Siapa sih yang gak suka snack? Sepertinya semua pasti suka snack ya.. Mulai dari anak-anak sampai orang tua pasti pada suka makan snack. Kumpul-kumpul ama temen, pastinya bakal makin seru kalo sambil makan snack, iya kan? Nonton TV sendirian juga gak bakal kesepian kalo ditemenin snack. Nah buat yang ngaku suka makan snack, udah tau Lifull belum? Naah.., jangan buru-buru ngaku pecinta snack dulu kalo belum tau apa itu Lifull.
Rumah-rumah adat yang ada di sini dibuat persis seperti rumah adat sesungguhnya tapi dalam ukuran mini, setinggi kurang lebih 1,5 meter. Dibangun di atas hamparan rumput luas, dan setiap rumah adat dikelilingi pagar tanaman. Sehingga masing-masing rumah terlihat seolah memiliki taman dan halamannya sendiri. Sungguh asri dan menyegarkan mata.
Tidak salah kalau ada yang bilang, Lagoi itu kawasan wisatanya orang berduit. Lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk menambah kesan eksklusif bagi kawasan ini. Apalagi kalau melihat jajaran resort mewah yang bertebaran di sana. Ditambah lagi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan golf yang diakui sebagai yang terbaik di Asia Tenggara dan berbagai macam permainan water sport yang semuanya di charge dalam dollar. Wuih… kesan mewah itu akan semakin jelas terlihat.
featured
Wisata Kuliner Semarang part 2 [Loenpia Mbak Lien & Gudeg Mbak Tum]
Friday, August 21, 2015
indonesia
Wisata Kuliner Semarang part 1 [Soto Semarang, Mie Kopyok, dan Es Pankuk]
Thursday, August 20, 2015Berkunjung ke suatu daerah, kurang lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khasnya. Paling asik sih kalo ditemenin langsung ama yang tinggal di daerah tersebut. Jadi gak cuman sekadar nyicip kuliner yang udah umum aja, tapi juga bisa diajakin blusukan demi nyobain kuliner-kuliner lain yang mungkin belum banyak orang tau. Percayalah, local know the best!
Good friends are like stars. You don't always see them, but you know they're always there!
- Christy Evans
Pintu gerbang Lawang Sewu pagi itu, Sabtu, 8 Agustus 2015, menjadi saksi hebohnya pertemuan kami, para blogger yang selama ini hanya bisa saling sapa dan haha hihi berbalas posting di dunia maya. Rasanya seolah bertemu dengan teman lama, padahal itu justru adalah pertemuan pertama bagi kami. Thanks to technology, karena telah membuat kami yang tinggal berjauhan ini seolah dekat dan telah mengenal satu sama lain.
"Jangan lupa kripik sanjai yaa.."
Rata-rata begitu komen teman-teman dan sodara begitu tau kami sekeluarga mau pergi ke Padang. Siapa sih yang gak kenal kripik singkong berbalur bumbu balado yang endang gulindang itu? Kripik sanjai emang identik banget ama Ranah Minang. Tapi apa emang cuman itu oleh-oleh khas dari Padang?
Ngomongin pariwisata Lombok, seolah tak ada habisnya. Pulau kecil ini memang penuh pesona. Mulai dari bentangan alamnya, kulinernya, budayanya, kearifan lokalnya, hingga keramahtamahan penduduknya, membuat siapa pun yang pernah berkunjung ke sana, selalu merindu untuk kembali. Demikian juga dengan saya. Dua kali mengunjunginya, rasanya masih selalu saja kurang. Dan menuliskannya dalam catatan seperti ini, merupakan salah satu cara saya untuk 'mengunjunginya' kembali.
Setelah sorenya
'bertemu' dengan si Malin Kundang di Pantai Air Manis, malamnya kami diantar ke
Jembatan Siti Nurbaya oleh bapak-bapak tukang ojek yang sorenya mengantar kami
ke Pantai Air Manis.
Siapa yang tak kenal Malin Kundang? Si anak durhaka yang dikutuk oleh sang ibu menjadi batu ini merupakan salah satu legenda paling populer di Sumatra Barat. Kisah tentang Malin Kundang ini sudah saya dengar sejak saya masih duduk di bangku SD. Dongeng yang sering dipakai oleh orang-orang tua dulu untuk menakut-nakuti anak-anaknya
Beberapa hari sebelum berangkat ke Padang, saya sudah mulai browsing hotel. Kalo dulu sebelum punya anak sih, gak pernah browsing-browsing hotel sebelum pergi. Begitu sampai di tempat tujuan, baru deh cari penginapan. Rela keluar masuk penginapan, cuma demi nyari yang harganya murah, hehehe... Maklum, seringnya butuh hotel cuma buat numpang tidur beberapa jam aja, jadi sayang kalo harus bayar mahal.
Sabtu siang, aku baru aja ngeliat timeline twitternya majalah Ummi yang udah majang cover majalah terbaru edisi bulan Agustus 2015. Seneng banget ngeliatnya, soalnya beberapa waktu lalu aku sempat dikabarin kalo tulisan perjalanan yang kukirim setahun lalu bakal dimuat di edisi ini. Hehehe, antrianya lama bener ya.. setahun bo'..
Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk
Dengan pusi aku berdoa Perkenankanlah kiranya
(Taufiq Ismail - 1965)