Tiga Hari Tiga Malam untuk Tiga Dekade
Tuesday, July 23, 2019Terkadang merencanakan liburan bisa jadi lebih rempong daripada acara liburan itu sendiri. Apalagi kalau rencana liburannya melibatkan banyak orang yang tentunya memiliki kesibukan masing-masing. Belum lagi kalo urusannya bentrok dengan jadwal cuti kerja, jadwal cuti suami, jadwal libur anak sekolah, dan macem-macem. Ujung-ujungnya, rencana liburan hanyalah tinggal wacana.
Ceritanya saya dan teman-teman se-genk saya sejak SMP pengen liburan bareng. Maklum, ngumpulin personil genk LADY'S saya yang beranggotakan 5 perempuan yang semakin tua semakin super sibuk, boleh dibilang 'susah susah sulit', hehehe... Belum lagi letak lokasi wilayah edar kami yang terpisah menjadi 3 wilayah orbit. Dua orang ada di Surabaya, dua orang teman yang lain ada di Jabotabek, plus saya yang nomaden, dan punya motto pokoknya di mana-mana hatiku senang. Kalau dihitung-hitung, sejak tahun 2005 kami tidak pernah lagi bisa ngumpul lengkap berlima. Paling banter 3 atau 4 orang. Seperti liburan ke Jogja akhir tahun lalu.
Bukan rahasia lagi, dan rasanya bukan acara genk emak-emak namanya kalau gak melewati fase 'rempong'. Benar saja, beberapa hari mendekati hari 'H' yang ditentukan, tibalah rencana kami ini diuji melewati fase rempong. Dan fase rempong yang paling kritis adalah manakala kami harus menentukan tempat yang jadi venue untuk kami berkumpul dan melewatkan beberapa hari bersama-sama. Terlebih lagi untuk momen kali ini kami sepakat untuk membuat sebuah cinematic documentary yang meceritakan perjalanan tiga dekade persahabatan kami. Ceilee...
Bisa ngumpul berlima kayak gini itu mahal
Jadi, saya dan seorang kawan yang juga merupakan teman sekelas kami berlima sedang merencanakan sebuah bisnis cinematic. Kawan saya ini sudah punya pengalaman membuat video wedding cinematic. Kliennya bukan cuma dari dalam negeri, tapi juga dari negeri tetangga. Tiba-tiba aja saya kepikiran, kenapa kita gak sekalian meluaskan segmen pasar? Jadi gak cuma menggarap video wedding cinematic aja, tapi juga video cinematic documentary, bisa tentang keluarga, atau cerita persahabatan.
Dari ide yang tiba-tiba itulah, akhirnya kami sepakat untuk sekalian mendokumentasikan moment liburan bareng kami nanti. Sudah kebayang kan kalau urusannya sama emak-emak? Mulai dari pakai baju apa, siapa yang perankan masa kecil kita, sampai konsep cerita dan lokasi agar terlihat kece badai jadi materi rempong yang mewarnai hari-hari kami. Rasanya udah kayak mau persiapan syuting video klip girls band korea selevel BlackPink saja ini mah.
Napak tilas ke sekolah kami dulu demi mematangkan konsep video
Rencana kami sudah matang. Saya bersama dua orang teman akan berangkat naik kereta api dari Surabaya menuju Jakarta. Teman saya yang juga partner bisnis saya akan berangkat dengan kami untuk mendokumentasikan moment perjalanan selama di dalam kereta.
Sesampai di Jakarta, dua teman kami akan menjemput di stasiun. Berhubung kami tiba malam hari, jadi kami memutuskan untuk langsung istirahat. Dengan berbagi pertimbangan, kami sepakat untuk sewa apartemen murah di Jakarta. Dengan menyewa apartemen, maka kami berlima bisa menikmati masa kumpul dan dalam nuansa tinggal satu atap di satu rumah. Dibandingkan dengan harus stay di hotel yang tentu saja akan terpisah antara dinding kamar satu dengan kamar yang lain. Tak hanya cukup di situ, ternyata harga sewa harian untuk service apartemen tidak semahal yang saya bayangkan sebelumnya. Bahkan banyak juga apartemen yang menawarkan harga yang apabila dikalkulasikan untuk kami berlima akan jauh lebih murah dibanding harga sewa kamar hotel.
Setelah seharian menikmati keriuhan ibukota, termasuk menikmati suasana Kota Tua dan Pelabuhan Sunda Kelapa, dini hari kami akan melanjutkan perjalanan ke Cibodas. Dari dua opsi yang diajukan, yaitu island hopping di Kepulauan Seribu dan Kemping di Cibodas, teman-teman saya kompak memilih Kemping di Cibodas sebagai puncak acara liburan kami. Hehehe maklum, soalnya sebagian besar dari kami emang punya pengalaman buruk dengan yang namanya laut. Di samping itu, mereka juga pada penasaran ama Sop Kepala Kambing Kang Maman yang pernah saya singgahi pada bulan Januari lalu.
Sop kepala kambing Kang Maman
Baca juga: Tertawan Pesona Laut Cina Selatan
Sengaja kami merencanakan perjalanan pada dini hari menuju Puncak untuk menghindari macet. Sudah terbayang gimana serunya suasana kemping bareng mereka di Cibodas nanti. Cerita-cerita nostalgia, tentang gebetan yang mungkin masih tersimpan rapi dalam hati meski sudah lewat 30 tahun. Tentang kenakalan-kenakalan kami yang berujung hukuman dari guru BP. Cerita-cerita tentang kehidupan sekarang dengan keluarga masing-masing. Cerita tentang mimpi-mimpi kami. Aah.. betapa, baru membayangkannya saja saya sudah sangat tak sabar.
Tapi sepertinya, kami memang masih harus bersabar hingga moment liburan bareng itu benar-benar terwujud. Rencana panjang berbulan-bulan demi mewujudkan satu cerita, Tiga Hari Tiga Malam untuk Tiga Dekade kami.
26 komentar
Keren buangeeeett sih, persahabatan dri SMP langgeng ampe sekarang
ReplyDeleteSemoga bisnis video cinematic-nya kian berkah ya Mbaaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Seneng bangeeet, punya geng yang bisa diajak kompak sampe emak-emak. Kebayang deh gimana riwehnya 😂
ReplyDeleteBtw, sukses ya bund buat bisnis video wedding cinematicnya ❤
Masya Allah seru banget bisa jalin silaturahmi lagi. Jadi penasaran sama dokumentasinya
ReplyDeleteBunda ininyg paling malang x ya. Tak satupun teman SF, SMP or SMA yg masih berkomunikasi. Maklum zaman jadul, gak hp gak ada internet jadilah bisanya cuma ketemuan sama bloggerS.
ReplyDeletekusuka tagline "kadang merencanakan liburan lebih rempong daripada liburannya sendiri". IYA BANGET KAK IYA!
ReplyDeleteRibet persiapan daripada liburannya huahaha. Tapi biar ga susah juga sih ya kalo travellingnya, perencanaan juga adalah hal wajib. Seru banget baca ceritanya kak walaupun uda sama sama punya anak yah :3
Tiga dekade? Wow awet banget pertemanannya mba, saluut. Pastinya waktu yang 3 hari itu benar2 maksimal buat waktu kangen2an ya :)
ReplyDeleteBenar bun terakhir mpo ke puncak itu minggu lalu . Ya ampun macetnya. Sampai sampai jajan di tukang asongan. Mendingan ke puncak malam aja ,tidak macet saat ke cibodas. Apalagi yang ikutan sampai tiga dekade
ReplyDeleteSeneng yaaa kalau bisa ngumpul dengan konco lawas dan menghabiskan hari dengan cara menyenangkan gini. Jadi kangen dengan teman-teman lama nih. ;)
ReplyDeleteHebat banget Bun sahabatannya langgeng sampai sekarang. Aku pun sebenernya langgeng, tapinya jarang ketemu. Palingan chatting aja. Huhu, seru ya kayaknya sering ketemu bahkan sampe sewa apartemen murah untuk bareng2.
ReplyDeleteKalau bisa reuni dengan teman - teman tercinta enak bangeet ya mba. Aku pun mau kalau sempat hehehe.. seringnya jadwal yg tidak memungkinkan yaaa
ReplyDeletePengin tahu doonk kak...Wedding Cinematic itu seperti apakah?
ReplyDeleteSeru banget siih..masih bisa kumpul bareng temen sekolah.
Aku...
Uda mencar k mana-manaaa...
Ya Allah kece banget persahabatan SMP sampai sekarang bisa terus bersama ya kalau temenku SMP udah pada kemana tau hehe.
ReplyDeleteKAlau geng emak-emak dari awal aja rempong ya nentuin tujuan, apa yang mau dibawa dan lain-lain tapi pastinya saat waktunya tiba jadi momen yang tidak terlupakan
ReplyDeleteIni kalau saya pasti bakal sulit banget! Ajak ketemuan sekadar makan siang aja susah. Ada aja yang gak bisa. Tetapi, ini keren bisa jalan-jalan ke mana-mana selama beberapa hari
ReplyDeleteBegh judulnya saja sudah bombastis ne, bahahaha!
ReplyDelete... dan terbukti, sudah dimulai saat planning destinasi
Harus ditempel teros, jangan kasih kendor!
Bahahaha...
Mbaa, ini sungguh menginspirasiku melakukan perjalanan yang sama. Biar reunian ya. Sop kepala kambing enaknyaaa
ReplyDeleteJadi gimana jadi gak kemping di Cibodasnya?
ReplyDeleteCibodas itu masuknya wilayah Kabupaten Cianjur, jadi bukan wilayah Puncak Bogor lagi. Hanya kalau dari Jakarta jalannya emang lewat Puncak
Setelah dari Cibodas mampir dong ke rumah saya. Di Cianjur daérah saya banyak air terjun.
Wow kebayang deh liburan bareng sohib itu pasti mengasyikkan banget... bener2 me time atuh lah .
ReplyDeletejadi enakan kemping atau sewa apartemen? hehe
ReplyDeleteAku jg kalau berombongan suka sewa apartemen krn merasa lebih provat mbak dan bisa masak2 sendiri jg :D
MashaAllah seru banget ya mba, bisa kumpul dan seseruan bareng, jadi momen indah yang jarang terjadi dan memang harus diabadikan ya.. ketawa bareng sampai makan makan bareng ya mba.. semoga senantiasa sehat dan bisa kembali mengulang masa masa indah ini
ReplyDeleteTernyata itu toh maksudnya tiga hari tiga malam tiga dekade. Tapi iya sih kalau udah pada jadi emak-emak emang rempong banget buat bisa ngumpul. Susah cari waktu buat ketemuan gitu apalagi kalau domisilnya juga udah beda. Tapi keren nih ya Mbak, sampai sekarang masih bisa kompak dengan teman2 se-genknya.
ReplyDeleteWahh..aku selalu terharu pada mereka yang tetap mempertahankan persahabatnnya dengan teman masa kecil seperti ini
ReplyDeleteNginap bareng teman se-genk saat sekolah bikin nambah semangat ya mbak. MEmang sih perencanaannya kadang lebih ribet dibanding liburannya. Apalagi perempuan yang masih rempong dengan urusan keluarga
ReplyDeleteSemoga semuanya diberikan umur panjang dan bisa terus saling berbagi suka dan duka
ReplyDeleteBersahabat di dunia juga di akhirat kelak...
Mbaaak.. angkatan berapa di SMP 1 Waru? Lha aku pun alumni situu wkwk kaget lihat fotonya sampe kuperhatikan berulang kali :D
ReplyDeleteEnak banget ya kalau pertemanan awet kek gini.. Ya walau susah ngumpulnya, tapi begitu dapet momen, direncanakan semaksimal mungkin.. Seru banget keknya..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu