Melihat dari Dekat KRI Bima Suci di Pelabuhan Batu Ampar
Friday, December 08, 2017
A ship is safe in harbor, but that's not what ships are built for - John A. Shedd
Papa saya seorang pelaut. Jadi sejak kecil saya memang sudah akrab ama yang namanya kapal laut. Saya paling seneng kalo diajak papa ikut ke kapalnya. Bukan kapal penumpang, tapi kapal pengangkut pupuk. Waktu umur 5 tahun saya pernah diajak papa berlayar naik kapal pengangkut pupuk itu ke Kalimantan dan Sulawesi selama sebulan lebih. Dari situ, saya yang waktu itu masih TK, sudah familiar ama bagian-bagian kapal dan apa kegunaannya.
Kapal Pinisi dan Kapal Dewaruci adalah salah dua dari sekian banyak kapal yang bikin saya jatuh cinta sejak kecil. Melihat kapal-kapal itu berlayar di laut lepas dengan layar-layarnya yang terkembang megah itu bisa bikin jantung saya berdesir. Sayangnya saya baru bisa melihat wujud keduanya dalam bentuk foto.
Nah kemarin (6/12/17), waktu bang Hanif (ig: @haniefocu) ngasih info kalau KRI Bima Suci, yang merupakan kapal pengganti dari KRI Dewaruci membuka jadwal open ship di Batam, saya langsung mupeng. Pokoknya gak mau melewatkan kesempatan yang satu ini. Kapan lagi bisa mewujudkan mimpi masa kanak-kanak saya untuk bisa 'naik' ke salah satu kapal kebanggaan Indonesia ini?
Sebagaimana pendahulunya, KRI Bima Suci ini pun merupakan kapal layar latih bagi para taruna/cadet.
KRI Bima Suci bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Batam mulai tanggal 7 sampai tanggal 10 Desember 2017. Selama bersandar, KRI Bima Suci membuka kesempatan bagi warga Batam untuk melihat KRI Bima Suci dari dekat. Jadwal open shipnya mulai tanggal 7 sampai tanggal 9 Desember. Tanggal 10 Desember, kapal ini sudah harus melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Hujan rintik-rintik yang turun sejak dari Nagoya semakin deras sewaktu kami sampai di Pelabuhan Batu Ampar. Dari jauh sudah terlihat tiang-tiangnya yang menjulang gagah, dan bendera Merah Putihnya yang berkibar-kibar tertiup angin.
KRI Bima Suci
Dari dekat, kapal berwarna putih berukuran panjang 111,2 meter dan lebar 13,65 meter ini terlihat anggun. Tubuhnya yang ramping seperti terayun-ayun pasrah dipermainkan ombak. Melihat kapal ini, bukan cuma saya yang excited. Lala juga gak sabar pengen buru-buru naik ke atas kapal.
Si kriwil ini hepi bangeet..
Cieee yang katanya pengen nyetir kapal..
Kapal yang baru diluncurkan pada tanggal 18 September 2017 ini benar-benar masih terlihat baru. Masih kinyis-kinyis banget! Kapal ini diproduksi di Galangan Kapal Freire di Vigo, Spanyol sejak November tahun 2015. Tepatnya tanggal 16 November 2015, baru mulai proses pemotongan plat pertama atau first steel cutting. Dan peletakan lunas pertama atau keel laying pada tanggal 27 Januari 2016.
I was here
Builder plate
KRI Bima Suci memiliki tiga tiang dengan 26 layar. Kecepatannya 12 knot kalau menggunakan mesin, dan 15 knot kalau menggunakan layar. Duh! Rasanya saya jadi pengen ikut berlayar dengan kapal ini. Gak sabar rasanya pengen lihat layar-layar besarnya itu terkembang.
Hujan-hujanan tapi hepi
Semua masih kinclong
Di buritan kapal, kami sempat mengobrol dengan pak Sarman, juru navigasi KRI Bima Suci. Sebelumnya, beliau adalah juru navigasi di KRI Dewaruci. Beliau bersama 24 orang lainnya memang 'diboyong' dari KRI Dewaruci ke KRI Bima Suci. Lelaki asal Probolinggo ini bercerita banyak tentang pengalamannya berlayar bersama KRI Dewaruci. Yang paling seru sewaktu beliau cerita tentang badai yang 'menghajar' KRI Dewaruci di perairan Okinawa, Jepang tahun 2004 lalu.
Bersama pak Saman dan adik2 Taruna
Sebagai juru navigasi, pak Saman mengaku senang karena KRI Bima Suci ini sistem navigasinya sudah jauh lebih canggih dibandingkan KRI Dewaruci. Selain itu, KRI Bima Suci juga dilengkapi dengan sistem pemurnian air laut menjadi air tawar.
Rasanya pengen ikut berlayar naik kapal ini...
Sore itu rasanya saya gak ingin meninggalkan KRI Bima Suci. Rasanya pengen ikut aja berlayar sampai Surabaya. Dengan beraaaaat hati, akhirnya saya pun turun dari kapal dengan baju yang basah kuyup. Hehehe saking hepinya bisa naik ke kapal ini, kami sampai gak peduli kalo kehujanan. Hehehe.. Untung di mobil ada spare baju kering.
Rasanya berat mau nurunin tangga ini balik ke darat
Tonton videonya kalau mau lihat kapalnya lebih jelas yaa...
26 komentar
Yha, mbak Dee, sayangnya lagi mudik ke Karimun, anak saya jg suka naik kapal
ReplyDeleteIya sayang banget.. Jarang-jarang nih bisa naik ke kapal keren begini..
Deletewah belum sempet ke sana padahal kayaknya asik pas sunsetan ke sana
ReplyDeleteKeceh banget kalo pas sunset kak..
Deleteahhh pengen ksna mbak...tp pasti rame bgt ya hri ini..
ReplyDeleteHihi iya rame buanget. Untung pas kami kesana masih sepi...
DeleteApik yo kapale, ga nengok engine room n cabin crew? Open ship cuma di open deck ae ya? #kepo
ReplyDeleteJare crew-ne.. Pas nang Sabang oleh mlebu, tapi akeh sing kepo mencet2 tombol, dsb.. Akhire saiki cuma oleh nang deck ae.. 😁😁😁
DeleteGagah yah...
ReplyDeleteBanget!
DeleteKeren banget ya kapalnya. Beruntung mbak bisa menikmatinya bisa lgsg ketemu sama kru nya. Btw gak mabuk laut naik kapal ramping spt itu?
ReplyDeleteIya seneng banget.. Gak mabuk laut, kan kapalnya sandar. Gak berlayar.. 😁😁
DeleteKami gak sempet melihat Kapal ini.
ReplyDeletepadahal pengen banget ngeliat.
Khalid suka Kapal.
cuma mendengar antrian membludak jadi keder.
setelah baca blog mb dee eh nyesel gk bela-belain liat :(
Sayang banget.. Iya, ini Lala pun seneeeng banget. Makanya biar hujan dibela-belain, hehehe
Deleteaku juga sempat lihat, lebih suka yg Bima Suci dari pada Yang kapal tempur (Yos Sudarso)
ReplyDeleteAku gak sempat naik yang Yos Sudarso. Keburu hujan makin deras.. Tapi puas sih keliling Bima Suci, soalnya pas gak rame
DeleteMegah banget ya kapalnya. Kayaknya lebih besar dari kapal orang Norwegia yang pernah singgah di Nonga Point Marina ya!
ReplyDeleteMegah banget ya kapalnya. Kayanya lebih besar dua kali lipat dari kapal orang Norwegia yang pernah singgah di Nongsa Point Marina ya!
ReplyDeleteAh aku nggak sempat melihat kapal ini.. eh tapi seenggaknya udah menikmati tidur selama 9 hari deh di kapal perang Barakuda adik KRI Bima Suci ini.. hhaa
ReplyDeletemupeng main2 di bima suci :(
ReplyDeleteGak singgah ke Palembang ya dia 😁😁
DeleteKita harus bangga dengan tokoh wanita yg sejak dulu sudah menjadi legenda di bidang kelautan, salam untuk nenek moyangku
ReplyDeleteWkwkwkwkwk.. Iya, yang hebat mah nenek moyang ya.. Bukan kakek moyang 😁😁
DeleteApik yaa kapalnya, pas kapal perang TNI dan Thailand sandar di Semarang aku ajak bocah tapi mereka pilih berenang huhu
ReplyDeleteSempet mau kesini, tapi liat antriannya di hari sabtu langsung ciut
ReplyDeleteYah, sayang cuma tanggal itu aja. Rencana main ke Batam malah baru bulan depan hehe
ReplyDeleteDi Batam kapal yang berlabuh emang kadang suka open ship ya mbak?