Leebong. Pesonanya Bukan Sekadar Omong Kosong
Tuesday, August 01, 2017
Pulau
Leebong. Pertama kali dengar nama tempat ini dari postingan mbak Rien tahun lalu,
saya langsung penasaran. Dalam bayangan saya kala itu, Pulau Leebong ini adalah
tempat yang pas untuk sekadar 'kabur' dari segala rutinitas. Gambaran tentang pulaunya
yang sunyi namun memiliki fasiltas lengkap membuat saya jatuh hati. Apalagi melihat
penampakan rumah pohonnya. Duh! Itu kan rumah impian masa kanak-kanak saya bangeeet.
Jadi begitu diajakin untuk liburan di Pulau Leebong, tanpa pake mikir saya langsung
ho-oh. Abis ho-oh baru nyadar cuti udah limited. Huahaha.. derita lu!
Mendung
masih bergelayut di langit Belitung sewaktu kami sampai di Pelabuhan Tanjung
Ru. Suasana di pelabuhan yang ada di Desa Pergantungan, Kecamatan Badau, siang
itu terlihat sepi. Kami berjalan beriringan meniti pelantar kayu.
Baca tulisan sebelumnya: Belitung Berselimut Mendung
Baca tulisan sebelumnya: Belitung Berselimut Mendung
Kami di pelabuhan Tanjung Ru. Foto by: Darmawan
Di
ujung pelantar sebuah kapal kayu berukuran sedang sudah menunggu. Siap membawa
kami ke Pulau Leebong. Hanya perlu waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang
dari pelabuhan Tanjung Ru ke Pulau Leebong. Deket banget. Rasanya baruuu aja
duduk di bangku kayu kapal, eh tau-tau kapal udah merapat di dermaga Pulau
Leebong.
Sampai di Pulau Leebong. Dok. Katerina
Sambutan
Hangat di Pulau Leebong
Hepi.
Itu yang pertama saya rasakan sewaktu menjejak dermaga kayu Pulau Leebong.
Mimpi setahun kemarin terwujud hari ini. Hamparan putih pasir Pulau Leebong
sudah di depan mata. Air laut di sekeliling pulau yang berwarna hijau tosca
kebiruan terlihat jernih dan tenang. Manggil banget untuk diceburin.
Saya dan Lala di dermaga kayu Pulau Leebong
Welcome to Leebong
Yeeaay.. Kami di Pulau Leebong
Beberapa
orang staff lelaki dari Pulau Leebong menyambut kami ramah, dan langsung
membawa kami ke restoran. Sambutan yang bukan cuma hangat, tapi juga penuh
pengertian. Tau aja kalo kami udah lapar, hehehe.. Mana cuacanya lagi
mendung-mendung gimanaaa gitu. Bikin rasa lapar makin menjadi-jadi.
Tapi
rupanya bukan itu aja sambutan dari Pulau Leebong. Pak Toto, Direktur PT. Leebong
Octa Samasta, bersama Jeffry owner dari Picniq Tour & Travel, juga Darmawan
ternyata sudah menyiapkan banner lengkap dengan foto-foto kami ber-10. Huaaa..
surprise! Makasih banget atas sambutannya. Btw, makasih juga udah milih foto
saya yang bagus untuk dicetak gede di banner. *grin....
Foto bareng banner dengan foto narsis
Jeffry, pak Toto & Darmawan.
Makan
Siang Nikmat di Pulau Leebong
Aroma
makanan yang sudah tersaji di atas meja sungguh menggoda. Siang itu ada sup
bakso ikan, ayam kecap, ikan ayam-ayam bakar, cumi goreng tepung, kepiting
goreng, tumis kangkung, dan ikan pepes khas Pulau Leebong. Untuk minum, tersedia
free flow air putih, kopi, atau teh.
Foto bareng di resto Pulau Leebong. Dok. Katerina
Kami
pun langsung ambil posisi masing-masing. Bukan buat makan, tapi buat motret.
Hahaha gini banget ya yang namanya blogger. Biarpun perut udah lapar, tapi yang
namanya foto-foto untuk konten tetep nomor satu. Jadi maklumin aja ya.. Kudu
sabar kalo makan-makan bareng blogger. Soalnya acara foto-foto makanannya pasti
bakal lebih lama dari makannya.
Baca juga Kulineran di Belitung
Baca juga Kulineran di Belitung
Perjuangan demi konten
Mari makaaan..
Aneka
hidangan yang disediakan Pulau Leebong siang itu terasa nikmat. Makan pun jadi
nambah-nambah saking enaknya. Laper atau doyan, mbak?! Yang jadi favorit siang
itu adalah ikan pepesnya. Bumbunya terasa khas dan beda ama bumbu ikan pepes
yang biasa saya makan. Ikan pepes Pulau Leebong ini menggunakan ikan sulir yang
setelah dibumbui kemudian dibungkus daun simpor, kemudian dilapis lagi dengan
aluminium foil. Paduan kunyit dan nanas bikin citarasa si pepes jadi unik sekaligus
enak di lidah.
Ikan pepes khas Leebong
Arena
Bermain yang Bikin si Kriwil Hepi
Habis
makan, Lala langsung lari ke tempat bermain yang ada di samping restoran. Jadi
sambil makan, saya tetap bisa mengawasi Lala. Enaknya liburan di Pulau Leebong
ini. Fasilitas yang ada di sini bukan cuma memanjakan orang dewasa, tapi juga
bikin betah anak-anak.
Lala main ayunan
Meski
nggak luas, namun arena bermain anak di Pulau Leebong cukup lengkap. Selain
ayunan dan perosotan, juga ada tangga-tangga untuk melatih ketangkasan
anak-anak. Macam-macam cetakan untuk bermain pasir pun lengkap tersedia. Jadi
si kecil gak mungkin bosan bermain di sini. Siang itu Lala nyobain semua
permainan yang ada.
Playground di Pulau Leebong
Di
tepi pantai, para tamu Pulau Leebong mulai asik bermain. Ada yang berenang,
main kano, paddle board, atau sekadar naik pelampung berbentuk bebek-bebekan. Semua
fasilitas itu free dan sudah termasuk dalam paket liburan ke Pulau Leebong. Langit
siang itu semakin kelabu, tapi suasana di Pulau Leebong tetap penuh tawa.
Semua permainan dicobain
Menghabiskan
Sore di Pulau Pasir Burung
Sehabis
makan, kami diajak jalan-jalan ke Pulau Pasir Burung yang juga dikenal dengan
nama Pulau Pasir Timbul. Dinamakan demikian, karena di pulau ini sering terlihat banyak burung. Dan pasir di pulau ini baru
akan timbul atau terlihat kalau air laut sedang surut. Kalau air pasang pulaunya
hilang. Ajakan ke Pulau Pasir Burung ini bikin kami semua hepi, kecuali Lala.
Si kriwil ini rupanya masih betah main di playground. Tapi waktu saya bisikin,
kalo dia boleh berenang di pulau nanti, langsung deh dia jadi yang paling semangat.
Dasar bocah!
Naik kapal ke Pulau Pasir Burung. Dok. Katerina
Pulau
Pasir Burung dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 sampai 15 menit naik kapal
dari Pulau Leebong. Mendekati Pulau Pasir Burung, kami pun dibuat takjub dengan
pasirnya yang terlihat seperti berkilau saking putihnya. Di bawah langit kelabu
aja pemandangannya bisa secakep ini. Gimana kalo pas langitnya biru cerah ya?
Gazebo di Pulau Pasir Burung
Dari
atas dermaga saya cuma bisa takjub menikmati hamparan pasir putih Pulau Pasir
Burung ini. Di atas hamparan pasir yang luas itu cuma ada dua buah ayunan dan
hammock. Dengan gak sabar kami pun turun, dan melompat-lompat excited sewaktu
menjejak pasir putihnya yang halus banget seperti tepung yang baru diayak.
Sukaaaaaa!
Lala langsung hepi.. Foto by: Elton
Semua
langsung asik sendiri-sendiri. Main ayunan, santai di hammock, sesi pemotretan,
juga main paddle board. Lala langsung asik cebur-cebur. Bocah kriwil itu hepi
banget bisa lari-larian di pasir yang putih, bersih, dan luas. Darmawan
mengabadikan kegembiraan kami sore itu lewat drone yang sengaja dibawanya.
Lala nyantai di dermaga Pulau Pasir Burung
Main ayunan. Foto by: Katerina
Tami nyantai di hammock
Kami
gantian menjajal keseimbangan naik paddle board. Naik, jatuh terbalik, tertawa,
naik lagi, jatuh lagi, tertawa lagi. Pokoknya rasanya hepiii banget. Pulau
Pasir Burung yang kosong ini serasa jadi pulau pribadi kami. Puas banget
rasanya bisa lompat-lompat, guling-guling dan tertawa bahagia. Thanks God!
Liburan kali ini sungguh luar biasa...
Baca juga Serunya Island Hopping di Belitung
Baca juga Serunya Island Hopping di Belitung
Menikmati Pulau Pasir Burung. Dok. Katerina
Jump! Foto by: mas Arif
Kami hepiiiii... Dok. Elton
Menyusuri
Hutan Mangrove
Air
laut mulai pasang sewaktu kami berjalan kembali ke dermaga. Waktu kami sampai
tadi, airnya hanya setinggi betis. Tapi waktu kami balik, airnya sudah setinggi
paha. Jadi mau gak mau semua pasti basah. Ajakan pak Toto untuk menyusuri hutan
mangrove sebelum kembali ke Pulau Leebong membuat kami excited.
Menyusuri hutan bakau
Hari
sudah beringsut senja ketika kapal yang kami naiki bergerak perlahan menyusuri
pohon bakau yang tumbuh subur. Hutan mangrove ini masih merupakan bagian dari
Pulau Leebong. Menurut pak Toto, hutan mangrove di sini merupakan yang terbaik
di Belitung, bahkan salah satu yang terbaik di Indonesia. Kenapa? Karena
tanaman bakau di Pulau Leebong ini tumbuh di atas pasir. Dengan terumbu karang yang
tumbuh subur di sekitarnya.
Di antara hutan bakau. Dok. Atanasia Rian
Kata
pak Toto, kalau siang hari, terlebih pada saat air surut, karang-karang di
bawahnya akan terlihat jelas dan cantik. Tapi sore itu pun kami bisa melihat jelas
keindahan karang di sekitar pohon bakau dari atas kapal. Air di bawah tanaman
bakau itu jernih banget, gak berlumpur seperti kalau bakaunya tumbuh di atas
rawa. Semoga hutan mangrove ini terus terjaga kelestariannya.
Baca juga Di Balik Pesona Danau Kaolin Belitung
Baca juga Di Balik Pesona Danau Kaolin Belitung
Nyamannya
Villa Barata Bikin Mager
Badan
gerah ditambah baju yang kotor dan basah bikin kami pengen buru-buru mandi. Kami
para perempuan yang kebagian kamar di Villa Barata udah gak sabar. Sebelum
berangkat, kami emang udah dikabarin kalau bakal nginap di Villa Barata. Hepi
campur norak rasanya. Gimana enggak, Villa Barata ini harganya IDR 8.6 juta per
malam. Pastinya kami penasaran donk.. Ada apa aja sih di dalamnya?
Tampak luar Villa Barata
Villa
Barata ini terdiri dari 3 kamar. 1 kamar di lantai atas, dan 2 kamar di lantai bawah.
Kamar yang kami tempati di lantai 2 Villa Barata luas banget. Bangunan villa,
juga perabotan, didominasi dengan kayu sebagai material utama. Terkesan mewah
dan hangat. Hujan yang turun semakin deras bikin kami mager untuk meninggalkan
kamar. Habis mandi, kami malah asik bergelung di balik selimut. Nyaman pisan
euy!
Kamar yang kami tempati di Villa Barata. Foto by: Tami
Di Pulau Leebong ini, kami tidurnya misah. Para perempuan di Villa Zara, para lelaki kebagian menginap di kamar VIP yang disediakan untuk tamu. Sementara mbak Rien dan mas Arief kebagian Villa Zara alias rumah pohon.
Rasanya udah bener-bener males mau jalan ke resto untuk makan malam. Kami semua udah pe-we di kamar masing-masing sambil menikmati minuman hangat dan camilan. Panggilan dari para lelaki yang sudah nunggu di resto pun kami cuekin.
Tapi akhirnya kami menyerah, sewaktu Darmawan dan Jeffry mengirim foto barbeque di grup WA. Cumi bakarnya manggil bangeeeet!
Rasanya udah bener-bener males mau jalan ke resto untuk makan malam. Kami semua udah pe-we di kamar masing-masing sambil menikmati minuman hangat dan camilan. Panggilan dari para lelaki yang sudah nunggu di resto pun kami cuekin.
Tapi akhirnya kami menyerah, sewaktu Darmawan dan Jeffry mengirim foto barbeque di grup WA. Cumi bakarnya manggil bangeeeet!
Dikirimi gambar begini ama Darmawan di grup WA
Sampe
di resto dibikin surprise ama meja makannya yang didekor romantis. Yang bawa
pasangan langsung mesem-mesem penuh arti. Saya mah fokus ama menu-menu yang
udah disediakan aja. Selamat makaan!
Meja makan didekor romantis
Udang bakar
Cumi bakar
Habis
makan malam, tamu-tamu lain pada milih balik ke kamar. Kami asik karaokean.
Pulau Leebong memang menyediakan fasilitas karaoke di resto untuk para tamunya
yang ingin menyumbang suara. Demi menjaga ketenangan para tamu, karaokeannya
dibatasi sampai jam 10 malam saja.
Duet maut. Hayo tebak, mereka nyanyi lagu apa?
Malam
itu kami semua tidur nyenyak ditemani suara hujan. Rencana bangun subuh untuk
menikmati sunrise pun tinggal rencana. Hujannya awet, gak mau berenti sampai
pagi. Jadilah kami kompakan memilih untuk melanjutkan merajut mimpi. Menikmati
nyamannya tidur di Villa Barata. Ulasan tentang Villa Barata nanti saya tulis terpisah ya..
Pagi hujan, Lala asik tiduran di hammock depan kamar
Kejutan
Special dari Pulau Leebong
"Di
Pulau Leebong ini ada satu tradisi yang biasa kita kasih ke tamu-tamu yang
menginap di sini. Semacam ritual sebelum sarapan." Kata Chris salah
seorang guide dari Pulau Leebong sewaktu kami sudah duduk di resto.
Kami
masih menebak-nebak ritual apa kira-kira yang dimaksud, ketika seorang staff
berkeliling membagikan satu gelas kecil berisi cairan berwarna coklat kemerahan
pada kami. Semua mendapat gelas dengan cairan berwarna sama, kecuali mas Elton.
Dia dapat gelas dengan cairan berwarna hitam.
Cairan kejutan dari Leebong
"Harus
dihabiskan dalam satu kali tegukan. One shot. Ingat ya.. one shot!" Kata
Chris lagi.
Kami
mengangkat gelas masing-masing. Masih menebak-nebak, kira-kira ini apa ya?
Jamu? Teh? Sirup? Kok punya mas Elton beda? Itu kopi? Kok cuma mas Elton yang
beda? Kalo kopi, saya juga mau donk... Pertanyaan-pertanyaan itu tak terjawab
sampai ketika Chris memberi aba-aba.
Ternyata gelas
kami berisi teh. Dan gelas mas Elton isinya.... kecap asin! Belum hilang ekspresi
kaget di wajah mas Elton karena menenggak minuman asin, dari arah pantry para
staff Pulau Leebong keluar sambil menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk
mas Elton. Surprise! Rupanya ini semua udah dirancang oleh Barbie dan Chris.
Yeeeay! Happy birthday, mas Elton.. barakallah fi umrik. Senengnyaaaaa dapat
kejutan ultah special dari Pulau Leebong. Apa kabar kecap asinnya, mas? Hahaha...
Happy birthday, mas Elton..
Cieeee yang abis minum kecap asin. Hahaha..
Tak ada kue tart, nasi uduk pun jadi
Explore
Leebong di Bawah Guyuran Hujan
Hujan
masih turun sejak pagi
Jangan
berharap ada pelangi
Tapi
kita tetap berseri
Pagi
itu, meski hujan belum berhenti turun, kami tetap semangat untuk mengeksplore
Pulau Leebong di bawah naungan payung warna-warni. Sayang kalau sampai harus
melewatkan kesempatan untuk lebih mengenal pulau seluas 37 hektar ini cuma
gara-gara hujan.
Ternyata,
Pulau Leebong ini menyimpan banyak kekayaan alam. Hutannya masih terpelihara.
Banyak jenis tanaman yang baru pertama kali saya lihat wujudnya. Seperti pohon
kayu putih, simpor, karamunting, jambu nasi, pinus teratai, juga pohon sikas.
Buah karamunting
Buah jambu nasi
Kami
sempat mencicipi buah karamunting dan jambu nasi yang tumbuh subur di hutan
Pulau Leebong. Buah karamunting rasanya manis. Sekilas mirip rasa buah keres.
Kalau jambu nasi yang ukurannya emang segede nasi itu rasanya mirip jambu air,
cuma yang ini lebih sepet.
Akhirnya
kami sampai di sisi lain Pulau Leebong. Sebuah pantai berpasir putih yang luas
dengan tiga buah gazebo beratap warna merah, biru, dan kuning. Pantai ini
namanya Pantai Cikas. Menurut Chris, dinamakan demikian karena di sekitar
pantai ini kita bisa melihat tanaman sikas yang tumbuh dengan subur.
Tanaman sikas di Pulau Leebong
Pagi
itu air laut sedang surut. Jadi kami bisa asik jalan-jalan sampai ke gazebo
paling ujung. Meski hujan turun seharian, dan pemandangan di sekitar kami berwarna
abu-abu, tapi Pulau Leebong tak kehilangan pesonanya. Terbukti, pesona Leebong
bukan sekadar omong kosong belaka.
Pantai Cikas
Jump! Foto by: Primastuti
Saya
jadi merenung. Di dunia ini, gak ada yang namanya kebetulan. Semua yang terjadi
sudah masuk dalam skenario-Nya. Mungkin kali ini Tuhan ingin kami bisa
menikmati Leebong dalam suasana yang tak biasa, bersama para sahabat yang luar
biasa. Terima kasih Tuhan. Terima kasih semesta. Terima kasih Leebong..
Tetap menari di bawah guyuran hujan
Tertarik untuk liburan ke Pulau Leebong tapi gak mau nginap? Bisa kok.. Soalnya Pulau Leebong ini juga menyediakan paket wisata untuk Day Trip. Harga paketnya:
1 – 4 Pax 465.000 IDR per pax (join boat with other group and start from 10.00 WIB
5 – 9 pax 412.000 IDR per pax (private boat)
10 to up 372.000 IDR per pax (private boat)
Harga segitu sudah termasuk: Kapal PP, trip ke Pulau Pasir Burung, trip mangrove, makan siang full set menu, bebas menggunakan fasilitas di Pulau Leebong (volley, futsal, bike, kayak, paddle board, karaoke, playground)
***
Ngetrip bareng Katerina (www.travelerien.com) | Primastuti Satrianto (www.tamasyaku.com) | Atanasia Rian (www.kulinerwisata.com) | Utami Isharyani (www.ranselsaya.com) | Dewi Ratnasari (www.ratnadewi.me) | Elton Satrianto (www.zonafotografi.com) | Tomi Purba (www.tomi.co.id) | Kurniawan Aji (www.trackpacking.com) | Arif G Wibowo (@arifgwibowo) | Lala (lalatheexplorer.blogspot.com)
Leebong Island
Leebong Island, Belitung - Indonesia
Telp: +62 21 5438 1355 , +62 21 5438 1356
HP: +62 812 9770 0776 (WhatsApp/LINE)
www.leebongisland.com
Mulia Rental Mobil Belitung
Jalan Veteran No. 1 Tanjung Pandan - Belitung
Telp: 0878 9778 8008, 0812 7324 691, 0719 21466, 0719 21579
www.muliarentalgroup.com
Picniq Tour Belitung
Telp: 081949555588, 081949222216
www.yourpicniq.com
30 komentar
Pantainya cantik dan makanannya enak :)
ReplyDeleteIya Bai.. Pasirnya itu loh.. Putih dan haluuuus banget 😍😍
DeletePesona Leebong sangat terasa dan terlihat dari tulisan yang sangat lengkap ini. Bacanya saja ikut bahagia. Apalagi kalau mengalaminya langsung. Aku masih ingin kembali ke Leebong.
ReplyDeletePingin berdiri di atas paddle board seperti Lala. Pingin main ayunan lagi. Pingin santai2 di hammocknya. Pingin kulineran lagi. Pingin tidur lagi di villanya yang nyaman itu. Leebong memang luar biasa!
Makasih mbak Rien.. Udah bikin penasaran ama Leebong. Gak heran kalo mbak Rien sampe jatuh cinta ama Leebong. Emang bikin betah suasananya. Pengen balik lagiii..
DeleteWah keren banget
ReplyDeleteIya emang keren banget...
DeleteIni kalau lagi gak mendung pasti istimewa banget kaaaa
ReplyDeleteIya.. Aku liat foto-fotonya waktu langitnya biru itu keren bangeeeet..
DeleteSerunyaaaaa !!!
ReplyDeletegak bayangin pas bagian part makan kecap asin. Aku pernah salah ambil kecap asin dituangin ke sop aja rasanya aneeeeh banget. Apalagi kalo diminum, Hwakaka :D
Hahahaha... Pasti jadi momen tak terlupakan tuh buat mas Elton 😁😁😁
DeleteJujur ya, berat banget rasanya mau buka postingan ini. Takutnya aku mupeng bin iri hiks
ReplyDeleteDan benar saja, pesona pulau leebong terpampang nyata. Ditambah foto2 cantik dan serunya. Aku pengeeeeeeen
Hehehe maafkan aku, mbak Arni.. Pulaunya emang cakep sih. Jadi pengen balik lagi pas langit cerah. Kemaren belum dapet sunrise & sunset hehehe
DeletePulau pasir burung nya cocok buat foto post wedding sepertinya ya mbak sambil gendong gendong an sama pasangan..
ReplyDelete*soalnya kalo pra wedding bisa bahaya berduaan di tempat sepi 😆
Hahaha iya bener.. Kemaren itu yang dateng kesana pada bikin sesi foto post wedding 😁😁
DeleteKebayang nikmatnya makan pepes sama nasi anget di pula Leebong. Lala calon petualang selanjutnya nih :D
ReplyDeleteHutan mangrovena bagus dan lebat ya mbak. Selain bagus buat pemandangan juga bagus utk menjaga pulau spy gk kena abrasi kali ya?
TFS
Iya bener banget, Pril.. Semoga mangrove di Pulau Leebong ini tetap terjaga yaa
Deletecakep tapi sayang cuacanya nggak bersahabat ya, kalau langitnya biru cetar banget itu kak
ReplyDeleteIya Nan.. Cuaca mendung aja cakep. Jadi pengen balik lagi, ngarep cuaca cerah hehehe
DeleteDuuh cakep amat ya pulau Leebong, kudu balik Belitung lagi inii bawa bocaah2..
ReplyDeleteWaah iya mbak.. Anak-anak pasti seneng kalo diajak ke Leebong. Ada playground. Trus pasir pantainya halus banget. Guling-gulingable 😁😁
DeleteBagu banget mbak Dee potonya. Tapi kok saya fokusnya ke Lala ya. Paling suka liat Lala berdiri di atas paddle board dan pas ciprat air. Lucu.
ReplyDeleteHahaha seneng banget dia di sana 😂😂
DeletePantainya landai dan luas. Mirip-mirip pantai yang kami datangi minggu kemarin di Subang Mas.
ReplyDeleteIya bang, luas banget! Jadi puas kalo main-main di sini..
DeleteKece banget yak mba.. fasilitasnya lengkap gituh.. tapi lihat pantainya, kok rada mirip ama pantai Permata di Subang Mas sik? hehe..
ReplyDeleteBoom focus: rambut keriting Lala yang didandan..haha
Hahaha itu dia minta rambutnya dikepang, Chay.. Biar kayak Anna yg di Frozen katanya. Lol
DeleteBaca ini jadi nostalgia lagi, jadi laper lagi. Btw itu ayam bakar sama cumi bakar malam-malam di Leebong Resto enak juga lho. Aku ingat gadoin itu abis banyak, haha. Maklum lagi FC Mbak Dee.
ReplyDeleteIyah, cumi bakar ama ayam bakarnya enak. Aku juga gadoin kemaren. Puas banget FC ya, Dew hahaha..
DeleteBakal ngehits banget ini pulau Leebong ya. Keren abis dah.
ReplyDeleteEmang keren banget teh pulaunya.. Fasilitasnya lengkap!
Delete