Matahari muncul dari balik bukit. Perlahan menyingkap kabut yang melingkupi bebukitan. Saya berjalan menikmati suasana pantai yang masih sunyi. Membiarkan kaki-kaki saya terbenam dalam butiran-butiran pasirnya yang seperti merica. Butiran pasir serupa merica ini merupakan keunikan yang menjadi salah satu daya tarik pantai ini.
What first come to mind when hearing the name of Bintan? Some people will probably answer bauxite. It is true. Bintan Island is one of the bauxite producing regions in Indonesia. Geographically, Bintans position is strategic because it is close to Singapore and Malaysia. All three are designated as golden triangle which is the center of economic development in ASEAN.
Saya selalu excited kalau diajak berkunjung ke sebuah desa adat. Karena pasti akan banyak cerita yang bisa saya dapat dan bisa jadi bahan tulisan di blog maupun dikirim ke media. Seperti yang satu ini. Dalam perjalanan ke Lombok bersama rombongan TW Gathering 2015 kami diajak singgah di Desa Beleq. Sebuah desa yang menjadi cikal bakal lahirnya Sembalun.
Tulisan tentang keelokan Pantai Tikora yang dimuat di rubrik CIPO harian Surya edisi tanggal 26 Desember ini sepertinya menjadi penutup tulisan saya yang dimuat media di tahun 2015. Alhamdulillah, sepanjang tahun 2015 ini tulisan saya cukup banyak yang tayang di media, total ada sekitar 29 tulisan. Mungkin bagi sebagian orang pencapaian ini biasa aja. Tapi buat saya, ini udah luar biasa banget.
Alhamdulillah, sepanjang tahun 2015 ini semangat menulis saya yang sempat turun gara-gara patah hati ama Multiply, pelan-pelan balik lagi. Malah bisa dibilang jauh lebih rajin daripada dulu. Ini semua berkat kompor-kompor manis dari sahabat-sahabat tercinta saya, seperti mbak Rien, mbak Zulfa, juga mbak Irawati Prillia, yang selalu 'mengompori' saya dengan tulisan-tulisannya yang tayang di berbagai media.
Semoga di tahun 2016 nanti, tulisan saya yang tayang di media juga bisa lebih banyak lagi. Aamiin..
tampilan view di CIPO :)
Mengawali Desember dengan satu berita yang membahagiakan. Kabar gembira itu datang dari Sriwijaya Air. Bukan! Saya bukannya dapet tiket pesawat gratis naik Sriwijaya Air kok, meski sebenernya dalem hati saya ngarep banget. Kabar gembiranya berupa sebaris email yang mengabarkan bahwa tulisan saya tentang Dusun Sade akan dimuat di Sriwijaya inflight magazine edisi Desember 2015. Alhamdulillah...
Dalam rangka menyambut ulang tahun SIOUX - Yayasan Ular Indonesia yang ke-12, maka diselenggarakan event Nuansa Ular. Dan tahun ini, Nuansa Ularnya digelar di 12 kota di Indonesia. Batam adalah kota ke-4 dalam roadshow 12 kota ini. Dan seperti event-event Nuansa Ular sebelumnya, kali ini pun misi yang diusung SIOUX masih tetap sama, yaitu ingin mengubah paradigma negatif masyarakat tentang ular. Alhamdulillah, event di Batam kemarin berlangsung fun dan meriah.
Dalam sebuah statusnya di Facebook, Wahyu Budi Argo menuliskan, Mereka yang memiliki tujuan mulia, akan selalu dipertemukan dalam sebuah ukhuwah. Dalam bingkai bernama persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan. Saya sependapat. Bagi saya, Kelas Inspirasi bukan lagi sebuah komunitas. Kelas Inspirasi adalah sahabat, saudara, dan keluarga bagi saya.
Kalau di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta ada anjungan-anjungan daerah yang menampilkan rumah adat, pakaian adat, dan beraneka kebudayaan dari setiap provinsi di Indonesia, di Batam ada Batam Miniature House yang berada di kawasan Golden City, Bengkong Laut. Sebuah taman berisikan puluhan miniatur rumah-rumah adat dari setiap provinsi di Indonesia.
Pulau Air Raja. Namanya boleh jadi tak tercantum dalam peta. Tapi ternyata, pulau kecil yang masuk dalam wilayah Kecamatan Galang ini menyimpan sebuah situs peninggalan sejarah, yaitu dua buah perigi yang diberi nama Perigi Air Raja. Kisah lengkap tentang perigi ini tertulis pada tembok di depan bangunan perigi. Memudahkan siapa pun yang berkunjung kesana untuk mengetahui kisah di balik perigi tua ini.
Berkunjung ke Minangkabau Village merupakan salah satu cara mempelajari sejarah dan budaya Minang dengan lebih menyenangkan. Bukan hanya mempelajari lewat benda-benda yang dipamerkan di dalam rumah gadang, tapi kita bisa merasakan sensasi sejenak menjadi urang awak dengan berdandan ala anak daro dan marapulai.
Masih belum bisa move on dari acara kopdar ama temen-temen blogger di Semarang niih.. Jadi ceritanya sekalian dibagi aja ke media. Kali ini ngomongin tentang kulinernya dulu, mie kopyok dan es pankuk. Kalo penasaran seperti apa sih mie kopyok dan es pankuk itu? Dateng aja langsung ke Semarang yaa.. atau silakan dibaca di sini deh... [KLIK]
Apa sih teh obeng itu? Teh obeng itu.. minuman paling ngehits di Kepri, hehehe... Tapi jangan pernah membayangkan minuman ini adalah sejenis teh yang dicampur obeng, atau disajikan dengan obeng sebagai pengaduknya. Teh obeng ini kalau di daerah lain lebih dikenal dengan nama es teh. Ya, es teh yang biasa kita nikmati itu kalau di Batam berganti nama menjadi teh obeng.
Rumah-rumah adat yang ada di sini dibuat persis seperti rumah adat sesungguhnya tapi dalam ukuran mini, setinggi kurang lebih 1,5 meter. Dibangun di atas hamparan rumput luas, dan setiap rumah adat dikelilingi pagar tanaman. Sehingga masing-masing rumah terlihat seolah memiliki taman dan halamannya sendiri. Sungguh asri dan menyegarkan mata.
Tidak salah kalau ada yang bilang, Lagoi itu kawasan wisatanya orang berduit. Lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk menambah kesan eksklusif bagi kawasan ini. Apalagi kalau melihat jajaran resort mewah yang bertebaran di sana. Ditambah lagi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan golf yang diakui sebagai yang terbaik di Asia Tenggara dan berbagai macam permainan water sport yang semuanya di charge dalam dollar. Wuih… kesan mewah itu akan semakin jelas terlihat.