Bamboo Rafting Penuh Kejutan di Sungai Way Besay
Wednesday, June 28, 2017"Sur, terbalik kita! Terbalik kita, Sur!" Samgar berteriak panik. Gurat wajahnya menyiratkan ketegangan. Perahu terseret arus, hilang kendali dan akhirnya menabrak batu. Surya melompat ke sungai. Berusaha sekuat tenaga menahan perahu agar tak semakin terseret arus. Samgar pun melompat ke air. Air sungai hanya setinggi dadanya. Tapi arusnya deras. Surya dan Samgar kalah kuat. Perahu terseret arus. Kami semua panik.
***
Mencicipi Bamboo Rafting di Way Kanan
Saya menyambut gembira sewaktu bang Rinto Macho menawari saya untuk mencoba bamboo rafting di Sungai Way Besay. Sungguh merupakan suatu tawaran yang pantang untuk ditolak. Saya jadi ingat. Setahun lalu, waktu kami menikmati sore di tepian Sungai Way Besay, Indra mengusulkan pada bang Rinto dan teman-teman dari Dispar Way Kanan untuk memanfaatkan Sungai Way Besay ini sebagai lokasi untuk bamboo rafting. Setahun kemudian, usulan tersebut diwujudkan.
Di sini Indra mencetuskan ide tentang bamboo rafting, setahun lalu... Dok. pribadi
Pada peringatan hari jadi Kabupaten Way Kanan yang ke-18 bulan April lalu, bamboo rafting resmi di-launching sebagai salah satu wisata andalan Way Kanan. Bupati Way Kanan, bapak Raden Adipati Surya ikut mencoba naik bamboo rafting pada hari pertama, Sabtu 22 April 2017.
Bukan cuma pak bupati aja loh yang ikut nyobain. Di hari pertama itu ada juga rombongan kepala kampung (kakam) Kecamatan Baradatu, Blambangan Umpu, Tiuh Balak, Banjar Negara, juga seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), KNPI, KPU. Sementara di hari kedua, bamboo rafting diikuti oleh tim MTMA Jakarta, mahasiswa pecinta alam dari beberapa universitas di Indonesia, antara lain Malang, Palembang, Jambi, dan Bandar Lampung.
Spanduk di Banjar Masin. Dok. pribadi
Gak Kebagian Rakit Bambu, Akhirnya Kami Naik...
Saya dan teman-teman blogger dapat kesempatan untuk mencoba bamboo rafting di hari pertama. Kami excited banget. Karena itu artinya kami bakal seru-seruan bareng pak bupati. Tapi sayang, kami terlambat tiba di lokasi. Rombongan bapak bupati, juga peserta lainnya sudah mulai pengarungan sewaktu kami tiba di garis start. 42 buah rakit bambu yang disiapkan panitia habis terpakai. Rupanya masyarakat begitu antusias ingin mencoba petualangan baru ini.
Rakit terakhir yang saya lihat di garis start Banjar Masin. Dok. pribadi
Sempat terselip sedikit kecewa sewaktu saya melihat rakit terakhir bergerak meninggalkan titik start di Banjar Masin. Mungkin karena tak tega melihat ekspresi sedih di wajah kami, bang Rinto mengusahakan berbagai cara agar kami tetap bisa 'turun ke sungai'. Usahanya membuahkan hasil. Kami bisa 'turun' menyusuri Sungai Way Besay. Bukan naik rakit bambu, tapi naik perahu milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Wkwkwk.. berasa jadi tim SAR kalo kayak gini.
Kami akhirnya naik perahu ini. Dok. Katerina
Perahu BNPB itu kapasitas maksimalnya 6 orang. Dan saat itu cuma ada 1 perahu. Itu artinya tidak semua rombongan kami bisa ikut menyusuri sungai. Mbak Annie, mbak Sari, dan Oqta memilih menunggu di garis finish. Jadi hanya saya, mbak Rien, dan Ika yang naik perahu ditemani 2 orang pemandu dari K@WAN (Komunitas Wisata Way Kanan) yaitu Surya dan Samgar, serta 1 orang bapak yang saya gak tau namanya. Hehehe hapunten pisan ya pak..
Seharusnya, semua peserta bamboo rafting wajib menggunakan pelampung, tanpa terkecuali. Tapi seperti juga rakit bambu, life jacket yang disediakan panitia pun ludes terpakai. Hanya tersisa 2 buah life jacket yang akhirnya dipakai Ika dan bapak yang sekali lagi, maaf saya gak tau namanya.
Jujur aja, sebenernya saya deg-degan banget ikut turun ke sungai tanpa life jacket. Bulan kenapa-kenapa, saya gak bisa berenang! Tapi kalau gak ikut, rasanya kok juga sayang banget. Udah kepalang tanggung. Bismillah aja. Semoga semua baik-baik saja.
Foto bareng Desva, panitia bamboo rafting dari K@WAN sebelum berangkat. Dok. Rinto Macho
Kejutan demi Kejutan di Sungai Way Besay
Awalnya perjalanan kami mulus-mulus saja. Perahu bergerak tenang mengikuti irama aliran Sungai Way Besay, membuat kami terbuai. Sesekali perahu keluar jalur, lewat di bawah batang-batang pohon yang menjuntai ke sungai. Tawa riang, senda gurau, dan teriakan mewarnai perjalanan kami. Sampai ketika akhirnya perahu kami terbawa arus.
Awalnya tenang seperti ini. Dok. pribadi
Masih bisa senyum lebar di awal perjalanan. Dok. Katerina
"Sur, terbalik kita! Terbalik kita, Sur!" Samgar berteriak panik. Gurat wajahnya menyiratkan ketegangan. Perahu terseret arus, hilang kendali dan akhirnya menabrak batu. Surya melompat ke sungai. Berusaha sekuat tenaga menahan perahu agar tak semakin terseret arus. Samgar pun melompat ke air. Air sungai hanya setinggi dadanya. Tapi arusnya deras. Surya dan Samgar kalah kuat. Perahu terseret arus.
Kami semua panik. Surya dan Samgar berenang mengejar perahu. Setelah berhasil memegang badan perahu, keduanya pun melompat naik. Laju perahu mulai bisa dikendalikan. Namun ternyata ada masalah baru. Air sungai masuk ke dalam perahu hingga mencapai setengahnya.
Kami panik lagi. Berusaha mengeluarkan air dari dalam perahu sebisanya. Tak ada ember yang bisa digunakan untuk menguras air sungai yang terlanjur masuk ke dalam perahu. Hanya ada 1 buah gelas air mineral dan sepasang sandal. Ketiga benda itulah yang akhirnya kami pakai untuk menguras air yang semakin lama semakin memenuhi perahu.
Banyak batang pohon yang menjuntai ke sungai. Dok. Katerina
Way Besay rupanya ingin kami pulang dengan membawa banyak cerita tentangnya. Sebelumnya kepala saya benjol karena terbentur batang kayu sewaktu perahu 'memilih' lewat di bawah batang-batang pohon yang menjorok ke sungai. Bukan cuma saya. Samgar pun ternyata jadi korban. Batang kayu itu mengincar tulang pipinya. Hingga meninggalkan bekas memar dan bengkak. Sakit? Pasti. Tapi rupanya Way Besay belum merasa cukup memberi kejutan.
Ketika kami merasa usaha mengeluarkan air dari dalam perahu hanya sia-sia, terlihatlah di depan kami sebuah 'daratan'. Errr sebenarnya itu hanya bagian sungai yang sedang surut, sehingga batu-batu di permukaannya terlihat jelas. Kami pun memutuskan menepi untuk membuang air sungai yang masuk ke dalam perahu.
Ketemu 'daratan' Dok. Katerina
Alhamdulillah. Masalah air selesai. Kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Harus saya akui bahwa perjalanan menyusuri Sungai Way Besay ini ternyata jauh lebih 'seru' dari yang saya bayangkan sebelumnya. Kami hanya 2 jam menyusuri Way Besay, tapi kejutan demi kejutan tak berhenti datang. Kejutan-kejutan yang alhamdulillah, masih lekat di ingatan hingga saat ini. Dan pastinya sampai nanti.
Akhirnya sampai di garis finish. Dok. Katerina
Saya gak akan mungkin melupakan teriakan-teriakan Samgar, wajah tegang Surya, juga wajah-wajah panik kami semua. Begitu sampai di garis finish, rasanya saya pengen meluk Surya dan Samgar sebagai ucapan terima kasih karena telah mati-matian menjaga kami sepanjang perjalanan. Tapi saya ingat, kami bukan muhrim, hahaha.. Jadi gak akan ada adegan peluk-pelukan ala Teletubbies. Cukup saya pelukan ama mbak Rien dan Ika aja. Pengalaman menyusuri Sungai Way Besay ini menambah satu lagi alasan saya untuk jatuh cinta pada Way Kanan. Terima kasih, Way Kanan...
Baca juga tulisan saya Warna-Warni Perjalanan Way Kanan
Sampai di garis finish udah pada bisa gaya... Dok. Katerina
Tertarik Mencoba Bamboo Rafting di Sungai Way Besay?
Kalau kamu tertarik mencoba bamboo rafting di Sungai Way Besay, kamu harus menyiapkan fisik dan mental. Soalnya permainan ini merupakan wisata petualangan yang memacu adrenalin. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan kalau ingin mencoba bamboo rafting di Sungai Way Besay, yaitu:
- Main air di sungai pastinya akan basah. Jadi sebaiknya pakai baju yang nyaman dan berbahan quick dry.
- Jangan lupa pakai sunblock, kacamata, juga topi. Panas euy!
- Kalau bawa HP atau kamera, sebaiknya simpan dalam dry bag. Kalau pengen foto-foto untuk dokumentasi, pastikan HP atau kamera sudah terlindungi waterproof case.
- Bawa cemilan dan air mineral secukupnya.
- Jangan lupa berdoa, setelah itu percayakan saja perjalanan pada pemandu. Insya Allah para pemandu dari K@WAN akan menjaga kamu dengan sebaik-baiknya dan mengantar kamu ke titik finish dengan selamat.
- Nikmati perjalanan. Teriak aja kalo pengen teriak. Gak usah jaim, huehehehe.. Percaya deh, teriak-teriak di sungai begini bisa bikin perasaan jadi plong.
- Jangan buang sampah sembarangan. Ingat! Sungai Way Besay bukan tempat sampah!
Errr.. apa lagi ya? Kayaknya itu aja deh hal-hal penting yang harus kamu perhatikan kalau mau mencoba bamboo rafting di Sungai Way Besay.
Baca juga tulisan saya Rafting di Sungai Pekalen, Probolinggo
Baca juga tulisan saya Rafting di Sungai Pekalen, Probolinggo
Pesona Mudik Lebaran di Way Kanan
Buat kamu yang lebaran ini mudik ke Lampung, sekalian aja cobain sensasi menyusuri Sungai Way Besay menggunakan rakit bambu. Ada promo Pesona Mudik Lebaran nih. Harganya Rp 450.000 untuk 3 orang. Sudah termasuk rakit, guide, life jacket, snack, air mineral dan spot foto.
Untuk lebih jelasnya, silakan hubungi Komunitas Wisata Way Kanan. Atau nomor telepon yang tertera pada poster di bawah ini:
Kuy lah! Cobain sendiri sensasi bamboo rafting di Sungai Way Besay. Percaya deh, akan banyak kejutan dan hal-hal di luar kuasa kita yang akan kamu alami. Persiapkan diri sebaik-baiknya. Karena bahayanya cuma satu: KETAGIHAN! I've warned you about this. Hahaha...
Yuk ke Way Kanan! Buktikan sendiri kalau #WayKananAsyik
Life is like a river. The way of life is to flow with the current. To turns against it takes effort, but the current will carry you if you let it - anonymous
38 komentar
Keren, semoga Waykanan makin maju.
ReplyDeleteSayang ga mudik ke Lampung tahun ini mbak Dian.
Mupeng mau nyobain bamboo rafting juga.
Hihihi sama mbak. Tahun ini judulnya kita mudik ke Kepri aja ya 😁😁 Next kalo mbak Nisa mudik ke Lampung kudu nyobain bamboo rafting nih.. Seru dan bikin nagih :)
DeleteWah asyik banget Mbak main Bambo Rafting di Way Kanan.. Debit sungai yg deras bikin deg deg kan ya Mbak main Bambo Rafting..
ReplyDeleteIya, Jrin.. Seru banget. Bikin deg-degan sekaligus bikin nagih.. 😄
Deleteaku belum pernah nyobain rafting mbak.. :(
ReplyDeleteCobain yang di Lampung, Ded... Lebih deket kan dari Palembang..
Deletewiii... serunya!
ReplyDeleteIya mbak, seru banget.. dan bikin nagih :D
Deletekalau lihat sekilas lokasinya mirip sama loksado di kandangan ya, mbak. saya pernah sekali bamboo rafting di loksado dan hampir kebalik juga rakitnya. agak ngeri-ngeri gimana gitu
ReplyDeleteIya, Yana.. Temenku yang ngusulin tentang bamboo rafting ini emang terinspirasi ama Loksado.. Dan aku masih penasaran nyobain naik rakit bambu, soalnya yang kemaren kan naik perahu BNPB hehehe
DeleteSeru bangeeet. Pingin ngerasain lagi. Kalo ke sana aku mau nyebur dan basah2an kayak Samgar hijo
ReplyDeleteKalo balik lagi aku pengen ngerasain naik rakit bambu, mbak.. Bukan perahu kayak kita kemaren. Meski ngelewatin sungai yang sama tapi sensasinya pasti beda ya.. Duh! Jadi kangen Way Kanan...
DeleteWalaaah mb serunyaaaaa
ReplyDeletePengen banget rafting kyk gitu
Seru dan bikin deg-degan, mbak Indri... 😊
DeleteWaaaa, kebayang teriakan-teriakan maut selama rafting pakai bamboo, hehehe
ReplyDeleteTeriakan-teriakannya ada terekam di youtube-nya mbak Rien 😄😄
DeleteHuaaahhh, ikutan deg-degan ini bacanya. Berasa ikutan diombang-ambing arus. Hehe
ReplyDeleteGak kebayang kalo ikut rafting beneran pake rakit bambunya, mungkin saya mau milih pake perahu karet aja dulu buat percobaan, hihi
Hihihi.. Saya pun nulis ini jadi kebayang lagi serunya 😄😄
DeleteTapi kalo menurut guide yang nemenin kami sih, kalo naik rakit cenderung lebih tenang daripada naik perahu kayak kami kemaren...
Aku lom pernah nyobain rafting, sanggup ga ya? Aku ini penakuut
ReplyDeleteCobain sekali-sekali, mbak.. Seru!
Deletewah seru banget ya mbak...sayang aku gak begitu berani kalo di suruh rafting hehehe
ReplyDeleteSeru mbak.. Kalo di Jawa Timur banyak pilihan tempat rafting. Paling asik sih di Pekalen.
DeleteBelum pernah nyobain rafting nih, belum sempat dan belum rejeki padahal udah kepengen banget. Btw banyak banget ya tempat wisata di Way Kanan yang bisa di-explore.
ReplyDeleteSeru dan bikin nagih, teh..
DeleteTeh Lina kudu ke Way Kanan. Banyak wisata petualangan di sana.
Wuidih seru banget ya mbak.. Eh tapi untunglah mba Dian jadinya naik sekoci. hahaha.. jd lebih aman.
ReplyDeleteKalo kata guidenya justru lebih aman naik rakit bambu, Chay...
Deletehem. sepertinya seru banget mbak, kalau baca dari cerita mbak sih, pengen cobain haha..
ReplyDeletesaya sudah cobain beberapa kali rafting emang seru dan gak bikin bosan :). apalagi bamboo rafting ya.. hem semoga ada kesempatan untuk mencobanya
Iya, San.. Dulu waktu masih di Surabaya hampir tiap minggu rafting di Pekalen. Gak bosan-bosan..
Deletekeren juga ya refting pakai bambu.. jadi pengen nyoba nehh..
ReplyDeleteSeru banget.. Saya pengen nyobain lagi
DeletePengen nyobain mbak.
ReplyDeleteBagus juga idenya bikin "gethek" naik kelas hihihi.
Tapi emang bambu tu kan tradisional banget jd pasti kalau nyobain rafting pakai bambu itu ada kesenangan tersendiri ketimbang pakai kapal yg konvensional :D
TFS
Iya bener, Pril.. Lebih seru karena rasanya lebih nyatu dengan alam ya..
Deletewahh keren banget tulisannya mba, aku suka bacanya. tapi kok perahu karet bisa kemasukan air yaa? dan kenapa bisa terbawa arus? bukannya dia punya motor penggerak dibelakangnya?
ReplyDeletemampir juga ke artikel baru aku ya mba : Kuliner di Bandung
Airnya masuk dari bagian belakang perahu waktu Surya & Samgar naik. Di beberapa bagian, sungainya dangkal dan banyak batunya. Jadi mesin perahu dimatiin, dan lebih banyak mendayung atau dibiarin terbawa arus.
DeleteSeru banget bisa rafting. Sy udah lama pengen coba tapi blm keturutan sampai skrang
ReplyDeleteCoba mbak.. Cuman awas ketagihan 😊
DeleteWay Kanan ini menarik yaa. Dulu pernah dijapri orang, lupa namanya, diajak ngembangin desa wisata di sana. :D
ReplyDeleteIya. Punya banyak potensi wisata yang menarik.. Pemuda2nya pun aktif banget memajukan pariwisata di sana. Salut!
Delete