Singgah di Rumah Limas Potong
Tuesday, May 28, 2013Sambil menikmati batagor yang yummi dan sop buah yang seger di Batagor Ihsan, tiba-tiba suami nyeletuk, " nongkrong di pantai yuukk.. ke Nongsa."
Gak pake mikir aku langsung meng-iya-kan. Lagian nanggung juga udah sampe sini :)
Gak pake mikir aku langsung meng-iya-kan. Lagian nanggung juga udah sampe sini :)
Pas ngelewatin daerah Kampung Melayu, aku ingat sebuah berita di surat kabar terbitan Batam beberapa waktu yang lalu tentang rumah adat melayu yang ada di sini. Rumah Limas Potong namanya. Kenapa gak sekalian aja? Masa sudah lebih dari 7 tahun tinggal di Batam tapi sekalipun belum pernah melihat wujud rumah adat melayu Kepri?
Setelah bertanya pada seorang bapak yang kebetulan berpapasan dengan kami, ternyata lokasi rumah limas potong sudah tak jauh lagi. Dan benar saja, tak lama kemudian sampailah kami di tujuan.
Sebuah rumah panggung berwarna coklat muda berdiri dengan manis di hadapan kami. Ya, aku bilang manis, karena memang paduan warna pada rumah limas potong ini betul-betul apik. Warna coklat muda pada bilah-bilah papan di dindingnya, berpadu dengan warna putih dan kuning terang pada kusen-kusen jendela dan pintunya. Sementara atapnya berwarna merah, sehingga membuatnya terlihat mencolok di antara hijau pepohonan kelapa yang memagarinya. Manis banget...
Tampak samping |
Melihat pintu gerbang yang tidak terkuci, aku dan suami langsung nyelonong masuk. Senyuman ramah dari dua orang bapak yang sedang menikmati makan siang di bawah rumah menyambut kami. Mereka adalah pekerja taman yang sedang beristirahat. Beliau mempersilakan kami untuk melihat-lihat. Tapi sayang, karena pintu rumah terkunci, kami tidak bisa melihat-lihat bagian dalam rumah. Jadi ya aku harus cukup puas dengan hanya melihat bagian luarnya aja.
Rumah adat Limas Potong ini terlihat rapi, bersih, dan terawat. Rumput-rumput di halamannya pun rapi teratur seperti baru saja dipangkas. Hal ini melenceng jauh dari apa yang sebelumnya sempat mampir di benakku. Ya, aku membayangkan rumah adat melayu ini sebagai rumah kosong yang kotor, terlihat tua, dan tidak terawat. Tapi ternyata aku salah. Meski umurnya sudah lebih dari setengah abad, Rumah Limas Potong ini tidak terlihat tua.
Rumah adat melayu ini dibangun pada tahun 1959, tepatnya bulan November, seperti yang tertera pada tulisan di atas pintu masuknya. Rumah limas potong ini adalah milik keluarga H. M. Sain, yang akhirnya diresmikan sebagai situs budaya melayu oleh Pemko Batam pada 10 November 2011 yang lalu.
Rumah adat Limas Potong ini terlihat rapi, bersih, dan terawat. Rumput-rumput di halamannya pun rapi teratur seperti baru saja dipangkas. Hal ini melenceng jauh dari apa yang sebelumnya sempat mampir di benakku. Ya, aku membayangkan rumah adat melayu ini sebagai rumah kosong yang kotor, terlihat tua, dan tidak terawat. Tapi ternyata aku salah. Meski umurnya sudah lebih dari setengah abad, Rumah Limas Potong ini tidak terlihat tua.
Rumah adat melayu ini dibangun pada tahun 1959, tepatnya bulan November, seperti yang tertera pada tulisan di atas pintu masuknya. Rumah limas potong ini adalah milik keluarga H. M. Sain, yang akhirnya diresmikan sebagai situs budaya melayu oleh Pemko Batam pada 10 November 2011 yang lalu.
Pintunya terkuci |
Kalau lagi main di daerah Nongsa, coba deh mampir ke rumah adat melayu ini. Lokasinya gak jauh kok dari Pantai Melayu, Batu Besar. Ancer-ancernya cari aja monumen berbentuk perahu layar berwarna hijau-kuning di Kampung Melayu. Dari sini, ambil jalan yang kanan, pertigaan pertama belok kiri. Rumah limas potong berada persis di belakang mushola Al Ikhlas.
Monumen perahu layar di Kampung Melayu |
Mushola di depan Rumah Limas Potong |
7 komentar
Nak Dian, assalamu'alaikum. Ini letaknya di daerah yang akan menuju ke Turi Beach Hotel bukan ya? Duh jadi kangen sama Kepri yang masih ndesa dan bersih dibandingkan di kampung kelahiran saya di Jawa yang padat ini.
ReplyDeleteBTW iya tuh kalau nggak nampang nggak afdhal hehehehe.....
wa 'alaikum salam bunda Julie...
Deleteiya bunda, ini dekat kalau mau ke Turi Beach, hanya beda arah waktu di simpang Batu Besarnya... Bunda pernah nginap di Turti Beach ya? Kapan ke Batam lagi bunda?
hehehe.. iya, no picture hoax :D
baru tau mbak di Nongsa ada rumah itu,
ReplyDeleteaduh makin gagal jadi anak batam hihi
kalo aku taunya udah lama, tapi ngeliat langsungnya ya baru kemarin itu.. jauh euy dari tanjung uncang :D
ReplyDeleteIya dulu pernah nginep di Turi Beach. Sekarang kayaknya saya nggak mungkin pergi jauh-jauh lagi deh. Batam itu walau panas gersang, tapi buat orang Jabodetabek asyik-asyik aja, lha wong sepiiiiii.........
ReplyDeleteBTW no picture is hoax bikin kangen sama almarhumah Nita :-(
Batam sekarang udah rame, bunda.... ya rame orang, ya rame bangunan :)
Delete*Saya juga jadi inget Nita. Al Fatihah buat Nita..
Adem Dan ayem rumahnya. Cocokk buat leyeh2 cantik sambil baca buku trust nulis. Asri suasananya.
ReplyDelete