Slow Travel: Liburan Lebih Tenang dan Bermakna

Sunday, March 09, 2025


Traveling isn’t about how many places you’ve been, but how deeply you experience each one – Unknown

Pernah nggak sih merasa capek setelah liburan? Harusnya liburan itu bikin fresh, tapi malah jadi lebih lelah karena itinerary yang padat banget. Kalau kamu pernah ngalamin ini, mungkin sudah saatnya coba konsep slow travel.

Apa Itu Slow Travel?

Slow travel itu bukan tentang jalan-jalan pelan-pelan atau naik kendaraan yang lambat, ya! Konsep ini lebih ke menikmati perjalanan dengan santai, tanpa buru-buru, dan lebih fokus ke pengalaman dibanding sekadar checklist tempat wisata. Jadi, bukan cuma “foto-foto, upload, pindah tempat,” tapi lebih ke menikmati suasana, ngobrol sama orang lokal, dan benar-benar merasakan vibe dari tempat yang dikunjungi.

Aku sendiri tipe yang lebih suka slow travel dibanding harus ngoyo mematuhi itinerary demi sebuah target destinasi. Cuma ya, seringnya aku traveling itu kan karena kerjaan, jadi kadang terpaksa harus mematuhi itinerary yang dibuat panitia. Beda cerita kalo emang traveling sendiri. Dan emang lagi punya banyak waktu. Itu rasanya emang beda, gaes! Gak ada cerita dikejar-kejar itinerary mau ke sini, harus ke situ, dsb. Pokoknya benar-benar menikmati liburan dalam arti yang sesungguhnya. Kayak waktu aku traveling ke Banda Naira beberapa waktu lalu. Liburan yang isinya cuma bangun, makan, nyuci, tidur, repeat 😄.

Kenapa Slow Travel Itu Worth It?

• Lebih Santai, Lebih Menikmati

Bayangin aja kalau sehari harus ke lima destinasi sekaligus. Udah pasti capek! Dengan slow travel, kamu bisa lebih menikmati setiap momen tanpa merasa dikejar waktu. Duduk santai di kafe lokal, ngopi sambil lihat pemandangan, atau sekadar jalan kaki tanpa tujuan pun jadi terasa lebih meaningful.

• Lebih Dekat dengan Budaya Lokal

Karena nggak buru-buru, kamu punya lebih banyak waktu buat ngobrol sama penduduk lokal, nyobain makanan khas yang autentik, atau bahkan ikut aktivitas tradisional. Kadang, pengalaman kecil kayak ngobrol sama pemilik warung atau belajar masak makanan lokal justru lebih membekas daripada sekadar mampir ke tempat wisata mainstream.

• Hemat Budget!

Percaya atau nggak, slow travel bisa bikin pengeluaran lebih irit. Karena stay lebih lama di satu tempat, kamu bisa nyari penginapan yang lebih murah (biasanya harga lebih rendah untuk yang menginap lebih lama). Transportasi juga jadi lebih hemat karena nggak sering pindah-pindah kota. Plus, kamu jadi lebih aware sama pengeluaran dibanding belanja impulsif atau masuk ke semua atraksi turis yang mahal.

• Ramah Lingkungan

Konsep ini juga lebih eco-friendly. Dengan mengurangi penerbangan domestik dan lebih sering jalan kaki atau naik transportasi umum, otomatis jejak karbon yang kita tinggalkan jadi lebih sedikit. Plus, kalau kita lebih memilih produk dan makanan lokal, kita juga ikut mendukung perekonomian masyarakat sekitar.

Cara Menerapkan Slow Travel

• Pilih Destinasi yang Cocok

Nggak semua tempat cocok buat slow travel. Carilah destinasi yang memang nyaman buat dijelajahi dengan santai, misalnya Ubud di Bali, Kyoto di Jepang, atau kota-kota kecil di Eropa yang punya vibe santai dan banyak tempat buat sekadar menikmati suasana.

• Kurangi Itinerary, Fokus ke Pengalaman

Daripada dalam sehari ke lima tempat, mending cukup dua atau tiga tapi lebih lama di setiap tempat. Misalnya, daripada buru-buru ke banyak kafe di satu kota, coba habiskan waktu di satu tempat yang menarik sambil ngobrol dengan barista atau pemiliknya.

Stay Lebih Lama di Satu Tempat

Kalau memungkinkan, coba tinggal lebih lama di satu kota. Bukan cuma bikin perjalanan lebih santai, tapi kamu juga bisa benar-benar merasakan kehidupan di sana. Bahkan, bisa aja kamu nemu hidden gem yang nggak ada di panduan wisata!

• Jangan Takut Spontan

Slow travel itu lebih tentang fleksibilitas. Jadi, kalau tiba-tiba nemu taman yang enak buat piknik atau ada acara lokal yang seru, ya kenapa nggak? Nikmati aja tanpa harus mikirin “aduh, ini nggak ada di itinerary.”

• Nikmati Momen Tanpa Terlalu Fokus ke Sosial Media

Dokumentasi itu penting, tapi jangan sampai sibuk cari angle foto sampai lupa menikmati keindahan sekitar. Coba lebih mindful, rasakan suasana, dengarkan suara alam, dan nikmati perjalanan tanpa harus selalu update di media sosial setiap saat.

Slow Travel Cocok Buat Siapa?

Buat siapa aja yang pengen liburan lebih santai dan berkesan! Cocok banget buat yang suka eksplorasi budaya, pecinta kuliner, atau bahkan digital nomad yang bisa kerja sambil jalan-jalan. Yang bawa keluarga atau anak kecil juga bisa menerapkan konsep ini supaya perjalanan lebih nyaman dan nggak bikin stres.

Jadi, kapan nih mau coba slow travel? Siapkan ranselmu, pilih destinasi, dan nikmati perjalanan dengan lebih santai!

You Might Also Like

0 komentar