Mossy Forest, Lebih dari Sekadar Rumah bagi Lumut
Monday, January 25, 2016
Mossy Forest merupakan satu dari sekian banyak spot yang wajib dikunjungi di Cameron Highlands, Malaysia. Trekking di rimbunnya hutan berlumut ini bisa menjadi selingan menarik di antara serangkaian acara cuci mata kita menikmati arsitektur bergaya kolonial Inggris di tempat ini.
Karena terbatasnya waktu, pagi itu saya memilih ikut one day tour dari sebuah tour operator yang ada tak jauh dari hotel tempat saya menginap. Dengan ikut one day tour seperti ini, dalam sehari saya bisa diajak ke beberapa tempat sekaligus.
***
Perjalanan menuju Mossy Forest terasa sangat menyenangkan. Mata saya dimanja oleh hamparan kebun teh yang sangat luas dan terlihat cantik. Hijau dan berbukit-bukit.
Tower observation di puncak Gunung Brinchang
view dari tower observation
Mossy Forest ini letaknya tidak terlalu jauh dari tower observation yang ada di puncak Gunung Brinchang, sebuah titik tertinggi kedua di Cameron Highlands (2032 mdpl). Dinamakan Mossy Forest karena hutan ini memang dipenuhi lumut. Pepohonan yang tumbuh di hutan ini teramat lebat, sehingga sinar matahari sulit untuk menerobos masuk. Inilah yang mengakibatkan lumut tumbuh dengan sangat subur di sini. Apalagi pada musim penghujan. Bukan hanya batang-batang pepohonan saja yang ditumbuhi lumut, tapi juga seluruh permukaan tanahnya. Sehingga terlihat seperti hamparan permadani hijau.
Konon, Mossy Forest ini telah berusia 200 abad. Berbagai jenis tanaman herbal juga tumbuhan liar tumbuh subur di hutan ini. Sebut saja sirih hutan. Mr. Ravi, tour guide kami menjelaskan tentang khasiat daun sirih hutan, salah satu khasiat yang sudah cukup familiar adalah untuk menghentikan mimisan (pendarahan pada hidung).
Selain daun sirih hutan, masih banyak lagi jenis tanaman herbal yang ditunjukkan oleh Mr. Ravi. Seperti ceri hutan. Saya baru tau, kalau ternyata ceri hutan ini berkhasiat sebagai obat tidur alami dan juga bisa menurunkan kadar lemak dan kolesterol.
Masih banyak lagi jenis tanaman lain yang dijelaskan oleh Mr. Ravi. Satu yang menarik perhatian saya adalah kantong semar, atau bahasa kerennya pitcher plant. Mossy Forest rupanya merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi tanaman pemakan serangga ini. Sayang saya tidak beruntung melihat tanaman anggrek hutan, yang katanya juga banyak tumbuh di dalam Mossy Forest ini.
pitcher plant
Trekking di Mossy Forest
Setelah mengikuti kuliah singkat dari Mr. Ravi tentang tanaman-tanaman herbal yang tumbuh di Mossy Forest, tibalah waktunya bagi kami untuk trekking di dalam Mossy Forest. Jalur trekking di Mossy Forest sudah sangat baik. Terbuat dari bilah-bilah papan yang terususun rapi. Sebagai pegangan dan juga pengaman, di kanan kiri terpasang tali. Asik juga jalan-jalan di sini. Hutannya rimbun. Jadi kesannya adem. Dan karena kami datang bukan pada musim penghujan, penampakan lumut di sini tidak terlalu tebal. Jadi belum menyerupai karpet hijau.
Jalur trekkingnya rapi
dahan melengkung yang 'memaksa' kita untuk berjalan sambil menunduk
Di beberapa tempat saya terpaksa harus berjalan sambil menunduk, karena ada batang pohon melengkung yang menutupi jalan. Di tengah-tengah jalan, banyak terdapat plang bertuliskan Perak-Pahang. Rupanya daerah ini sebagian masuk wilayah negara bagian Perak, dan sebagiannya lagi masuk wilayah Pahang. Jadi serasa trekking melintasi negara bagian nih..
serasa trekking melintasi negara bagian
Akhirnya saya sampai pada satu tempat dengan papan penanda bertuliskan "Aras Ketinggian 2000m/6561ft" Pemandangan dari atas sini cantik banget. Gradasi warna dari bebukitan dan langit yang biru cerah sungguh membuat saya betah menikmatinya berlama-lama.
Titik tertinggi di Mossy Forest
Sepertinya ini adalah titik tertinggi dari Mossy Forest ini. Dari situ saya masih melanjutkan perjalanan lagi sampai akhir batas jalur trekking yang berpapan. Selebihnya adalah jalur tanah. Kalau kita terus melewati jalur itu, kita akan sampai di puncak Gunung Irau, yang merupakan titik tertinggi di Cameron Highlands (2110 mdpl). Sekitar 2-3 jam perjalanan lagi.
Tertarik untuk trekking di Mossy Forest? Jangan lupa gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Gunakan juga alas kaki yang nyaman, seperti sepatu trekking atau sandal gunung, terlebih kalau kamu trekking di musim penghujan. Happy trekking!
5 komentar
jadi penasaran kalo pas hujan,hijau cantik gitu paling ya lumutnya
ReplyDeletewao, indah banget.. pengen kesana.....
ReplyDeleteMasyaAllah indahnya.. jadi ingin ke sana :D Btw, saya blm pernah lihat Kantong Semar di alam liar secara langsung
ReplyDeleteBerkunjung juga ya ke blog saya http://bit.ly/ayomaubertanya dan jangan lupa meninggalkan jejak/komen di sana
Mbak Dee, bener itu usianya 200 abad? atau 200 tahun gitu? tua bangeeet.
ReplyDeleteAku tertarik trekking di Mossy Forest. Ajak aku mbaaaak
ReplyDelete