Tentang Rindu yang Tertinggal di Kebon Krapyak Cottage
Wednesday, April 13, 2022
The best things in life are the people you love, the places you go, and the memories you make - anonymous
Katanya, Jogja itu terbuat dari segenggam cinta, setangkup rindu, dan secangkir kenangan. Entah kata siapa. Tapi saya setuju. Karena memang itu yang selalu saya rasakan setiap menyebut kata Jogja. Di mana ada cinta, rindu, dan kenangan yang menunggu untuk segera dituntaskan. Karena buat saya, Jogja adalah sebuah kata pulang..
Terlebih setelah saya mengenal Kebon Krapyak Cottage pada tahun 2019 lalu. Sebuah penginapan di utaranya Jogja yang langsung membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya suka ama suasananya yang tenang dan damai. Jauh dari kata berisik. Khas suasana pedesaan. Trus lingkungannya tuh penuh pohon-pohon, jadi rasanya adem. Yang menarik, bangunan dan perabotan di penginapan ini sekitar 95% nya bernuansa alam, seperti kayu, bambu dan batu-batuan.
Kalau butuh ketenangan supaya bisa fokus mengerjakan sesuatu, tempat ini cocok banget. Lokasinya memang bukan di pusat Kota Jogja. Tapi buat saya dan suami, justru di situlah kelebihannya.
Kebon Krapyak Cottage
Pertengahan Maret 2022 kemarin, saya dan suami kembali mengunjungi Kebon Krapyak Cottage. Kali ini kami datang dengan pasukan lengkap. Anggap saja ini liburan keluarga setelah pandemi dinyatakan sebagai endemi oleh pemerintah.
Hujan yang turun sejak sore menyisakan gerimis ketika kami sampai di Kebon Krapyak Cottage malam itu. Sambil menunggu suami yang menyelesaikan urusan administrasi, saya mengamati suasana cottage dari balik jendela yang berembun. Saya takjub melihat cukup banyak perubahan yang terjadi pada cottage ini sejak terakhir kali saya dan suami berkunjung ke sini pada pertengahan tahun 2020 lalu.
Bangunan segitiga mengapit Omah Boto
Saya melihat beberapa perubahan pada jejeran bangunan di sebelah barat. Ada dua bangunan baru berbentuk segitiga yang mengapit bangunan Omah Boto. Sementara bangunan Omah Kayu yang merupakan kamar tipe Standard Single, sama seperti Omah Boto, kini sudah tidak ada. Lalu di sisi sebelah timur, terlihat sedang ada pengerjaan calon bangunan baru.
Perubahan juga terlihat di tempat yang dulunya adalah parkiran jeep milik empunya penginapan ini. Parkiran jeep itu kini telah berubah menjadi spot cantik lengkap dengan meja dan bangku yang terbuat dari bonggol kayu jati. Karung-karung kopi yang ditata sedemikian rupa terlihat menjadi pelengkap sekaligus pemanisnya. Ada tulisan Kopi Plosok dengan lampu berwarna biru yang menarik perhatian.
Dulu ini adalah parkiran jeep empunya cottage
Kalo malam tampilannya kayak gini
Mungkin mbak-mbak itu lagi ngayal jadi juragan kopi 🤭🤭
Saya menoleh ke bangunan cafe yang ada di belakang meja resepsionis. Cafe yang menjadi tempat favorit saya dan suami untuk bekerja, atau sekadar pacaran ngobrol sambil ngopi itu pun kini berganti nama. Dulu namanya Njagong Cafe. Sekarang ganti jadi Kopi Plosok. Penampakan cafe-nya sih tidak berubah. Masih sama seperti dulu. Entah menu makanannya. Kabarnya sih, ada menu sego thiwul sebagai signature dish-nya. Saya jadi gak sabar pengen cobain.
Yuk ke Kopi Plosok
Kerja sambil ngopi di cafe-nya Kebon Krapyak Cottage
Ternyata banyak yang berubah dari tempat ini dalam dua tahun terakhir. Tapi yang jelas, bagi saya, keramahan dan kenyamanan yang ditawarkan tempat ini, tidak pernah berubah. Dan itu yang membuat saya selalu kangen sama tempat ini.
Menginap di Kamar Suite Double yang Luas dan Nyaman
"Woow!" Emo berteriak kegirangan sewaktu pertama kali memasuki kamar Suite Double. Bocah 22 bulan ini memang ekspresif dan selalu excited dengan sesuatu yang baru. Dia langsung menarik tangan Lala dan mengajaknya menari berputar di area kamar yang luas. Maklum, ini pertama kalinya buat mereka melihat langsung tempat tidur dengan tiang kelambu. Biasanya, cuma ngeliat di film-film dongeng 😄
Tempat tidur princess, kata anak-anak 😄
Dan teriakan mereka semakin heboh sewaktu mengintip kamar mandinya yang luas dan dilengkapi bathtub. "Yeeaaay berenaaang!" Dasar bocah!
Saya dan suami cuma senyum-senyum melihat kelakuan mereka. Sepertinya, mereka pun merasakan apa yang kami rasakan dulu, sewaktu pertama kali melihat tempat ini. Jatuh cinta pada pandangan pertama.
Kamar tipe Suite Double yang kami tempati ini memang sangat luas. Dengan perabotan berupa tempat tidur king size, sofa besar, lemari pakaian, bufet kecil, dan dua buah nakas di samping tempat tidur, kamar ini masih terasa luas. Bahkan setelah ditambah dua buah extra bed-pun, rasanya kamar ini masih tetap terasa luas buat kami berlima.
Fasilitas di dalam kamar pun lengkap. AC dan TV sih sudah pasti ya. Yang saya paling seneng karena di dalam kamar tersedia teko listrik. Ini berguna banget buat saya dan suami yang suka ngopi tengah malam. Apalagi sekarang saya punya 2 bayi. Jadi saya perlu air hangat buat bikin susunya Babang Emo dan MPASI-nya Adik Uwik. Enaknya lagi, di dalam kamar gak cuma disedia-in cangkir aja. Tapi juga piring makan, lengkap dengan sendok dan garpunya.
Kamar mandinya juga gak kalah luas. Dilengkapi bathtub dan juga standing shower. Ada water heater kalo pengen berendam atau sekadar mandi pake air hangat. Saya suka lantai kamar mandinya yang bercorak batu-batuan. Teksturnya keset dan gak licin.
Harga Murah, Tapi Gak Murahan
Dan satu lagi yang paling saya suka adalah harganya. Untuk kamar dengan fasilitas yang sudah saya sebutin tadi, harga 350 ribu/malam itu termasuk murah. Apalagi kalo ditambah ama suasananya yang nyaman, dan lingkungannya yang asri. Harga segitu jatohnya ya murah banget.
Taman plus tempat nongkrong di belakang kamar
Dulu waktu pertama kali nemu penginapan ini di aplikasi Traveloka, saya dan suami sempat gak percaya ngeliat harga yang terpampang cuma 200-an ribu/malam untuk kamar tipe Suite Double. Kami baru percaya setelah melihat langsung. Dan apa yang kami dapat, bener-bener di luar ekspektasi. Makanya kami langsung jatuh cinta pada pandangan pertama sama tempat ini. Udah nyaman, tenang, murah lagi. Gara-gara itu, kami yang waktu itu cuma berencana menginap 3 malam, jadinya malah nginap sampai 9 malam saking betahnya.
Deretan kamar tipe Standard Double.
Selain kamar tipe Suite Double, saya dan suami juga pernah menginap di kamar tipe Standard Double. Waktu itu kami mendapat kamar bawah paling ujung. Itu salah satu kamar favorit kami di Kebon Krapyak Cottage ini. Kalo pagi-pagi, biasanya kami buka pintu belakang yang langsung menghadap pekarangan. Duduk berdua sambil ngopi dan menikmati suara burung-burung dan gemericik air sungai yang ada di belakang penginapan. Damai rasanya. Kamar tipe Standard Double ini rate-nya 250 ribu/malam.
Kamar tipe Standard Double
Pintu belakang yang jadi tempat kami nongkrong sambil ngopi pagi
Suami juga pernah menginap di kamar tipe Standard Single. Waktu itu kamar tipe Standard Single ditempatkan di Omah Kayu dan Omah Boto. Sekarang bangunan Omah Kayu sudah nggak ada. Tinggal Omah Boto aja. Di kamar tipe Standard Single ini, meskipun judulnya single bed, tapi ukuran kasurnya lebih besar dari ukuran kasur single pada umumnya. Dipake tidur berdua pun muat sebenarnya. Dengan catatan tidurnya gak pada kebanyakan gaya, hehehe.. Buat yang pengen menyendiri, cocok nih pilih kamar tipe Standard Single. Rate-nya cuma 180 ribu/malam.
Single bed yang cukup buat berdua
Kamar tipe Standard Single tempatnya di Omah Boto ini
Kebon Krapyak Cottage ini juga punya Family House berupa bangunan 2 lantai loh. Cocok buat yang dateng rame-rame sekeluarga. Fasilitasnya lengkap. Dengan 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, ruang tamu, juga dapur. Kamar mandi di lantai bawah dilengkapi bathtub. Sedangkan kamar mandi di lantai atas cuma pakai shower. Ada 2 unit Family House di Kebon Krapyak Cottage ini. Harga per unitnya 550 ribu/malam. Jadi pengen ajakin keluarga besar buat kumpul-kumpul sambil staycation di sini deeh. Pasti pada seneng.
Numpang nampang di depan Family House 😄
Kamar di lantai bawah Family House
Kamar di lantai 2 Family House
Dapur di Family House
Apalagi kalo nanti kolam renang, camping ground, sama wahana sungainya sudah jadi. Kata pemiliknya sih, tunggu aja kejutan-kejutan lain dari Kebon Krapyak Cottage. Yang jelas, ke depannya nanti fasilitasnya gak cuma kolam ikan dan sepeda aja kayak sekarang ini. Wuiiih.. saya jadi gak sabar. Bakalan makin betah staycation di sini. Apalagi bocah-bocah. Kayaknya bakalan nagih terus minta diajak balik ke sini, lagi dan lagi..
Mushola
Kolam ikan dilihat dari cafe
Jadi? Akan selalu ada alasan untuk pulang ke Jogja, yess?!
Tulisan ini adalah sebuah 'Janji Jiwa' yang saya dedikasikan khusus untuk seorang kawan baik, almarhum Chandrika Ade Nugraha.
"Walau kini engkau telah tiada, tak kembali
Namun kota-mu hadirkan senyum-mu abadi
Ijinkanlah aku untuk selalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati"
18 komentar
Jangankan Keluarga Mbak yang udah stay di kebon ini. Saya aja yang cuma baca ulasannya ini beneran jadi pengen ke sana. Dibilang rindu sih kalau saya kurang pantas secara emang belom ke sana ya hehehe
ReplyDeleteJadi ya nyebutnya pengen ke sana aja. Menikmati semua yang Mbak ceritakan di artikel ini.
Ntar kalo udah ngerasain nginep di sini, pasti bakal ngerasa rindu juga, teh.. 😊
DeleteAsik ya kalau bisa staycation bersama keluarga. Tempatnya nyaman ya, Mbak. Aku suka dengan meja kursi yang terbuat dari kayu tersebut, Mbak.
ReplyDeleteIya, mba.. Tempatnya nyaman banget. Makanya saya sekeluarga seneng staycation di sini
DeleteWow bener2 takjub nih mbak sama penginapannya, bikin acara staycation bareng keluarga jadi mengesankan ya. Ketika kata Jogja disebut yang ada di benak saya adalah adem dan tenang. Jogjakarta memang tempatnya menyepi sambil mencari inspirasi ya, bikin refreshing terasa bermakna. Melihat bangunan dan pemandangannya rasanya bener2 nyaman untuk dijadikan tempat bermalam, apalagi harganya bersahabat, pastinya tempat ini ramai dikunjungi pelanggan ya.
ReplyDeleteIya, mba.. Selalu rame. Beberapa kali jadi tempat reuni. Jadi dibooking satu area. Nyaman banget soalnya tempatnya
DeleteWah seru bisa staycation bareng keluarga... saya sudah lama bareng engga nih... Anak2 sudah besar susah banget bisa komplitnya. Apalagi kalau sudah kuliah jauh...hehe..
ReplyDeleteHehehe iya ya.. Anak-anak kalo udah gede susah mau diajak-ajak. Kayak anak sulung saya yang udah mau SMA. Udah susah diajak-ajak..
DeleteNuansanya jadi khas pedesaan gitu, Mbak. Aku senang juga lihat arsitektur bangunannya. Dengan harga yang tergolong murah, fasilitasnya lengkap, ya.
ReplyDeleteIya, suasana khas pedesaannya yang tenang ini yang bikin nyaman.
DeleteTempatnya nyaman dan sejuk ya, mbak. Bisa jadi pilihan nih klo lagi berlibur ke Jogja 😍
ReplyDeleteAku suka dengan rumah penginapan kayu gini, karena lebih adem 😊
Iya bener, mba.. Lebih adem. Apalagi kalo lagi hujan. Adem dan syahdu banget suasananya..
DeleteAku tuh pengen mba tidur di tempat tinggal yang kayak tempat tidur ala princess begitu mba. Kesannya tuh romantis. Hehehe
ReplyDeleteHehehe iya mba.. Kamar yang ini cocok buat yang lagi hanimun yaa 😄😄
DeleteSuasananya yang asri bikin seneng dan tenang.
ReplyDeleteApalagi bawa anak-anak yang siap mengeksplor duniaaa...
Kebon Krapyak Cottage wajib menginap di sini kalau ke Jogja yaa..
Iya, mba.. Next kalo ke Jogja coba deh nginep di sini. Recommended
Deletebagus cottagenyaa,. tapi aku kayaknya nggak berani nginep disitu hahah lebih suka kamar dengan interior modern kalau dipake nginep2. biar lebih cerah gitu kesannya
ReplyDeleteHehehe nyaman dan aman kok, mba.. Tapi emang selera sih ya. Kalo saya dan suami sih justru seneng di tempat yang kayak gini..
Delete