Fishing Trip Berbonus Durian Party
Sunday, February 15, 2015
Aku
duduk sendiri menikmati senja dari buritan kapal kayu ini. Teman-teman
seperjalananku yang lain asyik bercengkerama di bagian depan, membicarakan
hasil tangkapan kami hari ini. Aku memilih tidak bergabung dengan mereka. Dalam
setiap perjalanan yang aku lakukan, aku selalu mengambil sedikit kesempatan
seperti ini. Duduk diam menikmati alam, tanpa melakukan apapun. Sambil
mengagumi apa yang ada di sekitarku. Hamparan Laut Cina Selatan, burung-burung
camar laut yang terbang rendah, dan mentari senja yang siap beranjak menuju ke
peraduannya. Semua itu sukses membuat aku semakin jatuh cinta pada ciptaan-Nya.
Ini
bukan pertama kalinya aku bergabung dengan mereka, para pemancing dari
Singapura. Biasanya aku menjadi satu-satunya makhluk berjenis kelamin perempuan
dalam kapal kayu ini, tapi kali ini tekong kami juga mengajak istrinya, Kak
Ita. Keempat teman seperjalananku yang lain semuanya lelaki dan usianya jauh di
atasku. Sehingga aku memanggil mereka dengan panggilan ‘pak’. Mereka adalah Pak
Arman, Pak Amin, Pak Shah dan Aid. Serta Pak Badol, tekong kami yang
berkebangsaan Malaysia. Ternyata seru juga berpetualang dengan bapak-bapak. *grin…
Awalnya
aku hanya penasaran saja dengan trip memancing mereka. Apalagi melihat pose mereka
dengan ikan-ikan segede gaban. Sepertinya seru juga bertualang di tengah laut
selama beberapa hari. Dan ketika mereka menawariku untuk bergabung, tanpa pikir
panjang aku langsung menerimanya. Gak tanggung-tanggung, tujuan pertama adalah
Laut Cina Selatan.
Narsis ama cobia tangkapan Pak Shah
Narsis ama barracuda tangkapanku
Pengalaman pertama itu ternyata
membuat aku ketagihan. Bukan ketagihan dan tiba-tiba berniat menjadi pemancing
seperti mereka, tapi aku ketagihan pada petualangan baru yang ditawarkan.
Menikmati sensasi terombang-ambing di tengah lautan, lengkap dengan bonus ilmu
tentang memancing. Sebuah pengalaman
baru bersama sahabat-sahabat baru. Sungguh menyenangkan.
Banyak kapal pemancing lain
Dengan hanya berbekal ransel
kesayangan yang berisi satu stel baju ganti dan toiletries, ditambah benda-benda yang selalu ada dalam backpack setiap aku melakukan perjalanan
seperti kamera, notes, pulpen dan headlamp,
aku tetap PD ikut dengan mereka yang membawa peralatan tempur lengkap. Selain
membawa ransel yang berisi perlengkapan pribadi, mereka juga membawa
kotak-kotak yang berisi bermacam peralatan seperti mata kail, senar, batu
pemberat dan lain sebagainya. Belum lagi joran dan fishing reel yang mereka bawa dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Beda banget ya ama barang bawaanku? Jadi aku merasa bagaikan seorang backpacker di sarang pemancing. *grin…
my fishing reel
Tapi ada yang beda dalam trip
mancing kali ini. Di hari kedua, kapal kami merapat ke Pulau Aur yang
terletak 65 kilometer di sebelah timur Mersing, Johor Bahru, Malaysia. Pulau
Aur ini menjadi salah satu tujuan wisata, khususnya bagi para penggemar diving.
Tapi tujuan kami ke sana sama sekali bukan untuk menyelam.
Pemandangan cantik menyambut kami
sewaktu kapal merapat di dermaga Pulau Aur. Airnya jernih dan berwarna hijau
tosca kebiruan. Ikan-ikan kecil beraneka warna tampak jelas berenang dan
berkejaran. Huaaa… rasanya aku pengen buru-buru nyebur ke air saat itu juga.
Ikut berenang dan bermain bersama ikan-ikan di bawah sana.
Dermaga Pulau Aur
Welcome to Pulau Aur
Lupakan keinginan untuk berenang
bersama ikan-ikan di bawah sana. Dan kita kembali pada tujuan sebenarnya datang
ke Pulau Aur ini, yaitu berburu durian. Iya, durian! Kami langsung menuju ke
hutan yang ada di Pulau Aur. Lumayan juga bisa trekking di hutan. Dan baru kali ini rasanya ada trip mancing
berbonus trekking di tengah hutan.
Terima kasih untuk Pak Badol atas idenya yang keren ini.
Pohon durian.. Awas kejatohan!
Pak
Badol sepertinya cukup mengenal tempat ini. Dan beliau langsung membawa kami ke
rumah sepasang kakek nenek tua pemilik kebun durian yang bernama Atuk Barat.
Rumah Atuk Barat merupakan bangunan kayu yang sangat sederhana. Tapi di depan
rumahnya, tumpukan durian teronggok begitu saja. Sungguh menggoda bagi mereka
yang suka durian, tentu saja. Kalau aku sih, sedikit pun tidak tergoda. Karena
aku memang gak suka makan durian. Jadi teman-temanku lah yang puas menikmati
durian di rumah Atuk Barat.
Walaupun
aku gak suka durian, tapi aku gak pernah nolak kalau diajak berburu durian di
hutan. Seru aja rasanya menunggu durian yang jatuh dari pohonnya dan berlarian
memunguti durian-durian yang terjatuh, seperti hari itu. Apalagi saat itu angin
bertiup cukup kencang, sehingga sebentar-sebentar kami mendengar suara durian
jatuh. Bagi para penggemar durian, tempat itu benar-benar merupakan surga.
Di depan rumah Atuk Barat
***
Tak
terasa, tiga hari telah kami lalui bersama di tengah lautan. Capek, tapi puas.
Petualangan kali ini benar-benar berkesan buatku. Satu lagi pelajaran hidup
yang aku dapat di sini, tentang kesabaran dan kebersamaan. Dan akhirnya aku
menyimpulkan satu hal, mancing di tengah laut itu bahayanya cuma satu. Ketagihan!
Kalau
saja aku tidak pernah nekat menerima tawaran mereka untuk mencoba bertualang di
tengah laut, tentu aku tidak akan pernah tau bagaimana sensasinya. Terbukti
setelah pengalaman pertama itu aku jadi ketagihan. Ternyata aku jatuh cinta
lagi. Dan kali ini, Laut Cina Selatan yang jadi saksinya.
Bagiku,
mau di darat atau di laut, yang namanya petualangan itu tetaplah candu.
Sensasinya bisa menyebabkan ketagihan. Aku jadi penasaran, bagaimana rasanya
bertualang di udara ya?
Penemu ikan Cobia-teng.. lol
Taken
from my journey to South China Sea, 17-19 July 2009
25 komentar
Mba dian, aku ngiler duriannyaaa :'(
ReplyDeleteSeumur2, aku baru mancing di permainan Hay Day sama Seabeard -.- blm pernah mancing beneran *tear*
Penggemar durian pasti ngiler ya, Zahra :)
DeleteUdah lama banget aku gak mancing, kangen juga sih kadang :D
Mbak kalau di kapal itu boboknya gimana? Seruuu banget tapinya, apalagi ngeliat lautnya. Ngiler abis... ira
ReplyDeleteUntuk tempat tidurnya, saya disediakan tempat khusus mbak.. Cuma sebuah tempat di atas tungku, hehehe...
DeleteMbak Dee apa baracuda bisa dimakan? itu durennya menggoda sekali *sayang udah dilarang dokter makan duren >.< *
ReplyDeleteKenape dilarang dokter? Punya wasir? Kolesterol? Maag? wakakakakak
DeleteYayan, terus terang aku belum pernah makan daging ikan baracuda... Biasanya kalo pas dapet itu, dikasihin ke orang aja... Kalo duren aku emang gak suka, Yan..
DeleteMbak Deeeee...itu ikan hasil pancingannya gede banget. Woaaah takjub!
ReplyDeleteDureeeen...aaaaah...liat duren langsung ngiler T_T
Mbak Rien, ikan yang guedeee itu bukan saya yang nangkep mbak. suwer deh ;)
DeleteSaya belum sanggup kalo harus fight ama ikan segede itu... ppfiiiuh.. ngebayanginnya aja udah capek duluan :D
Mbak Rien penggemar duren banget sepertinya ya.. :)
kayaknya seru ya tapi aku pasti mabok laut. Memancing itu butuh kesabaran
ReplyDeleteIya bener, mbak... Perlu kesabaran ekstra. Saya juga diajarin ilmu sabar itu sama mereka, mbak :)
DeleteDiaan..makasih udah berkunjung di blogkuu hihi maaf yaa linkya eror jadi kuposting baru, komenmu ilang dah, maafkaan...ya ampuun. seru pisan ya bertualang gitu, perahunya kecil pula..kamu emang keren..*penakut gw mah hihihi...
ReplyDeleteSaya sering berkunjung, mbak.. cuma selama ini jadi silent reader aja :)
DeletePengalaman mancing di laut itu merupakan salah satu pengalaman yang paling wuaaah bagi saya.. :)
mbak dee durian itu menggiurkan sekali...
ReplyDelete:D
kita samaaaa suka petualangan baru, sy udah pernah jaring ikan, tapi cuma dipinggirnya aja ga sampe nginap, itu aja sudah amazing buat saya, apalgi kalo mesti menginap2 begitu,.. hihihi
Aku gak suka dureeeeen..., tapi kalo petualangan baru, aku suka :D
DeleteJadi inget film Anaconda yang terombang ambing di Sungai. Eh, aku pecinta durian, mau diajak 'mancing' durian. tapi nggak mau mancing ikan. hehehe
ReplyDeleteDi India ada musim durian juga gak mbak?
Deleteaku lebih bisa mabok kalo 'mancing' durian dibandingkan mancing ikan mbak... ora doyan duren akuu...
wah ikannya mantap
ReplyDeleteDimasak bisa buat dibagi-bagi orang sekampung ya.. :D
DeleteIkan2 nya gede2 yaaaa, tapi aku ngak doyan duren ihik ihik ihik
ReplyDeleteToss! Aku juga gak doyan duren mas... :)
Deletewidiiiiwww kereennnyyaaaaa.... kayak acara tipi tipi itu yaaa... pegel gak mba? ^_^
ReplyDeletePegel perut sepertinya iya, mbak.. Soalnya mereka semua lucu-lucu, bikin saya gak bisa berenti ketawa :)
DeleteKalo pegel tangan sih gak terlalu ya, mbak (apalagi buat saya, yang jarang dapet ikan gede, hahaha) soalnya di pinggir-pinggir kapalnya itu disediakan lubang-lubang buat naroh joran. Jadi sambil nunggu ikan, kita bisa ngobrol-ngobrol tanpa harus pegel megangin joran, mbak..
mirip2 ama pulau aceh, keren2..mancingnya pasti seru ;)
ReplyDeleteWaah.. saya belum pernah ke Aceh :)
DeleteIya, mas mancingnya seru bangeet.. Makasih ya udah mampir di sini :)