24 Jam Penuh Cerita di Jogja (part 2)
Friday, June 29, 2018
Tulisan ini lanjutan dari postingan sebelumnya. Tentang perjalanan kami 24 jam menikmati Jogja dengan mobil sewaan. Sebuah perjalanan spontan yang tanpa rencana dan tanpa tujuan 😁😁😁
Very Late Dinner di Burjo Maharasa
Keliling-keliling bikin laper. Karena gagal makan Bakmi Pele, kami pun mencari alternatif tempat makan lain. Gak sulit menemukan tempat makan yang buka selama 24 jam di Jogja. Adik ipar saya mengusulkan untuk makan di warung burjo. Kami semua langsung setuju.
Warung burjo di Jogja ini favorit anak kos banget. Soalnya harga makanannya murah. Dan pilihan menunya juga lumayan lah.. gak cuma bubur kacang ijo dan mi instan. Jadi kalo kamu tengah malam kamu kelaparan di Jogja, sementara duit di kantong udah menipis, coba aja melipir ke warung-warung burjo yang bertebaran di seantero Jogja. Rata-rata buka 24 jam.
Malam itu kami mampir ke warung burjo Maharasa yang ada di Jalan Kaliurang, Condong Catur. Warung burjo ini langganan adek ipar jaman kuliah dulu. Sampai di sana, ternyata ada beberapa pengunjung juga yang lagi makan. Tengah malem dingin-dingin begini, bawaannya emang laper ya..
Saya pesan mie dokdok dan kopi hitam. Pasangan sempurna untuk ngisi perut dan nahan kantuk. Seporsi mie dokdok cukup mengenyangkan, apalagi ditambah beberapa potong gorengan. Kenyang!
Numpang Tidur di Halaman Masjid
Rencananya, kami mau berburu sunrise di Kaliurang. Tapi berhubung masih jam 3 subuh, dan kami memang gak ada niat untuk pulang ke rumah, jadinya kami memutuskan untuk mencari masjid, sekalian nunggu sampai adzan subuh. Emang sengaja mau memanfaatkan waktu 24 jam, sebelum mobil yang kami sewa berubah jadi labu harus dikembalikan ke pemiliknya.
Begitu ketemu masjid yang lokasinya tak jauh dari gate Taman Wisata Kaliurang, kami pun masuk ke halamannya. Parkir mobil, trus tidur. Hehehe.. Sehabis sholat subuh, baru kami lanjut jalan lagi.
Gagal Sunrise di Kaliurang
Gagal Sunrise di Kaliurang
Sewaktu lewat gate Taman Wisata Kaliurang, loketnya masih tutup. Ya jelas sih, soalnya jam bukanya emang jam 8 pagi. Karena masih tutup, dan di loket gak ada yang penjaga, jadinya kami langsung masuk aja. Kami langsung menuju ke lokasi gardu pandang. Ya, harapannya sih dari gardu pandang kami bisa ngeliat matahari pagi muncul dari punggung Gunung Merapi.
Sampai di lokasi gardu pandang, saya sedikit kaget karena ternyata kondisinya beda ama dulu. Sekarang, di sekitar gardu pandang dibuat taman lampion. Dan di sana ada bianglala, patung-patung berbentuk binatang dan taman bunga artificial. Wow! Ternyata gardu pandang Kaliurang juga sudah kena virus kekinian ya..
Saya dan suami buru-buru naik ke gardu pandang sementara adik saya dan istrinya plus para krucil memilih tidur di mobil. Kondisi gardu pandangnya yang kotor dan tak terawat bikin kami sedih. Dan kami makin sedih (plus sedikit kesel), sewaktu sampai di atas gardu pandang kami tidak bisa menikmati gagahnya Gunung Merapi. Karena apa? Karena ternyata keberadaan bianglala dan patung-patung yang ada di sana justru menghalangi pandangan kami untuk menikmati Merapi secara utuh.
Bianglala berlatar Gunung Merapi
Jujur saya pribadi lebih suka taman gardu pandang yang dulu. Yang tanpa dipenuhi patung-patung dan lampu beraneka bentuk. Yang dari gardu pandangnya kita bisa menikmati Merapi dengan leluasa, tanpa penghalang. Tapi ya sudahlah.. Mungkin sekarang jamannya emang serba kekinian ya.. Dimana orang-orang lebih menikmati sesuatu yang artificial, yang penting cakep buat dijadiin tempat selfie.
Menikmati Merapi dari Stonehenge di Cangkringan
Dari Kaliurang, kami menuju Cangkringan. Tujuan kami adalah Stonehenge. Sudah beberapa hari ini kami penasaran gara-gara foto Stonehenge yang beretebaran di instagram. Berbekal peta dari applikasi Waze, kami tidak kesulitan menemukan lokasi Stonehenge. Cuma saja, mobil sewaan kami agak kewalahan melibas jalur menuju Stonehenge. Ya wajar siih, mobil sewaan kami kan jenis city car, bukan mobil untuk jalur off-road begini..
Terlepas dari medannya yang aduhai, pemandangan sepanjang jalan menuju Stonehenge luar biasa indah. Apalagi hari itu cuacanya cerah banget. Gunung Merapi terlihat jelas tanpa tertutup kabut. Kami sampe bolak balik berhenti karena gak tahan melihat penampakan Merapi yang menggoda begitu.
Sesuai namanya, Stonehenge yang ada di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan ini dibuat dari batu-batu yang disusun sedemikian rupa sehingga mirip dengan Stonehenge yang ada di Inggris sana. Berada di ketinggian 800-950 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi hutan rimbun, bikin suasana di Stonehenge ini jadi terasa sejuk.
Stonehenge berlatar Gunung Merapi
Stonehenge Merapi ini dibuat karena keprihatinan warga Dusun Petung pasca erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu. Pada bencana itu, Dusun Petung termasuk salah satu dusun yang terkena muntahan lava Gunung Merapi. Akibatnya rumah, harta benda dan ternak milik warga ludes tak bersisa. Warga pun kehilangan mata pencahariannya. Yang dulunya bertani kini kebanyakan beralih profesi jadi tukang batu dan penambang pasir.
Pasca erupsi tahun 2010 itu banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Petung. Mereka ingin melihat langsung dampak erupsi Gunung Merapi. Hal ini membuat sebagian warga berinisiatif untuk menjadikan Dusun Petung sebagai salah satu desa wisata. Tujuannya untuk menyejahterakan warga Dusun Petung dan sekitarnya melalui sektor pariwisata. Hingga akhirnya dibuatlah objek wisata dengan tema The Lost World ini.
Baca juga: Kinahrejo Pasca Erupsi Merapi
Baca juga: Kinahrejo Pasca Erupsi Merapi
Stonehenge Merapi ini buka setiap hari mulai jam 7 pagi sampai jam 6 sore. Tiket masuknya Rp 10 ribu/orang. Parkir motor Rp 2 ribu/motor. Parkir mobil Rp 5 ribu/motor. Dan untuk foto pre-wed biayanya Rp 150 ribu.
Tak jauh dari lokasi Stonehenge ini, ada The Lost World Castle juga yang bisa dikunjungi. Sayang kemarin kami belum kesampaian kesana. Padahal sih udah deket banget. Tapi gakpapa, karena saya selalu beranggapan hal seperti ini tuh kode supaya saya ada alasan untuk balik lagi ke Dusun Petung. Bener gak?
Tak jauh dari lokasi Stonehenge ini, ada The Lost World Castle juga yang bisa dikunjungi. Sayang kemarin kami belum kesampaian kesana. Padahal sih udah deket banget. Tapi gakpapa, karena saya selalu beranggapan hal seperti ini tuh kode supaya saya ada alasan untuk balik lagi ke Dusun Petung. Bener gak?
Oiya, kalo mengunjungi Stonehenge dan The Lost World Castle, srmpatkan untuk singgah di Warung Kopi Merapi ya. Ngopi di sini asik banget. Apalagi kalo milih duduk di halaman belakang. Dari sana, Gunung Merapi terlihat jelas banget.
Penampakan Gunung Merapi dari warung Kopi Merapi
Sarapan di Warung Kopi Klotok
Dalam perjalanan pulang, kami sekalian singgah untuk sarapan di Warung Kopi Klotok. Adik dan ipar saya penasaran gara-gara beberapa hari sebelumnya saya pamerin kalo abis makan di sini. Dan seperti sebelumnya juga, selain makan nasi dan lauk pauknya, saya gak ketinggalan pesan kopi dan pisang goreng. Sepertinya, ini bakal jadi menu yang wajib dipesan kalo berkunjung ke Warung Kopi Klotok.
Ulasan lengkap tentang Warung Kopi Klotok bisa dibaca di sini.
Ulasan lengkap tentang Warung Kopi Klotok bisa dibaca di sini.
Kopi dan pisang goreng ala Kopi Klotok
Kali ini kami memilih duduk di halaman dekat sawah. Suasananya enak banget. Tapi sayang kami gak bisa berlama-lama. Waktunya pulang ke rumah karena mobil sewaan akan berubah jadi labu harus dikembalikan ke pemiliknya. Dan sarapan nikmat di Warung Kopi Klotok pagi itu jadi penutup yang manis perjalanan kami 24 jam keliling Jogja tanpa tujuan, hahaha..
Tamat
35 komentar
Jadi kangen Jogja.
ReplyDeleteBalik lagi ke Jogja 😊
DeleteAahh baper aku mbak dian melihat foto bunda ayah Lala di depan merapi. teringat 6 tahun lalu poto begitu sama calon suamik. hehe
ReplyDeleteTapi kalo ke Jogja emang ga ada puas2nya ya, alamnya dapet, suasananya tentram, makanannya enak2, serba ekonomis dan bikin selalu rindu.
Doakan aku bisa ajak anak2 mengeksplor Jogja, pasti bakalan seru banget kasih liat sawah dan gunung ke anak2 Batam ini. hehe
Aamiin.. Anak-anak pasti seneng kalo diajak ke Jogja. Banyak yang menarik disana 😀
DeleteMerapi oh Merapi koq ternyata keceh banget ya mba banyak tempat tempat manarik buat menikmati Gunung Merapi itu. Dulu pernah sekali mampir ke Kaliurang doang sih tp sebentar jadi gk menikmati. Next semoga bisa main ke Merapi lagi, mantap nih info and sharingnya mba
ReplyDeleteSekarang ada banyak tempat untuk menikmati Merapi, Sad..
DeleteUdah kayak di london ala-ala yaaa. Hahahah
ReplyDeleteHahaha iya, Han.. Ga usah jauh-jauh ke Inggris ya 😀😀
DeleteKeren banget itu fotonya andai bianglala itu bisa disingkirkan. Aku belum pernah ke kaliurang, selalu ditelinga tapi belum sempat kesana. Enak kali ya jalan-jalan dengan mobil kesana. Jadi bisa singgah dimana aja
ReplyDeleteHahaha iya.. Aku pun gemes pengen geser itu bianglalanya 😀😀
DeleteKadang perjalanan yang spontanitas itu lebih mengasyikan yah mbak... Banyak kejutan2 diluar ekspektasi.
ReplyDeleteBener banget, Luk...
DeleteDari stone henge ke lost world apa bayar lagi mbak ? Karena saya liat stonhenge cuma batu2 itu ajakan pusat wisatanya?
ReplyDeleteIya kak.. Bayar lagi. Tapi gak tau bayar berapa, soalnya kemaren gak mampir ke lost world castle
DeleteKalau inget jogja, trauma ku langsung muncul. Dulu pernah kehilangan kamera di Prambanan. Abis selfie, kameranya lupa dibawa lagi :(
ReplyDeleteDuh! Pasti nyesek banget ya mas.. 😔
Deletepengen ke Stonehenge...
ReplyDeleteMoga segera kesampaian ya mbak 😊
DeleteStonehenge ada juga toh di Jogja. Baru tau! Tapi Jogja memang selalu bikin kangen. Apalagi makanannya tuh murah-murah dan otentik!
ReplyDeleteIya bener.. Kulinernya murah-murah. Apalagi buat kita yang tinggal di Batam ya 😀
DeleteJadi warga disana memang sengaja menyusun batunya supaya kelihatan seperti Stonehenge? Keren.
ReplyDeleteIya 😀
Deletejadi kangen jogja :D kapan ke jogja?
ReplyDeleteBalik lagi ke Jogja, kak....
DeleteAwalnya shock, kok judul 24 jam di Jogja tapi ada Stonehenge? rupanya setelah baca.. oalaaaah ada Stonehenge juga di sana? kirain harus ke Inggris dulu wkwk.. Gunung Kaliurangnya cakep bangetttt mba. Meski gagal sunrise dpt indahnya juga ya kannn
ReplyDeleteWah akhir na tamat... Hiks belum puas bacanya haha.... Keren ya yany stone, spot na berasa di yunani... indonesia kece
ReplyDeleteini pas lebaran kemarin mbak? merapi gak lagi erupsi?
ReplyDeletejadi penasaran sama stonehenge. itu spotnya cuma situ aja mbak? ngantri gak fotonya?
Jogja memang banyak alternatifnya. Makan di burjo, numpang tidur di masjid, belanja murah memang sudah biasa. Maka nya sebagai mahasiswa nikmat banget rasanya di jogja.
ReplyDeleteAhhh kerenn view nya langsung gunung merapi, dari kemarin pengen ke jogja belum kesampain. Thanks infonya ka bisa masuk list klau kesana hhe
ReplyDeleteAhhh kerenn view nya langsung gunung merapi, dari kemarin pengen ke jogja belum kesampain. Thanks infonya ka bisa masuk list klau kesana hhe
ReplyDeleteIndahnya pemandangannya, terus itu cerita nya jogja rasa Inggris ya mbk, mirip banget, jadi ngk perlu jauh-jauh ke sana
ReplyDeleteWaaw, gardu pandangnya berubah banget.. Terakhir ke sana tahun lalu belum ada bianglala, lampion, sama taman bunga artificial itu.. Agak ganggu pemandangan ya mba tapi biar lebih banyak pengunjung pasti.. :D Aki kadi pingin ke Kaliurang lagiii.. Waktu ke sana Merapinya ketutup kabut.. :(
ReplyDeleteiuuuh banget emang kalau ada bangunan2 kekinian di tempat yang dari sananya udah keren,, jadi merusak kekhusu'an para pecinta alam saat menikmati tempat keren. huhu...
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
ya allah mba, ini gokil banget tempatnya. lain waktu kalo ke yogya kudu mampir.. trimakasih informasi nya mba..
ReplyDeletesedih juga ya, tempat udah asli bagus malah dikasih hiasan buatan yang jadi mengurangi keindahan alam. yang mungkin buat orang asli sana biar ga bosen.
ReplyDelete