Jaman berubah. Kegemaran dan kebiasaan kita pun sedikit banyak ikut berubah. Termasuk dalam urusan menikmati hiburan. Generasi sekarang, atau yang lebih dikenal dengan istilah Generasi Z lebih suka menikmati hiburan yang menampilkan audio visual seperti video. Begitu juga dalam hal mencari informasi. Mereka lebih suka mencari informasi lewat tayangan YouTube dibandingkan lewat buku. 

Sebagai pejalan yang juga gemar membagikan cerita perjalanan, mau gak mau saya juga harus mengikuti perkembangan jaman. Jadi sekarang, kalo ngetrip, saya gak cuma memotret aja buat bahan tulisan. Tapi juga merekam video.

Membuat video dokumentasi dari setiap kegiatan perjalanan atau petualangan kita, untuk kemudian diunggah ke media sosial, sebenarnya banyak sekali manfaatnya lho. Selain sebagai dokumentasi pribadi yang suatu saat bisa kita buka sewaktu-waktu sebagai memori kenangan, video perjalanan yang dikemas dengan baik bisa dijadikan konten sosmed yang tentu saja akan menghasilkan cuan.

Well, jika ada yang masih bertanya-tanya atau penasaran bagaimana sih step by step cara membuat video perjalanan yang bagus itu? Berikut adalah langkah-langkah versi Adventurose yaa😊

Perlu diingat bahwa kekuatan riset akan menentukan hasil. Hal ini juga berlaku dalam proses pembuatan video perjalanan. Oleh karenanya sebelum berangkat menuju tempat yang akan kita tuju ada baiknya kita mempelajari terlebih dahulu seluk beluk tempat tersebut. 

Cobalah untuk browsing, atau bertanya-tanya guna mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya tentang lokasi tersebut seperti, spot-spot yang menarik, keadaan alam, akomodasi, karakteristik sosial masyarakat dan lain sebagainya. Dengan demikian kita akan memiliki kesiapan yang lebih matang sebelum memulai perjalanan. 

Setelah mengetahui lebih banyak tentang seluk beluk lokasi tujuan kita, maka kita bisa mengatur dan menyesuaikan perlengkapan serta peralatan apa saja yang perlu kita bawa. 

Ini penting untuk diperhatikan, karena salah membawa kelengkapan akan menjadikan penyesalan di kemudian hari. Jangan sampai niat kita pengen bikin video perjalanan yang bagus, eh sampai sana kita cuma bisa tolah-toleh nggak jelas hanya lantaran alat yang kita bawa nggak sesuai. 

Bawalah perlengkapan se-simple dan se-efisien mungkin. Jangan membawa peralatan yang terlalu banyak dan berlebihan karena akan membatasi mobilitas kita, sehingga bisa mengakibatkan kita banyak kehilangan momen-momen yang menarik untuk direkam. 

3. Tentukan Style Video yang Akan Dibuat (Vlog atau Cinematic) 

Nah, kalau yang satu ini berkaitan dengan style selera masing-masing ya. 

Perbedaan yang mendasari adalah dalam pengambilan gambar. Kalau untuk video gaya sinematik maka perlu dititikberatkan pada pengambilan beauty shot. Tentukan angle-angle terbaik untuk mengambil gambar. Hehe intinya jangan jadi 'kameraman malas' yang cuma mengambil gambar dengan posisi eye level. 

Kalau buat nge-vlog perlu juga diperhatikan komposisi gambarnya, pergerakan kameranya serta prosentase gambar view jangan sampai kalah banyak dengan gambar narsis muka kita. 🤭

Membuat video perjalanan tak ubahnya membuat sebuah dokumenter liputan yang tentu saja menuntut kejelian kita dalam menangkap momen-momen yang menarik untuk direkam. 

Sedia kopi sambil menunggu momen 😄

Momen-momen tersebut bisa berupa kejadian alam, human interests, serta peristiwa-peristiwa menarik lainnya yang kita lalui dan biasanya tak terduga. Di sinilah diperlukan kesigapan kita dalam improvisasi di lapangan agar jangan sampai kehilangan momen. 

Ibarat mengolah masakan, maka perlu bahan-bahan serta bumbu-bumbu yang terbaik untuk menghasilkan sebuah citarasa makanan yang lezat dan disukai penikmatnya. 

Demikian juga dalam membuat video perjalanan. Tujuan kita adalah agar video tersebut bisa dinikmati oleh pemirsanya, serta menjadi sarana penyampaian informasi kepada siapa saja yang menontonnya. Maka shot-shot gambar yang ditampilkan juga harus berupa gambar yang terbaik dan informatif. 

Pasti pada nanya apaan sih WVWTS dan WVNTS? Hehe

WVWTS adalah singkatan dari "What Viewers Want To See". Sedangkan WVNTS adalah singkatan dari "What Viewers Need To See". Maksudnya? 

Ketika membuat sebuah video perjalanan maka yang kita rekam adalah apa yang kita lihat dengan tujuan agar orang lain di tempat berbeda bisa ikut melihat. 

Sebagai contoh seandainya kita sedang membuat video tentang perjalanan di Gunung Bromo. Yang menjadi WVWTS- nya adalah panorama keindahan Gunung Bromo, sunrise di Bromo, mungkin kegiatan upacara Kasodho dan sebagainya tentang Gunung Bromo yang harus kita tampilkan dan ingin dilihat pemirsa. 

Sedangkan yang jadi WVNTS-nya adalah hal-hal lain yang perlu kita tampilkan agar penonton bisa ikut melihatnya. Misalkan saat itu di Bromo sedang ada peristiwa alam di luar dugaan, atau ketika tiba-tiba ada seorang nenek tua yang ternyata punya kemampuan, kecepatan, dan kekuatan mendaki yang mengagumkan, atau tiba-tiba mobil yang kita naiki mogok di tengah-tengah lautan pasir Bromo, atau mungkin kebetulan ada seorang gadis yang wajahnya sangat cantik sedang ada di depan kita dan lain sebagainya yang kita anggap perlu untuk diperlihatkan. 

Gimana? Udah cukup paham kan? 

Ketika membuat sebuah video perjalanan, biasanya kita akan berperan sebagai sutradara, kameramen sekaligus editor. 

Untuk mempermudah kinerja kita, maka biasakan untuk mengambil gambar dengan memikirkan kira-kira nantinya bakal kita edit seperti apa, dirangkai dengan gambar apa, dan jadi bentuk yang bagaimana. 

Ini akan sangat membantu kita, sehingga gambar-gambar yang kita rekam adalah gambar 'setengah matang' yang siap dirangkai pada proses editing, dan bukan tumpukan gambar-gambar sampah yang justru akan menyulitkan serta memperlama proses editing. 

Editing adalah tahap akhir sekaligus penentuan untuk menghasilkan sebuah karya video yang baik. Di sinilah tempat kita meramu semua gambar mentah yang ada untuk diseleksi, dirangkai, serta diberikan sentuhan-sentuhan pemanis seperti musik latar, voice over, efek video, transisi gambar dll hingga terbentuk sebuah tayangan video perjalanan yang siap untuk dinikmati pemirsanya. Tentu saja dalam mengedit sebuah video yang bagus diperlukan ketelitian, ketelatenan, sense of art, kreativitas, serta keterampilan. 

Untuk mengedit video, kita memerlukan sebuah aplikasi atau software. Sekarang ini yang namanya aplikasi atau software gratisan sudah bertebaran di mana-mana.

Tapi kalau mau sekalian nyemplung di dunia video editing, kenapa harus setengah-setengah? Kenapa gak sekalian ambil sertifikasi aja? Ya siapa tau bisa sekaligus jadi profesi, iya nggak sih? 

Kalo emang kamu niat pengen mendalami dunia video editing, coba deh ambil sertifikasi internasional Digital Video using Adobe Premiere Pro di MyEduSolve. Tersedia juga fasilitas belajar dan simulasi tes untuk persiapan ujian sertifikasinya lhoo. 

MyEduSolve merupakan perusahaan teknologi pendidikan yang mempunyai misi meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia melalui sertifikasi dan pembelajaran online. Sertifikatnya berstandar internasional loh. Jadi gak bakal malu-maluin kalo dipake bersaing di lingkungan kerja. 

Yaah, gak bisa dipungkiri, persaingan di dunia kerja saat ini kan sudah semakin ketat. Jadi kita harus siap bersaing. Adanya sertifikasi yang kita punya tentu akan memberi nilai plus untuk bekal kita bersaing sebagai seorang Editor Profesional. 

Eh, di myedusolve.com gak cuma ada sertifikasi Digital Video aja kok. Mau sertifikasi Visual Design, Graphic Design, pokoknya semua yang berkaitan dengan literasi digital menggunakan Adobe, bisa kamu pelajari di sini. Termasuk sertifikasi Microsoft, Project Management Institute, dan IT Specialist. 

Jadi tunggu apa lagi? Tingkatkan kemampuan diri dan kreativitasmu! Teruslah berkarya seiring angin berembus membawa setiap langkah kaki kita! 

Selamat bertualang. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan keselamatannya..! 😊