Menikmati Malam di Jembatan Siti Nurbaya
Tuesday, August 04, 2015
Setelah sorenya
'bertemu' dengan si Malin Kundang di Pantai Air Manis, malamnya kami diantar ke
Jembatan Siti Nurbaya oleh bapak-bapak tukang ojek yang sorenya mengantar kami
ke Pantai Air Manis.
Nama Siti Nurbaya pun
pastinya sudah tak asing lagi ya, tokoh utama dari novel Kasih Tak Sampai karya
Marah Rusli ini mendadak booming setelah diangkat ke layar televisi. Saya masih
inget banget, waktu itu Novia Kolopaking yang meranin sosok Siti Nurbaya,
beradu peran dengan Gusti Randa yang memerankan Samsul Bahri. Sementara sosok
Datuk Maringgih diperankan dengan sangat apik oleh alm. HIM Damsyik.
Sama seperti legenda
Malin Kundang, nama Siti Nurbaya pun diabadikan menjadi nama sebuah jembatan
yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukit Sentiong, atau yang lebih dikenal
dengan nama Bukit Gado-Gado.
Jembatan Siti Nurbaya
Dan konon katanya,
'makam' Siti Nurbaya benar-benar ada di puncak Gunung Padang. Tapi menurut pak
Anto, tukang ojek yang menemani kami, sebenarnya itu bukan makam dalam arti
sebenarnya. Karena seperti yang kita tau, Siti Nurbaya itu hanyalah tokoh dalam
sebuah novel. Namun saking piawainya Marah Rusli meramu kisah kasih tak sampai
antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri, hingga masyarakat menganggap seolah kisah
itu benar-benar nyata. Dan mengenai benar atau tidaknya kisah tentang 'makam'
itu wallahu a'lam. Karena saya pun belum melihat langsung wujud
'makam'nya.
Jembatan Siti Nurbaya
malam itu cukup ramai. Beberapa sepeda motor terlihat parkir di tepi jembatan.
Rupanya jembatan ini juga menjadi tempat nongkrong favorit muda-mudi Ranah
Minang. Duduk santai di tepi jembatan menikmati jagung bakar sambil memandang
Sungai Batang Arau yang terlihat warna-warni karena pantulan cahaya lampu-lampu
di jembatan maupun kapal-kapal yang bersandar di tepian. Cantik!
Menikmati malam di Jembatan Siti Nurbaya
Pemandangan di depan
mata ini mengingatkan saya pada Venice, kota apung cantik yang ada di Italy
sana. Emang udah pernah ke Venice? Ya belumlah... Trus tau dari mana kalau
pemandangan di Venice kayak gini? Dari kartu pos, hehehehe... Abaikan molog gak
penting itu! Yang jelas, pemandangan dari atas Jembatan Siti Nurbaya malam itu
memang terlihat cantik.
Venice van Andalas
Dari jembatan juga
terlihat lampu-lampu dari rumah-rumah yang ada di kaki bukit. Setelah puas menikmati
pemandangan dari tengah Jembatan Siti Nurbaya, pak Anto pun mengajak kami
menikmati jembatan dari sisi lainnya.
Dilihat dari tepi,
lampu-lampu di sepanjang jembatan terpantul jelas di permukaan air sungai. Ahh..,
andai saja pemerintah bisa 'menyulap' area di sekitar Jembatan Siti Nurbaya ini
jadi seperti di Venice sana. Pasti keren.. Ranah Minang ini bakal punya julukan
baru, Venice van Andalas.. :)
Dilihat dari sisi lain
14 komentar
inilah hebatnya padang, kontur daerahnya yang berbukit beradu dengan lautan dan sungai, jadinya keren gini. padahal cuma di jembatan doang kan kak?
ReplyDeletebtw, saya namanya Yudi Randa masih sodaraan ama Gusti randa, gantengnya juga nggak jauh beda. :))
Ternyata kalau malam lebih cakep ya.... Next kesini harus malam hari. Apa karena yang moto super kece, jadi foto foto malam hari keliahtan hidup dengan binaran lampu lampu keren... Good job mbak Dee.
ReplyDeleteWah cantik ternyata yaaa :)
ReplyDeletemalam ajah udah indah jembatan nya apalagi siang ya mba lebih indah kaya nya hehehe
ReplyDeleteassalamu'allaykum mbak de :)
ReplyDeletekunjungan perdana dengan id g+ blog baru saya :)
Cakeeeppp...suasana malamnya hidup banget ya di situ.
ReplyDeletepemandangannya cantik bangeet..jembatannya luas ya mba, sampai bisa nongkrong makan2...
ReplyDeleteBanyak teman yang ngajakin ke Padang, tapi waktnya yang belum ada :-(
ReplyDeleteIndah banget suasananya
Lampu selalu memancarkan keindahan ya :)
ReplyDeletePengen banget punya karya legendaris kaya Marah Rusli atau Jane Austen gitu :D
Karena lampu-lampu itu suasana malam hari jadi cakep romantis gini, Mbak.
ReplyDeletelampunyaaaaa cantiikkkkkkkkk
ReplyDeletesemogaaa kesampaian jalan-jalan ke sini aahh.. malam hari cantikk yaaaaaa
ReplyDeleteaih amboi cantik banget pemandanganya ya mak ;)
ReplyDeleteDulu ke sini habis dari beli keripik cuma lewat doang malem-malem. Hampir sama dengan "ancol"-nya Jambi nih mbak Dee.
ReplyDelete