Malaysia Trip | 8. Semalam Lagi di Johor Bahru
Monday, August 11, 2014
Sudah lewat dari jam 12 siang ketika bus yang kami naiki sampai di
Terminal Puduraya, Kuala Lumpur. Kami segera bergegas menuju conter penjualan
tiket yang ada di lantai atas. Setelah berkeliling dari konter ke konter, beruntung
kami masih mendapatkan tiket tujuan Johor Bahru yang akan berangkat tepat pukul
1. Harganya 50 RM per orang. Lebih mahal dari tiket yang kami beli waktu
berangkat.
Perjuangan Demi Sebuah Kursi
di Dalam Bus
15 menit lagi bus akan berangkat. Kami pun bergegas menuju platform
yang tertulis dalam tiket, yang ternyata letaknya ada di paling ujung. Untuk
menunggu bus, kami harus turun ke lantai bawah. Sampai di bawah, ternyata udah
rame banget. Saya melirik tiket-tiket yang dipegang oleh para calon penumpang
itu. Sepertinya mereka berbeda tujuan dengan kami. Kami terus berjalan ke ujung
platform, sampai akhirnya saya melihat beberapa orang yang memegang tiket sama
seperti kami.
Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak di tengah kerumunan calon
penumpang, "Johor Bahru tunggu sana! Johor Bahru tunggu sana!" Teriak
lelaki itu sambil menunjuk trotoar yang ada di seberang tempat kami berdiri
saat itu. Waduh! Bakal terulang lagi nih kejadian seperti beberapa tahun yang
lalu. Sepertinya kali ini kami juga bakal dioper-oper deh sebelum akhirnya bisa
naik ke bus. Just wait and see!
Seorang lelaki bertopi bundar dan berkaos loreng menghampiri kami,
rombongan calon penumpang tujuan Johor Bahru. "Johor Bahru?" Tanyanya
dengan bahasa Melayu dan aksen Chinese yang kental.
"Ayo ikut saya!" Lelaki itu langsung berjalan cepat keluar
dari terminal dan menyeberangi Jalan Pudu. Sambil berjalan lelaki itu terlihat
sibuk menelepon seseorang.
Suami yang menggendong Lala, tidak mungkin bisa berjalan cepat,
apalagi di tengah keramaian seperti itu. Jadi saya yang harus berlari agar bisa
terus mengikuti lelaki itu. Kalau sampai kehilangan jejak bisa-bisa kami gak
jadi balik ke Johor...
Sampai di seberang terminal, lelaki itu meminta lembaran tiket kami,
dan masing-masing ditukar dengan lembaran tiket lain yang dikeluarkannya dari
dalam tas selempang yang dibawanya. Ada segepok tiket yang dikeluarkannya dari
dalam tas. Setelah selesai menukar semua tiket calon penumpang dengan lembaran
tiket yang dia bawa, lagi-lagi lelaki bertopi bundar dan berkaos loreng itu
meminta kami untuk menunggu di situ.
"Oalah.. ngenteni maneh.. Piye to iki?" Saya menoleh begitu
mendengar bahasa yang amat saya kenal itu. Bahasa Jawa yang artinya
"Oalah.. nunggu lagi.. Gimana sih ini?" Dan saya tersenyum kala
mendapati tiga orang berwajah Jawa yang berdiri persis di belakang kami.
"Wong Jowo to mas?" tanya saya sok akrab.
Ketiga wajah yang saya sapa langsung sumringah. Merasa bertemu saudara
sebangsa. Ternyata mereka berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Mereka bertiga
bekerja di Johor Bahru, dan mereka hanya memanfaatkan libur Idul Fitri ini
untuk mengunjungi teman di Kuala Lumpur.
Kami akhirnya mengobrol ringan, membahas kekacauan yang sedang terjadi
ini.
"Nek sampek macem-macem yo digibengi ae rame-rame..."
celetukan berlogat medok yang artinya "Kalau sampai macem-macem ya kita
pukulin aja rame-rame" dari salah seorang teman baru kami itu membuat kami
semua tertawa.
Lelaki bertopi bundar dan berkaos loreng itu datang lagi, "ayo
ikut saya!"
Sekali lagi kami diajak menyeberang jalan. Rombongan kami udah pada
misuh-misuh dalam bahasa masing-masing. Kami jadi terlihat seperti sekawanan bebek yang berjalan
berombongan mengikuti kemana saja tukang angon bebeknya berjalan. Untung saja
si lelaki bertopi bundar dan berkaos loreng itu tidak membawa tongkat panjang.
Hehehehe....
Sampai di pinggir jalan, lelaki itu sekali lagi meminta tiket kami,
dan merobek tiket kami menjadi dua. Potongan tiket yang besar dia simpan,
potongan yang kecil dikembalikan pada kami.
"Tunggu sekejap sini ya..." sekali lagi si lelaki bertopi
bundar dan berkaos loreng meminta kami menunggu. Sudah lewat jam 1 siang. Dan
gerimis pun mulai turun satu-satu. Sementara kami belum tau kapan bus kami akan
datang.
Tiba-tiba dari arah kanan kami lelaki itu terlihat berjalan cepat, di
belakangnya sebuah bus berwarna merah mengikutinya. Akhirnya bus itu berhenti
tak jauh dari tempat kami berdiri. Calon penumpang yang dari tadi menunggu
terlihat brutal ingin segera masuk ke dalam bus.
"Kasih jalan buat yang bawa anak dulu", lelaki bertopi
bundar itu berteriak di tengah kerumunan calon penumpang. Alhamdulillah, suami
yang menggendong Lala dikasih kesempatan untuk masuk duluan ke dalam bus.
Karena tidak ditentukan nomor kursi, jadi para calon penumpang bebas
memilih kursi yang dikehendaki. Suami langsung mengambil tempat duduk persis di
belakang supir.
Akhirnya semua bangku terisi penuh. Beberapa calon penumpang yang juga
tadi menunggu bersama kami tidak bisa masuk, karena tiketnya belum dirobek oleh
lelaki bertopi bundar. Dan dengan tegas si lelaki melarang calon penumpang yang
tiketnya tidak dirobek untuk naik ke dalam bus. Mereka harus menunggu lagi,
entah sampai kapan...
Bus yang kami naiki bergerak perlahan meninggalkan Terminal Puduraya.
Meninggalkan lelaki bertopi bundar yang masih beradu argumen dengan para calon
penumpang yang tidak kebagian bus.
Perjalanan Menuju Johor
Bahru
Sopir bus kami adalah seorang lelaki India yang temperamental. Yang
langsung berteriak marah mendengar lelaki yang duduk di kursi sebelah kami
menelepon. Padahal lelaki itu juga nelponnya gak berisik-berisik banget kok.
Tapi itu sudah membuat si sopir berteriak marah dan menyuruh penumpang yang menelepon
itu untuk mematikan HP, kalau gak mau disuruh turun. Ih sadis banget nih
sopir..
Sewaktu berhenti di salah satu rest
area, si sopir juga berteriak dengan suaranya yang lantang, "Yang mau
buang air cepat turun! Lepas ni tak ada lagi berenti.."
Mendengar itu sebagian besar penumpang langsung bergerak turun menuju
toilet. Sialnya, di rest area tempat
bus berhenti itu tidak ada yang menjual makanan.
Tak lama setelah bus meninggalkan rest
area, saya pun tertidur. Sewaktu terbangun saya melihat jam di HP, sudah
hampir pukul 3 sore. Pastinya bus ini sudah jauh meninggalkan Kuala Lumpur.
Tapi saya langsung kaget begitu membaca sign board yang ada di pinggir jalan,
yang menunjukkan bahwa kami masih berada di daerah Seremban. Oh my God! Jadi selama hampir dua jam
saya tertidur, bus ini belum bergerak jauh meninggalkan Kuala Lumpur. Di luar
emang macet, tapi saya tidak menyangka kalau akan selambat ini.
Saya mendengar suara orang menelepon dengan volume yang cukup keras
sambil tertawa-tawa. "Eh, kok gak ditegur nih ama si sopir?" begitu
pikir saya... Tapi setelah saya perhatikan, suara itu berasal dari depan kami.
Dan itu artinya yang menelepon adalah si sopir pemarah. Dasar sopir gak
konsekuen! Orang lain nelepon dia ngamuk-ngamuk. Eh, giliran dia yang nelepon
suaranya kenceng banget...
Kami pasrah bahwa malam ini sepertinya kami akan menginap semalam lagi
di Johor Bahru. Lah jam 3 sore aja bus kami masih merayap di Seremban. Gimana
mungkin jam 5 bisa sampai di Johor Bahru. Selepas Seremban, kemacetan mulai terurai.
Kami menikmati sisa perjalanan sambil menahan lapar. Sudah lewat waktu
makan siang. Dan seperti janji sopir bus tadi, setelah rest area tadi bus ini
memang tidak berhenti lagi sampai di Johor Bahru. Untung kami masih punya kurma
dan biskuit untuk mengganjel perut.
Jam 6 lewat kami baru sampai di Terminal Larkin, Johor Bahru. Jelas
sudah tidak mungkin untuk mengejar fery terakhir yang berangkat 10 menit lagi.
Kami langsung menuju KFC. Itu adalah tempat makan pertama yang kami lihat.
Kami memilih tempat duduk di lantai atas. Melihat ada playground di situ, Lala langsung sibuk
minta main. Sampe-sampe gak mau diajak pergi karena masih pengen main di
situ...
Semalam Lagi di Johor Bahru
Setelah beres urusan perut, kini waktunya kami cari penginapan. Kami masuk
ke dalam terminal, niatnya mau cari atm. Terpaksa gesek atm, karena kami perlu
tambahan dan untuk tinggal semalam lagi di Johor Bahru.
Di belakang mesin atm ada pos polisi. Saya masuk ke dalam pos polisi,
niatnya cuma mau tanya di mana penginapan yang terdekat dari Larkin. Tiga orang
polisi tersenyum ramah dan mempersilakan kami duduk.
"Nak cari penginapan yang harga berape?" tanya salah seorang
polisi. Hehehe.. kok saya jadi seperti ngerasa ditanya ama agen perjalanan
daripada ditanya polisi ya?
Saya jawab saja, bahwa kami cari penginapan yang murah aja, yang
budgetnya gak lebih dari 50 RM kalo ada.
Pak polisi itu langsung menelepon seseorang. Alhamdulillah, ada kamar kosong. Malahan pemilik hotelnya yang akan
langsung menjemput kami di situ. Gak salah kalo kami bertanya pada pak polisi.
Daripada harus capek jalan muter-muter cari penginapan.... :D
Sekitar 15 menit kemudian, penjemput kami datang. Seorang lelaki muda
yang ramah dan sopan. Berulang kali ia meminta maaf, karena sudah membuat kami
menunggu agak lama. Padahal cuma 15 menit loh kami nunggunya.
Karena mobilnya diparkir agak jauh dari tempat kami menunggu dan agak
sedikit di luar terminal, lagi-lagi si penjemput kami yang sopan itu meminta
maaf berulang kali. Mungkin baginya, tamu adalah raja. Jadi harus diservis
sebaik mungkin.
Lelaki sopan dan ramah itu membawa kami ke sebuah penginapan yang
jaraknya ternyata tidak terlalu jauh dari Terminal Larkin. Tidak sampai 10
menit naik mobil. Ghazrin Hotel namanya. Terletak di tengah-tengah bangunan
ruko.
Resepsionisnya berada di lantai bawah, jadi satu dengan sebuah toko
kelontong. Pilihan kamar di sini cukup banyak. Mulai dari 25 RM sampai 150 RM. Kami
memilih sebuah kamar yang harganya 50 RM/malam. Sebuah kamar dengan tempat
tidur king size, lengkap dengan AC dan TV. Tapi kamar mandinya di luar. Gak
masalah, karena kebetulan kamar yang kami pilih bersebelahan dengan kamar
mandi. Di depan kamar kami juga ada dispenser air panas yang memang disediakan
untuk tamu. Dan kebetulannya lagi, hari itu hotelnya lagi sepi. Jadi lantai
atas itu serasa milik kami bertiga :)
Waktunya Pulang Beneran...
Malam itu kami bertiga tidur nyenyak banget sampai subuh. Bahkan abis
subuh saya masih sempat melanjutkan tidur, karena memang hari itu kami tidak
terburu-buru untuk balik ke Batam.
Jam 8 pagi kami bertiga sudah selesai mandi dan langsung turun untuk
cari sarapan di luar, soalnya gak dapet sarapan di hotel. Suasana di sekitar hotel
kami masih sepi. Warung makan yang terlihat buka ada di seberang jalan. Jadi ke
sanalah tujuan kami.
Lagi-lagi restoran India :) Bisa dibilang trip kami kali ini adalah Indian food trip :D Abisnya, selama 4
hari ini ketemunya ya cuman ama Indian
food. Gak satu pun rumah makan Melayu yang kami temui. Di Cameron Highlands
kemaren, rumah makan Melayu semua tutup. Mungkin masih pada libur lebaran ya?
Restoran Osman ini menunya cukup beragam, bukan cuman Indian food.
Kami memesan dua porsi nasi lemak dengan lauk ayam goreng. Minumnya teh o buat
suami dan teh tarik buat saya. Nasi lemaknya enak. Pulen dan gurih banget. Ayam
gorengnya renyah dan krispi. Tapi harganya juga lumayan bingits.., 14,5 RM atau
setara dengan 53 ribu rupiah untuk dua porsi nasi lemak plus teh o dan teh
tarik. Sarapan yang cukup mahal di hari terakhir perjalanan kami.. :D
Balik ke hotel, saya dan Lala nunggu di bawah aja sekalian pesan
transport untuk ke pelabuhan. Jadi cuman suami yang naik ambil barang-barang.
Kebetulan semua barang udah dipacking rapi sebelum kami turun cari sarapan
tadi.
Ghazrin hotel ini juga menyediakan transport, jadi gak repot juga
kalau mau kemana-mana bisa langsung pesan dari sini. Ongkosnya sama aja kayak
taxi di luaran. Oiya, kami gak ditarik bayaran loh untuk penjemputan di
terminal kemaren sore, jadi itu murni servis dari hotel. Alhamdulillah...
Kami diantar ke pelabuhan Stulang Laut dengan mobil sedan yang sama
dengan kemarin sore. Tapi supirnya beda. Yang mengantar kami kali ini orangnya
juga ramah. Sayang kami lupa menanyakan nama beliau. Kami hanya memanggilnya
pakcik, karena memang beliau lebih tua dari kami.
Dalam perjalanan ke pelabuhan kami mampir sebentar di Ghazrin Hotel cabang
lain karena ada barang yang harus diantar pakcik ke sini. Ghazrin Hotel yang ini
letaknya lebih dekat dengan terminal Larkin. Hotelnya juga terlihat masih baru.
Menurut pakcik, hotel yang ini umurnya memang baru 1 tahun.
Pakcik ini suka mengobrol. Sepanjang perjalanan menuju Stulang Laut,
adaaa yang kami obrolin. Dari beliaulah akhirnya kami tau, kenapa tak satu pun
restoran Melayu yang buka. Katanya, di Malaysia ada hukum tegas yang berlaku untuk
rumah makan yang tetap buka selama bulan Ramadhan. Jadi selama sebulan penuh
rumah makan Melayu harus tutup. Kalau ketahuan buka bakal ada sanksi khusus. Restoran
lain boleh tetap buka, tapi dengan catatan tidak melayani pembeli muslim pada
siang hari. Kalau ketahuan juga bakal kena sanksi. Dendanya bisa mencapai 1000
RM dan kurungan selama 6 bulan. Wow! Informasi baru nih.. Pantesan aja selama 4
hari di Malaysia, gak satu pun rumah makan Melayu yang buka.
Makasih pakcik, atas obrolannya yang seru. Hingga gak kerasa, akhirnya
kami udah sampai di Stulang Laut. Insya Allah kami ke Johor Bahru lagi, kami
akan menginap di Ghazrin Hotel lagi :)
Karena kemarin kami beli tiket pp, jadi kali ini kami hanya perlu
membayar tax-nya aja, 15 RM per orang. Kami kebagian fery yang akan berangkat
jam 10:00 waktu Malaysia. Alhamdulillah,
tidak perlu menunggu terlalu lama akhirnya kami naik ke kapal.
Perjalanan menuju Batam lancar, meskipun hujan deras mengguyur sepanjang
jalan. Hujannya rata. Sampai di pelabuhan Batam Center kami juga masih disambut
hujan. Untung kemaren kami parkir mobil di Mega Mall, jadi si kijang aman gak
kehujanan, gak kepanasan.. Meski untuk itu kami harus membayar Rp 93.000 untuk
biaya menginap si kijang selama 4 hari di Mega Mall :D
Pengeluaran selama di Johor Bahru :
- Bus KL to JB = 100 RM
- Makan sore di KFC Larkin = 23 RM
- Hotel Ghazrin = 50 RM
- Sarapan di Restoran Osman, JB = 14.5 RM
- Transport to Stulang Laut = 15 RM
- Seaport tax Stulang Laut = 45 RM
- Parkir mobil di Mega Mall selama 3 hari 4 malam = Rp 93.000
Total = 247.5 RM + Rp
93.000
Info :
Titiwangsa Tour
36, Jalan
Besar Brinchang, Cameron Highlands, Pahang, Malaysia.
Tel : (605)4911-452 | (605)4911-755
(605)4914-181 (Tanah Rata Tourist Bureau)
Fax : (605)4913-452
Tel : (605)4911-452 | (605)4911-755
(605)4914-181 (Tanah Rata Tourist Bureau)
Fax : (605)4913-452
Email : info@titiwangsatours.com
Email for Bus Ticketing: unititi@titiwangsatours.com
Web : www.titiwangsatours.com
Email for Bus Ticketing: unititi@titiwangsatours.com
Web : www.titiwangsatours.com
BB Inn Hotel
No. 79A,
Persiaran Camelia 4, 39000, Tanah Rata, Pahang, 39000, Malaysia
Phone:+60 5-491 4551
Ghazrin Hotel 1
14, Susur Larkin Perdana 2,Larkin
Perdana,
80350 Johor Bahru, Johor
80350 Johor Bahru, Johor
Tel: 016-715 9770 / 017-781 4009
(Ayu)
Ghazrin Hotel 2
No. 18 dan 20, Jalan Garuda 1, Larkin Jaya
80350 Johor Bahru, Johor
Tel : 07-2221700
Akhirnya tamat juga, setelah sebulan cuma numpuk di draft... :)
3 komentar
Mba dee, ada kenalan di kuala lumpur nggak? =)
ReplyDeleteNggak adaa... Kalo di Johor sih ada :)
Deletehaha sopir yang pas pergi ngeselin bgt ya
ReplyDelete