Sleman dan Candi-Candi yang Terlupakan
Thursday, January 18, 2018
The best things in life are the people we love, the place we've been, and the memories we've made along the way - anonymous
Kami memilih Jogja sebagai tempat untuk menutup tahun 2017 dan mengawali tahun 2018 ini. Kebetulan adik saya baru pindah kontrakan di daerah Sleman. Jadi liburan kali ini kami bisa ngirit. Mumpung ada tempat buat numpang nginep gratis, hehehe.
Ngomong-ngomong tentang Sleman, bertahun lalu, Sleman pernah menjadi taman bermain saya. Dari sini saya bisa menikmati Merapi kapan saja. Paling asik sih kalo pagi-pagi dan waktu cuaca lagi cerah. Dengan sepeda motor pinjeman, saya melaju ke Cangkringan. Cari tempat buat duduk berlama-lama menikmati Merapi. Betapa hal remeh seperti itu sudah bisa membuat saya bahagia sepanjang hari. Dan hal-hal remeh seperti itulah yang bikin Jogja, terutama Sleman, selalu istimewa buat saya.
Baca juga: Musibah yang Jadi Berkah di Kinahrejo
Baca juga: Musibah yang Jadi Berkah di Kinahrejo
View kayak gini yang bikin saya jatuh cinta pada Sleman
Seperti de javu rasanya sewaktu saya kembali menyusuri ruas jalan Ring Road Utara, juga jalan-jalan kecil di daerah Condong Catur. Yang meskipun banyak sekali perubahannya, tapi pada beberapa sudut saya masih bisa mengingatnya dengan jelas.
Saya benar-benar menikmati liburan ke Jogja kali ini. Sampai-sampai dari yang rencananya cuma seminggu, saya perpanjang jadi dua minggu. Kemana aja? Gak banyak. Iya, gak banyak tempat yang saya datangi. Selain karena hampir setiap hari selama saya di sana Jogja diguyur hujan, saya lebih memilih berdiam di rumah sambil menikmati masakan adik ipar saya yang emang jago masak.
Baca juga: Selalu ada Alasan untuk Singgah di Jogja
Baca juga: Selalu ada Alasan untuk Singgah di Jogja
Kalo pas cuaca cerah, saya dan suami kadang lebih memilih untuk nongkrong di pinggir sawah. Kebetulan banget rumah kontrakan adik saya berada di lokasi yang mewah. Iya mewah, mepet sawah. Setelah 11 tahun tinggal di Batam dan tiap hari ketemu laut, sekarang bisa ngeliat sawah setiap hari tentu jadi pengalaman menarik buat kami, terutama Lala.
Sawah di samping rumah. Sayangnya bukan rumah saya....
Main-main ke candi juga jadi pengalaman baru yang menyenangkan buat Lala. Apalagi di Sleman ini emang banyak candi. Salah dua yang terkenal adalah Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Tapi kali ini, bukan kedua candi itu yang jadi tujuan kami. Kami memilih piknik cantik ke candi-candi yang dekat aja. Yang jaraknya cuma sekitar 2 km sampai 6 km aja dari rumah.
1. Candi Gebang
Ini salah satu candi yang paling saya ingat di Sleman. Lokasinya paling dekat dari rumah kakak sepupu tempat saya sering menghabiskan liburan sekolah. Dulu saya gak sengaja ketemu candi ini waktu lagi sepedaan pagi-pagi. Candi Gebang ini lokasinya ada di tengah-tengah pemukiman warga. Tak jauh dari Stadiun Maguwoharjo dan Jogja Bay. Tepatnya berada di Dusun Gebang, Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Liburan kemarin, saya dan suami sempat main-main ke candi ini.
Kepagian di Candi Gebang
Kami datang kepagian. Loket penjualan tiket belum buka. Oleh bapak security yang menjaga, kami dipersilakan masuk tanpa dipungut tiket. Karena masih pagi, dan memang belum jamnya candi buka, suasananya masih sepi. Enak. Jadi inget jaman dulu waktu saya sepedaan ke sini, suasananya juga sepi. Tapi kalo dibandingin dulu, kondisi Candi Gebang sekarang terlihat lebih terawat. Suara aliran air dari sungai dan rimbunnya pepohonan di sekitar candi bikin suasana candi jadi lebih segar.
Loketnya masih tutup
Candi Gebang ini pertama kali ditemukan oleh warga setempat pada bulan November 1936. Bagian yang pertama kali ditemukan saat itu adalah arca Ganesa. Temuan itu kemudian ditindaklanjuti oleh Jawatan Purbakala dengan mengadakan penelitian dan penggalian. Dari hasil penggalian tersebut kemudian ditemukan bagian-bagian lain dari candi.
Saya dan Lala di Candi Gebang
Bagian-bagian candi yang ditemukan itu dicoba untuk disusun kembali. Pada bagian yang tak utuh atau hilang, digunakan batu pengganti. Pada tahun 1937 hingga tahun 1939, Candi Gebang pun dipugar di bawah pimpinan Prof. DR. Ir. V. R. Van Romondt.
Candi Gebang ini berukuran 5,25 x 5,25 m dengan tinggi 7,75 m. Pada candi ini terdapat sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat Yoni. Tapi anehnya, tidak ada tangga untuk naik ke selasar ataupun masuk ke dalam candi.
Beberapa bagian relung candi terlihat kosong tak berpenghuni. Hanya salah satu relung di sisi timur yang berisi arca Nandiswara. Itu pun bagian kepalanya sudah hilang. Pada relung di sisi barat candi, arca Ganesha duduk sendirian.
Kalau main-main ke Sleman, coba deh singgah di candi ini. HTM nya murah, cuma Rp 5ribu/orang untuk wisnus, dan Rp 10ribu/orang untuk wisman. Candi Gebang buka setiap hari mulai jam 7 pagi sampai jam 5 sore.
Kalau main-main ke Sleman, coba deh singgah di candi ini. HTM nya murah, cuma Rp 5ribu/orang untuk wisnus, dan Rp 10ribu/orang untuk wisman. Candi Gebang buka setiap hari mulai jam 7 pagi sampai jam 5 sore.
2. Candi Kalasan
Candi yang satu ini berada di daerah Kalasan, yang terkenal dengan ayam gorengnya itu. Candi Kalasan ini lokasinya juga tidak jauh dari kontrakan adik saya. Kalau Candi Gebang lokasinya cukup jauh dari jalan raya, Candi Kalasan ini lokasinya justru dekat banget dari jalan raya Yogyakarta - Solo. Berseberangan dengan RS Bhayangkara. Tepatnya berada di Desa Kalibening, Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
Candi Kalasan
Candi Kalasan ini dianggap sebagai candi Buddha tertua di Yogyakarta. Dibangun pada tahun 778 Masehi berdasarkan prasasti Kalasan, sebuah prasasti berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pranagari.
Berdasar penelitian terhadap struktur bangunan candi, bangunan Candi Kalasan yang ada saat ini merupakan bangunan ketiga. Seni hias pada bangunan Candi Kalasan mempunyai ciri khas berupa pola hias sulur gelung yang ditempatkan secara vertikal pada tubuh candi hingga memberikan kesan tinggi pada bangunan.
Candi Kalasan
Candi Kalasan merupakan kompleks bangunan yang terdiri dari bangunan induk yang dikelilingi oleh 52 buah stupa yang mengitari batur candi. Bangunan tubuh candi berdiri pada batur setinggi 1 m dengan kaki candi setinggi 3 m. Tubuh candi setinggi 13 m dan atapnya setinggi 7 m. Tubuh candi berdenah bujur sangkar berukuran 16,5 x 16,5 m.
Pada tiap sisi bangunan terdapat pintu dengan tangga. Pintu utama candi berada di sisi timur, langsung menuju ke bilik utama. Dulunya pada bilik utama ini terdapat arca yang cukup besar. Saat ini semua pintu candi ditutup dan pengunjung tidak diperkenankan untuk masuk.
HTM Candi Kasalan sama dengan HTM Candi Gebang. Rp 5ribu/orang untuk wisnus dan Rp 10ribu/orang untuk wisman. Jam bukanya juga sama, dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore.
HTM Candi Kasalan sama dengan HTM Candi Gebang. Rp 5ribu/orang untuk wisnus dan Rp 10ribu/orang untuk wisman. Jam bukanya juga sama, dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore.
3. Candi Sambisari
Candi Sambisari berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Candi yang satu ini menarik. Karena candinya berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Waktu sampai di sini, suami saya sempat bingung, mana candinya? Kok gak kelihatan.. Pas kami masuk ke area candi, baru deh kelihatan kalau candinya ada di bawah. Area candinya luas banget. Fasilitasnya juga lengkap. Ada toilet dan mushola.
Siang itu kami datang ke Candi Sambisari bareng teman blogger asal Jogja, Manda dan mas Elton juga Piki. Tapi karena Piki lagi bobo, jadi Manda dan mas Elton gak ikut turun. Reva juga gak mau turun. Panas, katanya. Emang sih, cuaca siang itu lagi panas-panasnya.
Candinya berada 6,5 m di bawah permukaan tanah
Candi Sambisari ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani yang pada waktu itu sedang mencangkul tanah dan tanpa sengaja cangkulnya terbentur batu ukir bagian dari candi. Berita tentang penemuan bebatuan candi terdengar oleh kantor Arkeologi di Prambanan. Dan akhirnya area sekitar candi pun diamankan. Proses penggalian dan rekonstruksi candi ini selesai pada bulan Maret 1987.
Candi Sambisari
Berdasarkan arsitektur dan bentuk ornamen, Candi Sambisari memiliki kemiripan dengan Candi Prambanan yang bersifat Siwaistis. Terdapat patung-patung dewa Hindu, juga Lingga dan Yoni di dalam candi utama. Di depan candi utama terdapat tiga buah candi perwara. Perwara tengah berukuran 4,9 x 4,8 m. Sementara perwara utara dan selatan sama-sama berukuran 4,8 x 4,8 m.
HTM Candi Sambisari juga sama, Rp 5ribu/orang untuk wisnus dan Rp 10ribu/orang untuk wisman.
HTM Candi Sambisari juga sama, Rp 5ribu/orang untuk wisnus dan Rp 10ribu/orang untuk wisman.
***
Ketiga candi ini mungkin memang tak sepopular Candi Prambanan ataupun Candi Ratu Boko yang juga sama-sama berada di Sleman. Tapi percaya deh, candi-candi ini pun tak kalah menariknya kok. Selain tiga candi ini, masih banyak lagi candi-candi yang menarik untuk dikunjungi di Sleman. Gara-gara main ke candi-candi ini, Lala jadi nagih minta diajakin ke candi-candi lainnya.
Bocah kriwil yang hepi diajak main-main ke candi
Oiya, informasi mengenai sejarah candi yang saya tulis di postingan ini saya dapat dari papan informasi yang ada di area candi. Mungkin kalau ada guide yang menemani keliling candi bakal lebih enak. Bakal lebih banyak informasi yang bisa didapat.
22 komentar
Makasih infony, bisa jadi destinasi klo liburan kesana
ReplyDeleteSama2, Ry 😊
Deletewah jadi kangen jogja, salah satu kenangan ngeblog dulu nulis wisata sejarah pertama candi sepanjang jalur jalan jogja solo
ReplyDeleteIya kak, seru banget tuh ngulas tentang candi sepanjang Jogja-Solo. Banyak banget..
DeleteWah ternyata candi-canti itu belum pernah saya singgahi walau sudah beberapa kali ke Yog... Daerah Sleman sejuk ya Mbak, asyik buat refreshing apalagi kalau ada tempat numpang gratis... hehehe
ReplyDeleteIya mbak. Candi-candi ini gak popular. Mungkin karena lokasinya mblusuk ya.. Tapi justru ini yang bikin aku tertarik untuk singgah 😊
DeleteTernyata banyak candi yang bisa dikunjungi di Jogja. Jadi kangen pengen jalan-jalan lagi ke Jogja :)
ReplyDeleteBanyak banget, bang.. Ini yang aku kunjungi cuman 3. Padahal deket rumah masih ada beberapa candi lagi..
Deleteaku lebih suka ke candi kecil-kecil ini mba dian, selain tiket yang masih murah tempatnya juga kecil dan sepi sayangnya gak ada guide disana jadi ga ada yang menjelaskan sejarahnya
ReplyDeleteIya betul. Padahal kalo ada guide lebih asik ya.. Ini informasinya cuma diwakilin ama papan informasi yang ada di kawasan candi 😊
DeleteKlo ga baca ini taunya cuma candi borobudur sama prambanan aja buat wisata di jogja, ternyata masih banyak ya..seneng deh dateng k situs budaya gini
ReplyDeleteIya mbak, yang terkenal cuma Borobudur ama Prambanan aja. Padahal sebenernya candi di Jogja itu buanyak banget..
Deletegambarnya cetar mbak dian. cakepp..
ReplyDeleteHehehe makasih, Wen 😊
Deletesungguh elok nan indah situs buatan nenek moyang kita dahulu, tahannn lamaaa,,, kayak bunyi iklan pewangi badan, sehingga bisa dinikmati oleh kita pd zaman sekarang.
ReplyDeleteHahaha... Awet dan tahan lama. Gitu kali ya?
DeleteBelum Pernah jalan ke Jogja mbak, apalgi poto ama candi gitu. Pengen juga sekali-kali explor Jogja.
ReplyDeleteNext time kudu diagendakan, Yung.. Tapi awas betah dan jadi males pulang yaa 😁😁
Deleteiih udah lama gak ke sleman
ReplyDeletemasa masa kecil penuh kenangan ketika melewati sleman ini
banyak intrik yang seru dalam masa muda meniti ke generasi muda
dalam rangka pencarian jati diri yang hingar bingar
Cieeeee yang punya banyak kenangan di Sleman.. Hahaha
DeleteWOW foto yang ada background gunung itu bagus banget Lho.
ReplyDeleteTerima kasih 😊
Delete