik sampai ke atas. Yakin naik-naik cantik? Mercusuar ini tingginya sekitar 60 meter looh. Terdiri dari 18 lantai, dengan anak tangga yang berjumlah ratusan. Berapa tepatnya? Entah. Saya udah gak kepikiran buat ngitungin. Boro-boro mau ngitungin jumlah anak tangganya, ngitung detak jantung saya sendiri aja rasanya udah gak sanggup kok. #halah
Jendela entah di lantai berapa
Di setiap lantai ada jendela besar dengan view yang luat biasa cakep. Lumayan bisa jadi selingan. Kalo capek, bisa istirahat bentar sambil ngeliat pemandangan di luar jendela. Makin ke atas, ruangannya semakin kecil. Jadi harus gantian kalo kebetulan papasan ama pengunjung lain.
Capek. Haus. Tapi seru. Dengkul rasanya lemas, tapi puas. Apalagi pas udah nyampe di lantai teratas. Rasa capeknya terbayar dengan pemandangan yang luar biasa cakep! Ditambah angin yang bertiup sepoi-sepoi. Rasanya adeeem banget.
Wajah-wajah kecapekan. Foto by: Setianingsih Sumaryo
View dari lantai 18 mercusuar
Begitu turun dari mercusuar, air kelapa muda sudah menunggu. Wuiiih... Seger banget rasanya. Lagi enak-enaknya menikmati kelapa muda, tiba-tiba hujan turun. Sambil nunggu hujan reda, kami jajan popmi. Pas banget. Cuaca adem gini cocoknya emang makan yang anget-anget kan?
Seger banget gak sih? Foto by: Katerina
Snorkeling Time
Hujan reda, perjalanan dilanjutkan. Waktunya snorkeling. Lokasi snorkeling-nya ternyata masih di sekitaran Pulau Lengkuas. Dari atas perahu keliatan karangnya yang warna-warni, trus ikan-ikannya juga. Langsung nyerbu waktu dikasih makan. Seneng ngeliatnya. Itu baru yang keliatan dari atas perahu, menurut yang ngeliat langsung di bawah sana, view-nya lebih keceh lagi. Saya sempat ngeliat video rekaman punya mbak Andrie. Emang keren banget...
Dari atas perahu aja udah keliahatan jelas ya...
yang pada seru-seruan snorkeling
Teman-teman saya yang emang udah niat snorkeling langsung pada nyebur. Saya, Arie, Cepi, dan ibunya mbak Samsiah memilih nongkrong aja jagain perahu, hehehe... Lala yang dari tadi udah semangat mau berenang malah tidur pules. #mungkindialelah
Sssttt! si kriwil lagi bobo..
Setelah kurang lebih satu jam-an main-main ama ikan pastinya pada laper. Saya yang gak ikutan nyebur aja udah laper kok. Hehehe.. kalo itu mah udah gak diragukan lagi. Saya orangnya emang suka baper, bawaan laper :)
Makan Siang di Pulau Kepayang
Cieee.. yang lagi di Pulau Kepayang. Foto by: Yopie Franz
Restoran di Pulau Kelayang
Kami diajak ke Pulau Kepayang buat makan siang. Dari jauh aroma ikan bakar sudah memanggil-manggil. Bikin jadi tambah laper. Teman-teman yang tadi nyebur langsung nyerbu kamar mandi buat bilas. Ruang bilas dan kamar mandinya cukup banyak, jadi gak sampe ngantri panjang.
Sampe di meja makan, hidangan sudah menunggu. Para lelaki malah sudah mulai makan. Mumpung hidangan sudah tersaji, dan temen-temen lain belum datang, saya bisa puas moto-motoin makanannya, hehehe.. tetep kudu difoto dulu sebelum dimakan ya :)
Ngeliatnya aja udah bikin ngiler...
Siang itu menunya banyak banget. Ada kepiting, ikan bakar, sotong goreng tepung, udang bakar, tumis kangkung, dan yang gak ketinggalan adalah gangan. Semua makanannya enak. Saya paling suka gangan-nya. Rasanya seger banget. Pokoknya selama di Belitung, saya puas makan gangan.
Tragedi Kamera di Pulau Kepayang
Habis makan, mas Hari ngajakin trekking. Karena penasaran ama tempat yang dituju, saya ikut juga. Trekking-nya gak jauh, cuma sekitar 500 meter aja. Kita cuma trekking ke sisi lain Pulau Kepayang. Di mana di sana ada Kepayang Eco Resort, restoran, juga penangkaran penyu.
Yuk trekking...
Lala dan Arie lagi trekking
Restoran di sisi pulau yang lain
Dan ternyata pemandangan di sebelah sini gak kalah cakep. Batu-batu granit besarnya bertebaran di sepanjang pantainya. Si Lala langsung hepi. Berdua Thifa mereka asik lari-larian di pantai. Saking asiknya lari-larian dan main air, sampe akhirnya Lala kecebur juga. Kayaknya sih ini cuma akal-akalan si bocah kriwil, coz dari awal sampe sini kan dia emang pengen nyebur, hahaha...
Batu-batu besar itu menggoda...
Lala langsung hepi lari-larian
Mumpung Lala lagi asik main pasir ama Thifa, Lestari, dan mbak Melisa, saya pun melipir ke batu-batu besar. Mau ngapain lagi kalo gak buat foto-foto. Di tempat yang view-nya ajib begitu bikin saya, Arie, mbak Ning dan Cepi jadi betah. Tempatnya emang fotogenic. Difoto dari sisi manapun tetep keliatan cakep.
Arie langsung ambil posisi
Foto ama mbak Ning
Dikelilingi batu-batu besar
Tempatnya emang fotogenic
"Mbak Dee coba berdiri di situ deh.. Cakep nih difoto" Cepi yang lagi megang kamera mbak Ning asik memotret saya. Duh Cepi, tau aja kalo saya emang cakep. *grin
"Blub..blub.."
"Kayak ada yang kentut" Cepi nyeletuk sambil masih asik memotret.
"Blub.. blub.."
"HUAAAAA!" Saya, mbak Ning, dan Arie kompak teriak begitu melihat ternyata suara blub blub itu berasal dari kamera Cepi yang terendam air laut. Cepi yang baru tersadar buru-buru mengangkat kameranya. Basah. Rupanya Cepi gak nyadar kalo kamera yang dipegang itu kameranya mbak Ning, dan kameranya sendiri tergantung di leher. Jadi pas Cepi motret dengan posisi agak rendah, otomatis kamera yang tergantung di leher itu masuk ke air.
Duh! Saya langsung nyesek rasanya. Gak kebayang itu foto-foto yang tersimpan di kamera Cepi. Entah terselamatkan atau harus hilang. Belum lagi kameranya.
Di tas mbak Ning ada blower, buru-buru mereka melakukan P3K, Pertolongan Pertama Pada Kamera. Berusaha menyelamatkan sebisa mungkin.
"Bunda! Bunda tak tinggal looo..." suara cempreng si bocah kriwil mengagetkan kami yang tengah fokus pada kamera Cepi. Kata mas Hari, sudah waktunya kita pergi karena masih ada satu lokasi lagi yang harus kita kunjungi hari itu.
Saya dan Arie bersama teman-teman lain balik duluan, sementara mbak Ning dan Cepi masih berusaha untuk ngasih pertolongan pertama pada si kamera. Duh Cep, moga dapet ganti yang lebih baik ya...
Foto ini diambil sebelum si kamera jadi korban.
Menikmati Senja di Tanjung Tinggi
Tujuan terakhir hari itu adalah Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang jadi ikonnya film Laskar Pelangi. Untuk menuju ke Pulau Tanjung Tinggi kami tidak naik perahu lagi, tapi naik bus. Jadi kami langsung diantar ke Pantai Tanjung Kelayang, tempat bus kami tadi diparkir.
Cuma perlu waktu sekitar 15 menit dari Pantai Tanjung Kelayang untuk sampai di Pantai Tanjung Tinggi. Di sini ada sebuah monumen sebagai pengingat, bahwa pantai ini adalah lokasi syuting film Laskar Pelangi pada tahun 2008 yang lalu. Kami pun bikin foto keluarga di monumen ini.
Foto keluarga di Tanjung Tinggi. Courtesy of Katerina
Pantai Tanjung Tinggi ini berada 37 km dari Kota Tanjungpandan, dan sekitar 100 km dari Gantong. Perlu waktu sekitar 2 jam naik mobil. Kalau naik sepeda, saya gak tau bakal berapa lama. Padahal di film Laskar Pelangi, bu Muslimah dan Ikal cs naik sepeda sepulang sekolah untuk menikmati pelangi di pantai ini ya... :)
Kami langsung asik foto-foto di antara batu-batu besar. Oiya, satu hal yang perlu diingat kalau mau punya foto yang bagus di sini, saya sarankan jangan pakai baju warna abu-abu. Ntar jadinya kayak Lestari, yang kata mbak Dedew mirip ama bunglon lagi nyamar, hahahaha...
Catet! Jangan pake baju warna abu-abu yaa... lol
Ini batu gede banget ya... Foto by: Katerina
Mbak Ning dan modelnya :D
Cieee. . yang mesra di atas batu
Setelah puas foto-foto, kami pun naik ke atas batu besar untuk menunggu sampai matahari hari itu tenggelam di ufuk barat. Jelas ini bukanlah sunset terindah yang pernah saya lihat. Tapi yang pasti, cerita dan kebersamaan sepanjang hari itu akan jadi kenangan manis buat saya. Senja di Tanjung Tinggi itu jadi penutup yang sempurna acara island hopping kami hari itu.
Menunggu matahari tenggelam
Sunset di Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi. In frame tangannya mas Yopie :D
65 komentar
Wow, keren banget ya...!
ReplyDeleteIya bang Uma... Belitung emang keren!
DeletePas bagian cerita tragedi kamera, langsung berasa nyesek, ditambah liat foto Cepi sedang motret, makin tambah nyesek :(
ReplyDeleteTapi salut sama Cepi, sabar banget ya pas kejadian...Moga dapat ganti yang lebih bagus. Aamiin
Iya mbak.. Cepi woles aja, kita yang ngeliat rasanya nyesek banget.. Aamiin.. moga dapet ganti yang lebih baik :)
DeleteCeritanya bikin aku senyum-senyum mbak. Terbayang kembali suasana saat kita di sana. Seru, lucu, asyik, semua terasa... Bikin kangen T_T
ReplyDeleteIya mbak... aku nulis ini juga sambil senyum-senyum, apalagi pas ngeliat foto-fotonya. Kangeeen...
DeleteMantabbb....
ReplyDeleteMakasih Bagir :)
DeleteAku udah kangen berendamlah. Kalo kata Iqbal, basahi insang. Wwwkk wkkk.
ReplyDeleteYuk abis lebaran :)
DeleteEntah berendam di mana :D
Aku tadinya mau cerita juga tentang blub blub, tapi ga liat langsung. Kebayang suasana hati saat itu 🙁
ReplyDeleteSenang aku nongol dominan meski cuma tangan dan hp di foto terakhir 😂
Nulis ini jadi inget lagi, duh!
DeleteHehehe.. banyak foto jepretan mas Yopie di postingan ini. Makasih ya mas :)
Mbaa Dee sepertinya trekking kmrn asik yaa sayang aku ga ikutan, dan ikut sediiih baca cerita ttg kamera mas Cepi. Moga segera dapet gantinya yaa
ReplyDeleteIya mbak Rahmi... ternyata trekkingnya deket aja. Anak-anak pada seneng tuuh.. Pantainya cakep!
DeleteAamiin.. moga Cepi segera dapet ganti kamera yg lebih baik...
Fotonya kece kece sangat. Itu lala waktu naik kapal, mikir apa nak ?
ReplyDeleteDuh duh duh, Moga moga kameranya nggak papa.... blup blup blup
Itu bocah yang dipikirin pokoknya cuma nyebur dan nyebur aja... :D
Deletewidihhhhhhhhhh....kece kece kalilah photonya mbaaaa.....duh mupeng banget kesana,
ReplyDeleteRame-rame ke Belitung seru Sad.... :)
DeleteWow pantai-pantainya cakep banget, biru bersih pulaa.
ReplyDeleteJadi pengin kesana...
Iya mbak... ini salah satu yang saya suka, pantai-pantai di Belitung bersih... nyenengin lah pokoknya :)
DeleteYa ampunnnn ... langsung ngiler ... harus ke sono
ReplyDeleteDuh.. jangan ngiler atih kang :)
DeleteDuh.. jangan ngiler atih kang :)
DeleteAniaya aku dunk dian. Biar aku berdoa bs ke belitung. Khan doa org teraniaya cepat terkabul...
ReplyDeleteGak berani ah... takut kualat menganiaya orang yang lebih tua :D
DeleteGak berani ah... takut kualat menganiaya orang yang lebih tua :D
DeleteAniaya aku dunk dian... Ntar aku berdoa biar bs ke belitung... Doa org yg teraniaya khan cepat terkabul hehehe
ReplyDeleteTakut kualaaaat... :D
DeleteWaaahh meriah sekali yaaa, semua warnanya cerah. Harus ni bisa sampai belitung. Semoga alamnya masih tetap dijaga yaaaa..
ReplyDeleteAamiin.. Semoga ya manda.. Aku aja masih pengen balik lagi kok ke sana :)
DeleteCakep foto-fotonya euy. Duh pas dapat cuaca yang mendukung banget ya.
ReplyDeleteIya teh... pas banget cuacanya cerah. Sempat hujan sih sebentar, tapi untung abis itu langsung cerah lagi...
Deletekalo air laut langsung bhay itu kamera *pengalaman pribadi
ReplyDeleteIya... air laut :(
DeleteBatu2 dan pantainya belitung yg bikin pengen banget kesini, btw waktu itu jalan sama blogger2 yaa saya ngeliat kyk ada qoiq :D
ReplyDeleteIya bener De... ama temen-temen blogger juga perginya, salah satunya ya si Arie Goiq :)
DeleteDee bebatuan yang besar itu kok bisa dua warna, abu-abu dan coklat itu kenapa?
ReplyDeleteDuh kasihan Mas Cepi, moga dapat yg lebih baik aamiin.
Hihihi... aku bukan ahli bebatuan Wan... Tapi emang batu-batunya warnanya seperti itu.
DeleteAamiin... moga Cepi dapet ganti yang lebih baik :)
gitulah cerita indah ya saat kebersamaan, selain senang2 ada juga cerita sedihnya, camera nya nyemplung...kalo aku mah bisa langsug hilang mood tuh...btw luar biasa wisata dibelitung...pantas aja pada pengen kesana..
ReplyDeleteIya mbak Sarah... salut sama Cepi, setelah kejadian itu dia tetep asik, tetep woles.. ilmu ikhlasnya tingkatnya tinggi tuh :)
DeleteBelitung tuh paket komplit mbak, alamnya keren, kulinernya enak, masyarakatnya juga ramah. Aku masih pengen balik lagi ke Belitung...
Wuahhh belitung!!!
ReplyDeletegak sabar nunggu bulan desember nih jadinya..
Waaaah.. bulan Desember mau ke Belitung yaaa... :)
Deletebeuhhh.. keren yaaaa langsung ke beberapa pulau gitu.
ReplyDeleteIya Wen.. dari pagi sampe sore keliling pulau. Hepi banget... :)
Deletehiks.. enaknya island hoping.. mudah2an kami juga bisa tahun ini ke pulau banyak. amin amin..oh ya kak.. perihal lifejacket tahun lalu kejadian di sabang kak.
ReplyDeletesebuah boat terbalik karena oleng sebelah, dan rata2 dewasa dan tidak pake lifejacket.. baru berlayar 10 menit.. kapal boat terbalik.. dan celakanya, ada yang meninggal satu orang.. sejak saat itu, penyeberangan pulau sabang ke pulau rubiah yang hanya 10 menit itu tetap harus pake lifejacket
Iya Yud.. life jacket itu kan emang standard keselamatan, jadi harusnya emang begitu.. meski cuma dekat aja, harus dipakai. Cuma sayangnya kadang banyak kapal yang gak nyediain life jacket ya.. hehehe..
DeleteFoto-fotonya keren banget Mbak Dee! Mantap... Jadi pengen kesana deh.. Ga nyangka Belitong se-instagramable seperti ituh...
ReplyDeleteBelitung keceh banget! Kulinernya juga juarak!
DeleteFoto mesraan di atas batunya nggak asyik banget :p
ReplyDeleteDan itu kamera haaaaaaaa >.< kameraku juga setelah dipakai 3 tahun lebih (sepertinya) sekarat :'( sponsooor mana sponsor kamera jajajaja. Kalo ke sana lagi aku mau coba snorkeling di lengkuas.
Hahaha.. dan itu bukan satu-satunya yang bermesraan disitu, Yan :D Kebayang donk gimana perasaan para jones.. hahahaha...
DeleteCantiknya pantai, laut dan batu granit itu.
ReplyDeleteSetelah capek keliling disuguhi kelapa muda dan makanan enak nan segar, betapa nikmatnya.
Iya.. paket komplit deh pokoknya.. :)
DeleteSerunya bisa ke Belitung bareng keluarga :)
ReplyDeleteSeru bangeeet... tapi itu saya perginya sama temen-temen, bukan sama keluarga :) Tapi rasanya emang udah kayak keluarga siiih...
Deleteasyikkk, suka kalau ke pantai moto sunsetnya. bdw kalau jalan2 begini, bayar berapa mbak?
ReplyDeleteItu paketnya 3D2M 1,5juta, San... Belum termasuk tiket pesawat PP ke Belitung...
DeleteBelitung emang paling asik kalau buat santai-santai.
ReplyDeleteBangeeeet... Suasananya nyenengin ya :)
Deletebelitong, jadi laskar pelangi nih kalo mampir kesana. hihihihi
ReplyDeleteIya.. sambil nyanyi-nyanyi juga ya :D
DeletePengen balik lagiiii
ReplyDeleteSama mbak. Aku jugaaaaa :)
DeleteSubhanallah...indah banget tempatnya, laut sama langitnya bener-bener biru, i like it. Semoga bisa kesana, terima kasih infonya.
ReplyDeleteSelamat berkarya kawan & sukses selalu dimanapun kita berada :)
Kalau inget gimana nempelnya Lala jadi kangen deeeh. Bocah kriwiiiillll. Semoga bisa berjumpa dan ngetrip bareng lagi yaa :)
ReplyDeleteSunsetnyaaaaaaa, cakeeeeppp. Pulau Lengkuas dari lt 18, cakeeeeeeeep. Lalaaaaa, onty kangeeennnn. ^_^
ReplyDelete