5 Destinasi Wisata di Palembang ini Bisa Dikunjungi Dalam Sehari, Lho!
Thursday, August 24, 2017
"Kalau begitu, siap-siap ya! Kita jelajah Palembang dari pagi sampai malam." Jawaban Yayan, teman blogger asal Palembang itu bikin saya happy. Kenapa? Jadi, begini ceritanya!
Saya dan suami sepakat memilih Palembang untuk short escape trip akhir pekan lalu bersama anak kami, Lala. Sebagai karyawan dengan jatah cuti terbatas, melarikan diri sejenak dari kepenatan bekerja adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai. Kami cuma punya waktu luang pada Sabtu dan Minggu. Jadi begitu Yayan menawarkan waktu untuk jelajah Palembang dari pagi sampai malam, tentu saja kami girang bukan kepalang.
Sebelum berangkat, saya memberi kabar kepada Yayan lewat WhatsApp. Alhamdulillah, kebetulan Yayan tidak sedang berada di luar kota. Dia malah menawarkan akomodasi agar kami menginap saja di rumahnya. Tawaran itu langsung saya sambut dengan penuh sukacita. Yayan ini bergabung dengan komunitas Couchsurfing, dan dia selalu menawarkan kepada teman-temannya yang berkunjung ke Palembang untuk menginap di rumahnya saja. Boleh kok kontak dia kalau berminat. Sstt, Yayan ini udah cocok jadi travel guide handal di Palembang loh, trus kebetulan juga saat ini Yayan masih jomblo. *eh! Buat yang mau kenalan, coba kunjungi aja blognya, www.omnduut.com
Baca juga cerita saya ikut Lampung Krakatau Festival 2016 bareng Yayan.
Sesampainya di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, saya dan keluarga dijemput oleh Yayan. "Mbak Dee, ada list tempat-tempat yang mau dikunjungi kah selama di Palembang? Kalau ada, bilang saja mbak, aku antar nanti." Kata Yayan sewaktu mobil yang dia kemudi melaju meninggalkan bandara.
"Cuma mau ke Bayt Al-Quran dan Rumah Limas saja, sih. Lala juga ingin ke sana, mau lihat Al-Quran raksasa katanya."
"Oke. Kalau begitu, kita singgah ke Bayt Al-Quran dulu ya. Jaraknya lebih dekat kalau dari sini." Saut Yayan.
Bayt Al-Quran Al-Akbar
Yayan memarkirkan mobilnya di samping bangunan bertingkat Pondok Pesantren Al Ihsaniyah. Bayt Al-Quran Al-Akbar atau dikenal dengan nama Museum Al-Quran Raksasa ini berada di Jl. M. Amin Fauzi, Soak Bujang, RT 03, RW 01. Tiket berupa infak untuk masuk ke museum sebesar Rp5.000 per orang.
Saat kami datang, ada acara pengajian di lantai 1 Bayt Al-Quran Al-Akbar yang dihadiri ibu-ibu dari wilayah setempat. Sebentar menyimak tausiyah yang disampaikan ustad, saya kemudian mengamati sekeliling bagian dalam bangunan. Saya takjub sewaktu melihat ayat- ayat suci terpampang indah di sekeliling ruangan. Benar-benar istimewa.
Bayt Al Qur'an Al Akbar
30 juz ayat suci Al-Quran terukir indah pada 630 lembar kayu tembesu berukuran berukuran 177 cm x 140 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Ayat-ayat suci itu dipercantik dengan ornamen ukiran khas Palembang. Selain untuk menyebarkan agama Islam, tujuan dibuatnya Al-Quran berukuran raksasa dengan bentuk khas ini juga untuk mempromosikan budaya dan tradisi Palembang dalam bentuk karya seni ukir yang sudah ada sejak zaman Sriwijaya ke wisatawan lokal maupun mancanegara.
Penggunaan kayu tembesu sebagai material ukir ayat suci Al-Quran bukanlah tanpa alasan. Kayu tembesu terkenal sebagai kayu berkualitas terbaik, sengaja dipilih agar mushaf atau naskah ayat Al-Quran ini awet dan tahan lama. Di samping itu, penggunaan kayu tembesu adalah sebagai bentuk memuliakan kitab suci umat Islam ini.
Al Qur'an ukir raksasa ini indah banget..
Pembuatan Al-Quran raksasa digagas oleh Ustaz H. Shofwatillah Mohzaib, yang juga merupakan pengasuh dari Ponpes Al-Ihsaniyah Gandus. Proses pengerjaannya memakan waktu sekitar tujuh tahun. Bayt Al-Quran Al-Akbar diresmikan pada 30 Januari 2012 oleh Bapak Susilo Bambang Yudoyono (SBY) yang sewaktu itu masih menjabat sebagai presiden RI.
Lala senang banget sewaktu saya tunjuki Surah An-Nisa. Dia langsung berdiri dan minta difoto di depan selembar raksasa Surah An-Nisa, surah keempat Al-Quran yang kami ambil sebagai nama depannya. Entah dia sudah atau belum mengerti, yang jelas bocah keriting itu terlihat girang karena ada namanya terukir indah di sana.
Lala dan Surah Annisa
Kalau kamu berkunjung ke Palembang, jangan lewatkan kesempatan untuk singgah di Museum Al-Quran terbesar di dunia ini, ya!
Museum Negeri Balaputradewa dan Rumah Limas
Dari Bayt Al-Quran Al-Akbar, Yayan mengajak kami singgah menikmati Mie Celor 26 Ilir. Kuliner Palembang yang satu ini direkomendasikan oleh Pak Bondan Winarno, lho! Penasaran seperti isi dan rasa mie celor ini? Nanti bakal saya ulas di posting-an terpisah ya.. Yang jelas bagi saya, mie celor ini rasanya “mengejutkan”. Unpredictable banget, deh!
Mie celor
Puas menikmati mie celor, Yayan mengajak kami singgah di Museum Balaputradewa atau Museum Negeri Sumatera Selatan. Sebuah bangunan besar yang disangga empat pilar berukir menjulang tinggi di Jl. Sriwijaya I No 288 Km 5,5 ini menyambut kami. Setelah membayar tiket sebesar Rp2.000 per orang, kami pun masuk ke museum. Oh ya, museum ini buka pada hari Selasa - Jumat (08:30 - 15:30) dan Sabtu - Minggu (08:30 - 14:00).
Tampak depan Museum
Di salah satu ruangan, Yayan menyapa seorang ibu muda yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu. Begitu melihat Yayan, beliau tersenyum sumringah dan meninggalkan mejanya untuk menyapa kami. Beliau adalah Ibu Diah, Kepala Bagian Pelayanan dan Penyajian Museum.
Ibu Diah bercerita bahwa beberapa koleksi Museum Balaputradewa sedang “diajak jalan-jalan” ke Eropa untuk dipamerkan di Brussel. Makanya, beliau lagi sibuk banget mempersiapkan segala hal untuk pameran akan yang dimulai beberapa hari lagi. Beliau pun mohon maaf karena tidak bisa menemani kami berkeliling museum.
Ini arca replika. Arca aslinya termasuk yang diajak jalan-jalan ke Brussel
Luas. Itulah kesan pertama yang saya saat memasuki museum ini. Koleksinya terbilang lengkap mulai dari benda-benda asli, replika, lukisan, hingga foto-foto bersejarah. Pembagian beberapa ruangan pameran pun terlihat sistematis dan rapi, sehingga pengunjung bisa lebih mudah menikmati koleksi-koleksi yang ada.
Salah satu sudut museum
Salah satu koleksi museum, tempayan kubur
Menariknya, di bagian belakang museum ini, berdiri megah sebuah Rumah Limas yang bentuknya bisa dideskripsikan di lembaran uang Rp10.000. Beruntung, siang itu kami bisa sekalian mengintip bagian dalam dari rumah adat Palembang ini.
"Aku selalu bangga ajak kawan melihat bagian dalam Rumah Limas ini. Nanti Mbak Dee bakal tahu sendiri alasannya," Kata Yayan sewaktu saya tengah asyik memotret Rumah Limas dan uang kertas Rp10.000.
Sewaktu saya melihat sendiri isi dari Rumah Limas, saya pun tahu dengan apa yang membuat Yayan bangga. Lemari, meja, kursi, kamar tidur, kamar pengantin, dan perabotan lain di dalam rumah berbahan kayu ini terlihat mewah dengan ukiran-ukiran indah khas berwarna emas.
Bagian dalam Rumah Limas
Di bagian tengah, terdapat contoh pelaminan adat lengkap dengan timbangan cinta. Timbangan ini digunakan dalam adat pernikahan Palembang. Pada satu sisi timbangan, terletak sebuah Al-Quran, dan sewaktu acara pernikahan, mempelai pria meletakkan tangannya pada sisi lain timbangan yang kosong. Mempelai pria harus menekan tangannya hingga posisi timbangan sejajar sambil bersumpah setia pada mempelai wanita. So sweet banget, ya...
Kalau kamu mau ke museum ini, jangan lupa siapkan uang kertas Rp10.000 ya, biar bisa dipakai foto bareng sama Rumah Limas. Hehehe.
Kampung Arab Al-Munawar
Setelah istirahat sebentar di rumah Yayan, kami lanjut keliling lagi pada sore hari. Yayan mengajak kami ke Kampung Arab Al-Munawar di kawasan 13 Ulu, tepat di tepian Sungai Musi.
Saya selalu excited kalau diajak mengunjungi perkampungan adat atau cagar budaya. Apalagi, waktu Yayan bilang bahwa ada beberapa rumah yang masih kokoh berdiri meski sudah berumur ratusan tahun. Wow! Saya langsung teringat rumah-rumah tua di Gedung Batin, Lampung. Apakah rumah-rumah di Kampung Al-Munawar ini juga punya banyak cerita seperti rumah-rumah di Gedung Batin? Yuk kita lihat langsung!
Suasana di Kampung Al-Munawar saat itu terlihat ramai. Anak-anak kecil berhidung mancung khas wajah Arab, sedang asyik bermain sepatu roda. Rupanya, sore itu sedang ada lomba sepatu roda anak-anak dalam memeriahkan HUT RI yang ke-72. Seru juga menonton anak-anak itu berlomba!
Anak-anak Kampung Al Munawar berlomba sepatu roda
Yayan mengajak kami menyusuri gang kecil ke arah tepian sungai. “Kampung ini tak terlihat tua ya,” ucap saya dalam hati saat berkeliling di sini. Rumah-rumah yang kami lewati justru terkesan Instagram-able. Membuat kami tak kuasa untuk berhenti setiap beberapa langkah untuk mengambil foto dan berpose ala selebgram. Bagi saya, tempat secantik ini terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja. Hehehe.
Lala di salah satu tangga rumah di Kampung Al Munawar. Dok. Yayan
Sampai di tepian Sungai Musi, saya semakin dibuat takjub dengan rumah-rumah yang ada di sana. Rumah-rumah kayu itu sungguh jauh dari kesan tua. Seluruh permukaan teras rumah-rumahnya ditutup bilah-bilah kayu, sehingga terlihat rapi. Begitu juga dengan teras masjid yang ada di ujung jalan, sama bagusnya.
Salah satu rumah di tepian Sungai Musi itu adalah milik orang tua Ustad Al Habsyi. Rumah bercat biru telur asin itu pula yang pernah dijadikan lokasi adegan film Ada Surga di Rumahmu, sebuah film yang dibintangi oleh Husein Alatas dan Elma Theana.
Rumah yang dijadikan lokasi syuting film Ada Surga di rumahmu yang dibintangi oleh @husein_al_atas & @elmatheana ini ada di Kampung Arab Al Munawar, kawasan 13 Ulu, Palembang. . Selain rumah ini, masih banyak rumah-rumah lain yang menarik di sini. Rumah-rumah yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. . Kamu, sudah pernah ke sini? Kalau belum tunggu ceritanya di www.adventurose.com yaaa 😉 . Makasih @omnduut udah ngajakin ke tempat keren ini. Sayang kita cuma mampir bentar ya.. Padahal pengen bisa lama-lama di sini.. . ________________________________ 📌 Kampung Arab Al Munawar, Palembang 📸 Haryadi Yansyah aka @omnduut ________________________________ #kampungarabalmunawar #kampungarabpalembang #adasurgadirumahmu #heritage #cagarbudaya #traveloka #travelterus #adventurose #genpisumsel #palembang #wisatapalembang #wonderfulpalembang #visitpalembang #familytrip #pesonafestivalsriwijaya
Kami asyik menikmati suasana sore di tepian Sungai Musi sambil memperhatikan beberapa perahu yang berlalu-lalang melintasi sungai. Dari ujung pelantar, kami bisa melihat jembatan yang menjadi kebanggaan warga Palembang, Jembatan Ampera.
Kampung Al Munawar
Tepian Sungai Musi
Sayang sekali, kami datang terlalu sore. Kampung Al-Munawar ini hanya dibuka sampai jam 17:00 untuk pengunjung. Lain waktu, sepertinya saya harus kembali lagi ke sini untuk menikmati suasana kampung ini lebih lama.
Baca juga: Bermain Bamboo Rafting di Sungai Way Besai
Gelora Sriwijaya
Sewaktu Yayan mengajak kami singgah di Stadion Gelora Sriwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Stadion Jakabaring, saya sempat berpikir, "Ngapain Yayan ajak kami ke stadion, ya? Mau lari sore?"
Pertanyaan saya terjawab begitu kami memasuki kawasan stadion. Rupanya, Stadion Jakabaring ini juga berfungsi sebagai tempat piknik ala warga Palembang. Banyak yang menggelar tikar sambil menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Setiap sudut stadion, terutama di tepi danau, dipenuhi pengunjung lokal. Ada juga lho, yang lagi foto pre-wedding. Yayan buru-buru membelokkan mobil ke arah lain agar menjauh dari pasangan yang lagi asyik berfoto itu. Takut baper katanya! Hahaha.
Lala di tepi danau Jakabaring
Lala dan Yayan
Stadion Jakabaring ini luas banget. Yayan mengajak kami keliling, mulai dari stadion utama, stadion tembak, danau, aquatic center, juga melewati Wisma Atlet, bangunan bertingkat yang mengantar Angelina Sondakh CS ke Wisma Prodeo.
Semakin sore, suasana di Stadion Jakabaring semakin ramai. Lapangan di depan stadion utama sudah mirip alun-alun saking ramainya. Banyak penjual makanan, wahana permainan anak seperti motor-motoran dan becak mini. Lala pun akhirnya tergoda untuk mencoba becak mini berwarna mencolok.
Lala main becak mini
Stadion ini terus berbenah untuk menyambut Asian Games pada tahun depan. Sepertinya, kalau tahun depan ke sini lagi, Stadion Jakabaring ini akan makin kece, deh.
Jembatan Ampera
Malam itu kami ditraktir ayahnya Yayan menikmati kuliner khas Palembang di Rumah Makan Wong Palembang. Menu pindang menjadi hidangan utama di rumah makan tersebut. Puas rasanya bisa menikmati pindang patin di daerah asalnya. Selain enak, porsinya juga jumbo!
Pindang patin
Katanya, belum sah ke Palembang kalau belum berfoto dengan latar Jembatan Ampera. Jadilah malam itu kami diajak melipir ke ikon kota ini. Seperti halnya landmark suatu kota lainnya, kawasan Jembatan Ampera ini pun ramai luar biasa. Seolah seluruh warga lokal tumpah ruah di kawasan ini. Tapi kata Yayan, “Ini sih belum seberapa ramainya,“ Wah!
Suasana di sekitar Jembatan Ampera
Rumah makan apung di tepian Sungai Musi
Kami berjalan kaki ke pelataran di depan Benteng Kuto Besak. Malam sebelumnya, beberapa artis ibu kota mengadakan konser di sini dalam acara countdown Asian Games 2018. Pantas saja malam itu terlihat banyak pekerja yang sedang membongkar panggung bekas acara semalam. Truk-truk besar ikut parkir di antara banyaknya pengunjung malam itu.
Terakhir, Yayan mengajak kami ke dermaga dekat restoran J.Co dan KFC. Katanya, itu spot terbaik untuk berfoto dengan latar Jembatan Ampera. Benar saja, jembatan sepanjang 1.117 meter yang menjadi penghubung daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir itu terlihat megah dengan lampu warna-warninya.
Jembatan Ampera
Liburan Singkat yang Berkesan
Saya benar-benar gak nyangka, liburan kami yang super singkat ke Palembang ini ternyata berkesan banget! Kami jadi semakin mengenal Palembang lewat tempat-tempat yang kami kunjungi. Palembang bukan cuma punya Jembatan Ampera, dan kulinernya bukan cuma pempek saja.
Sepertinya, kami sekeluarga bakal balik lagi ke Palembang pada tahun depan. Ingin menonton Asian Games sambil nyobain naik LRT barunya. Masih ada waktu satu tahun, masih cukup waktu buat nabung poin, biar bisa ngetrip GRATIS lagi seperti kali ini. Oops!
Nah nah nah.. baca yang gratis-gratis gini pasti banyak yang kepo deh. Ceritanya begini, pas mau beli tiket ke Palembang, seperti biasa kan saya cari tiket di Traveloka App. Kenapa setia banget? Jujur, karena saya senang dengan kehadiran program Loyalty Points di aplikasi itu. Jadi, setiap pesan tiket pesawat maupun hotel, saya akan mendapatkan sejumlah poin yang bisa dikumpulkan dengan masa berlaku satu tahun.
Pas kemarin saya cek, poin yang terkumpul sudah lebih dari 20.000. Yes! Saya berpikir sepertinya Jumlah poin segini banyak bisa dipakai buat tiket pesawat ke Palembang sekeluarga nanti. Daripada tebak-tebakan, saya langsung cek tiket pesawat PP Batam - Palembang.
Ngeliat jumlah poin langsung bikin gak fokus kerja. *grin..
Ternyata, total harganya cukup ditukar dengan poin yang saya punya. “Yeay, bisa gratis deh terbang ke Palembang!” kata saya dalam hati. Saya pun langsung memesannya sehabis berdiskusi dengan suami tercinta. Memang dasar otak ibu-ibu ya, selalu mau cari yang hemat, bahkan kalau bisa sih gratis! Hahaha.
Langsung deh redeem poin. Prosesnya mudah banget!
Dipikir-pikir, gak ada ruginya sering pesan tiket maupun hotel, toh nanti poin saya akan bertambah terus. Malahan, saya bisa mendapatkan tiket pesawat atau hotel gratis di kemudian hari. Masuk akal, bukan? Jadi, bukan tanpa alasan kalau saya bisa #TravelTerus. *grin...
Buat yang belum punya akun Traveloka, kalian harus install dulu aplikasinya di ponsel, terus daftar deh. Setelah itu, tinggal pesan tiket pesawat, hotel, atau paket tiket + hotel di aplikasi Traveloka, lalu kalian bisa “menabung” untuk liburan gratis suatu hari nanti. Kalau sudah cukup “tabungannya”, kamu bisa langsung redeem dengan proses yang gampang. Tinggal ikuti langkah-langkahnya saja, kok.
Tuh kan, fokus ke yang gratis-gratis bikin saya lupa menyelesaikan cerita di Palembang. Intinya, liburan kali ini benar-benar berkesan. Perjalanan pulang dengan pesawat pun diwarnai dengan rasa haru. Bisa melihat wajah Lala yang girang sehabis liburan singkat, rasanya bahagia luar biasa. Insya Allah, tahun depan bisa ke Palembang lagi untuk menjelajahi tempat wisata dan kuliner yang belum sempat dikunjungi.
Kira-kira, apa saja ya tempat wisata dan kuliner yang harus masuk list? Comment, ya!
60 komentar
Huhuhu... Lala the explore jalan2 ya.... Pengin ke tempat Alquran raksasa...
ReplyDeleteMuseum Al Qur'an itu must visit place banget kalo ke Palembang, mbak Menik..
DeleteEmoh banget ya balik arah buat liatin orang foto mesra hwhwhw. Next lebih lama ya mbak Dee. Masih ada beberapa tempat yang belum didatangi.
ReplyDeleteOmnduut.com
Hahaha daripada baper ya, Yan.. 😂😂 Insya Allah tahun depan pengen balik lagi ke Palembang. Pengen nyobain LRT nya 😊
DeleteSayangnya ga bisa "nyambut" mba di tanah kelahiran saya...
ReplyDeletePadahal lg d palembang jg, pi pas momentny numpang nginep d klinik bersalin...
Sayang banget aku taunya kalo Ry lahiran di Palembang pas aku udah balik. Kalo enggak kan bisa nengokin dedek bayi sekalian 😊
DeleteBelum jodoh ketemu ya, Ry..
Wah kalau ada guide e seharian kelar ya banyak wisata selama di Palembang :D
ReplyDeleteHahaha iya Von.. Recommended guide buat yang mau ke Palembang 😁😁
Deleteduh aku kok nggak diajak ke sini ya sama Yayan pas ke palembang
ReplyDeleteHahaha balik lagi kak.. minta diajakin juga :D
DeleteMakanya kak, kalau ke Palembang jangan hanya buat transit. Liburan dong kayak mbak Dee.
DeletePoin Travelokanya kan banyak, pan sering pelesiran, pake atuh ke Palembang. Pempek, Martabak HAR, Mie Celor memanggil loooh.
Cuslah tukar di loyalty points, kita kalap bersama di meja makan manaaaa gitu hahahahaha
omnduut.com
Danan: yuk kita pake tabungan poin buat ke Palembang. Aku pun belum puas kulineran kemareen...
DeleteYayan: Mau donk diajakin kalap di meja makan. Tunggu tabungan poin-ku ya. Insya Allah tahun drpan balik lagi, mau nyobain LRT hehehe
Kalau ngunjungi di abang saya bisa mampir nih
ReplyDeleteAbangnya di Pelambang? bisa banget 5 tempat ini dimampirin sekaligus :)
Deleteseumur-umur blm pernah main ke museum, pas pernah ke museum di medan, eh tutup hari senin (kebetulan kesana senin) yg paling keren disini mi celot itu *glek*
ReplyDeleteIya kak.. semua museum tutup hari Senin. Mie celor itu rasanya unik. Mengejutkan kalo kata aku, hahaha
DeleteAku gak diajak ke sini dong sama mz Yayan. Penasaran banget sama Bayt Al-Quran Al-Akbar, tapi sayangnya waktunya mefet. Biasa, ikut marathon soalnya paginya :'(
ReplyDeleteBalik lagiiii.... :D Trus, kapan kamu main ke Batam?
DeleteKamu lari aja terus mas, gak usah temu-temuin aku lagi *macam dialog sinetron ya? hahahaha.
DeleteIni juga rajanya jalan-jalan. Mesti poin travelokanya banyak ini. Jom balik lagi ke Palembang.
omnduut.com
Ish bener banget... Babang satu ini pasti loyalty point-nya udah numpuk. Sok atuh dipake jalan kemana gitu.. Kapan kita jalan bareng lagi?
DeleteMau juga dibawa Yayan kemanapun...
ReplyDeleteTinggal hubungi nomor WA nya.. hahaha
DeleteMau juga dibawa Yayan keliling Palembang.
ReplyDeleteRecommended travel guide di Palembang pokoknya!
DeleteWah asyik banget ya. Ih itu royaltinya asyik banget. Sering beli tiket disana, coba check ah siapa tau ada banayk bisa liburan gratis juga. Jadi kangen lala
ReplyDeleteAaah sini sini.. Loyalty point-nya Barbie pasti udah banyak. Yuk dipake liburan ke Batam ajah..
DeleteWaaaahhh rasanyaaaa kudu ke Palembang niiiii. Udah menjadwalkan keinginan utk bisa sampai sana. Ceritanya langsung ku bookmark mbaaa. Nuwun yaaaa
ReplyDeleteSilakan langsung hubungi Yayan ya, Manda :)
Deleteseru banget mbak dee ,
ReplyDeleteIya, Chot.. Seru banget... Bisa traveling gratis pake poin ;)
DeleteAaak... Aku khan traveloka lovers...
ReplyDeleteHmmm, pake buat traveling bulan depan aaah...
Naaah ini.. Pasti loyalty point-nya udah numpuk. Yuk traveling kemana lagi kita? Aceh yang entah kapan itu dijadiin yuuuk...
DeletePalembang emang klasik:p
ReplyDeleteBanget, Mer...
Deleteaku nggak pernah tahu kalau poin2 gini bisa untuk beli tiket, karena tadinya ada poin ya aku cuekin aja. eh ternyata bisa untuk belanja tiket... udahlah hemat eh ada poin , makanya skrg kalau beli tiket di traveloka
ReplyDeleteIya kak.. Makanya selama ini aku seneng kalo ada temen ato sodara yang nitip minta dibeliin tiket. Poinnya bisa buat aku hehehe
DeleteWah aku baru tau ada program Loyalty Point ini, jadi makin semangat booking2 lewat Traveloka.
ReplyDeleteYayaan, ntar kalo Keluarga Biru ke Palembang juga mau di guide-in kayak Dee sekeluarga he3
Ayo Wan, tabung terus point-nya. Seru banget kalo bisa traveling gratis sekeluarga..
DeleteAku juga pengguna setia traveloka nih mba.. Kog keren banget loyalty point nya bisa sampe 20ribuan. Aku baru 714 poin loh.. Itu minimum berapa poin sih baru bisa dituker? Bisa untuk tiket pesawat sama hotel kan?
ReplyDeleteHihihi.. Aku sering dititipin temen ato sodara buat beli tiket, jadi poinnya nambah terus 😊 Minimal bisa diredeem kalo 1000 poin, Nit. Iya bisa untuk tiket pesawat ama hotel kok
DeleteWuih enaknya ke Palembang pake poin di traveloka aja. Mauuuuuuu
ReplyDeleteHarus rajin nabung poin nih
Yuk mbak kita nabung poin :)
DeleteSecara gak langsung akhirnya jadi Couchsurfer juga. Baru tau loyalty point, pada udah sering juga pesan tiket lewat traveloka.
ReplyDeleteHahaha iya.. Aku gak punya akun couchsurfing, klo punya udah kukasih bintang 7 si Yayan ini..
DeleteBuruan dicek bang tabungan poinnya.. Kalo gak mau pake, aku pun bersedia kok 😁😁
Aku mau juga dong ke Palembang... ajak aku ya ke Jelajah Palembang dalam sehari...
ReplyDelete*trus ditempeleng... duh 5 tempat ini bikin aku baper... sebagai orang Palembang aku udah dong ke 5 tempat ini mbak De :p
Ternyata pake traveloka poin ini asik juga ya, bisa hemat duit saku kitaa hehe
Iiih kamu... Aku samperin ke Palembang, kamu malah pergi.. #akungambekniiih 😏😏
DeletePoin Traveloka-mu udah banyak kan? Yuk kapan kita ngetrip bareng lagi? 😉
Aiiih Lala jalan2 terus yaaa, seruuu. Kapan bisa jalan lagi sama Kak Thifa dan dek Hana niih..
ReplyDeleteAyoooo kapan jalan-jalan bareng lagii? Rame-rame bawa krucils..
Deletewah saya penasaran nih sama mie celornya, ditunggu y ulasannya Mbak Dian. soal poin ini juga baru ngeh nih. langsung cek poin sendiri deh:)
ReplyDeleteRasanya unik..
DeleteGimana? Udah dicek poinnya? Lumayan kan.. 😊
Wah, seharian ajah dah bisa kemana mana ya mbak Dee, guidenya emang kece. Hehehe. Eh Lala, boneka kesayangannya ikut piknik ya. Btw, Kak Yang langsingan ya :)
ReplyDeleteHahaha iya.. Pokoknya klo ke Palembang hubungin aja Yayan. Dia welcome banget kok..
DeleteApaaa? Langsingan? Duh.. Ini efek kamera deh kayaknya 😁😁
Ini yang motoin mas Yayan juga? Wah kalau k Palembang harus hbgi mas Yayan nih.. hehe..
ReplyDeleteIya... Yang kami bertiga itu semuanya difotoin Yayan 😊
DeleteNoted2 mbak, destinasi wisatanya. Aku pengen ke Palembang jg suatu saat nanti jika ada rezeki :D
ReplyDeleteAamiin... Semoga segera kesampaian ya, Pril
DeleteJadi pengen liburan kesana, dulh waktu kecil pernah kesana sekali tpi gk pernah ke jembatan ampera hiks sedih
ReplyDeleteBalik lagi, Dan.. :)
DeleteAku blm pernah ke Palembang, semoga suatu saat bisa kesana. Pengen ke Jembatan AMperanya hehe
ReplyDeleteAku juga baru sekali niih.. Pengen balik lagi. Khusus edisi kulineran, hehehe
Delete