Di sebuah pasar tradisional yang mulai sepi, seorang nenek duduk di sudut lapaknya. Di hadapannya tersusun rapi baskom-baskom kecil berisi klanting, lupis, parutan kelapa, dan gula merah cair. "Ini makanan dari dulu," katanya sambil tersenyum, "tapi sekarang yang beli makin sedikit." Di tengah gemuruh tren kuliner modern, ada rasa yang perlahan terkikis. Sebuah rasa yang dulu menjadi bagian tak terpisahkan dari meja makan kita: kuliner tradisional.
Halo! Siapa nih di antara kamu yang suka ngemil tapi tetap ingin hemat dan sehat? Kalau iya, kamu harus coba resep tempe krispi yang satu ini! Tempe krispi ini bukan hanya enak dan murah, tapi juga gampang banget dibuat di rumah. Tentunya, kita akan menggunakan produk andalan dari Sasa untuk hasil yang maksimal. Yuk, kita mulai!
Lebaran hari ke-2 itu kami baru sempat ziarah dan unjung-unjung ke rumah teman dan saudara. Suasana jalanan cukup lengang. Sepertinya hari itu, orang-orang lebih memilih untuk berdiam di dalam rumah.
Pengalaman bersantap di restoran All You Can Eat telah menjadi pilihan favorit bagi para pencinta kuliner.
Di Bekasi, kota yang terus berkembang di sekitar Jakarta, terdapat sejumlah restoran yang menawarkan konsep ini. Berikut adalah enam restoran di Bekasi dengan menu All You Can Eat yang layak dikunjungi untuk menikmati sensasi makan tak terbatas di Bekasi:
Sudah bukan rahasia lagi kalau cumi bisa dimasak dalam waktu singkat. Dagingnya yang lembut pun juga mampu menyerap bumbu dan saus lebih mudah.
Beberapa hari lalu, seorang teman blogger baru pulang dari Batam. Sebut saja namanya yuk Annie Nugraha. Sebenernya kunjungan beliau ke Batam gak ngaruh apa-apa buat aku. Sampe akhirnya beliau bahas tentang kuliner Batam di grup whatsapp Pondok Antologi Penulis Indonesia, WAG yang menjadi wadah lahirnya antologi terbaruku, Ngelencer yuk!!
Yang paling nyenengin dari tinggal di Batam itu adalah bisa makan hidangan seafood sepuasnya. Maklum, Batam kan daerah kepulauan, jadi gampang banget buat dapetin hidangan seafood yang enak dan pastinya fresh.
Sewaktu sedang asyik menyusuri Jalan Braga, ada satu kedai kopi yang menarik perhatianku, Afit, dan mas Eko. Gedogan Coffee namanya. Tertulis di sana Specialty Turkish Coffee. Sekilas sih kedai kopi ini sama saja dengan kedai-kedai kopi lainnya. Yang membuat kami tertarik adalah hamparan pasir panas yang digunakan untuk merebus kopinya.
Liburan ke Jogja, rasanya kurang lengkap kalo gak menikmati gudeg. Kuliner berbahan dasar nangka muda ini emang khas Jogja banget. Meskipun selain gudeg, masih banyak kuliner Jogja lainnya, tapi kalo menurut aku, yang paling khas dan Jogja banget, ya cuma gudeg.
"Hujan-hujan gini enaknya makan apa ya?"
"Bakso?!"
"Hah?! Bakso lagi?! Tadi siang baru aja makan bakso. Masak sekarang bakso lagi.."
"Ya mumpung lagi di Malang kan?"
"Hehehe ya gak gitu juga kali."
"Trus apa donk? Ada ide? Atau ada yang lagi kamu pengenin?"
"Kita cari sambil jalan aja yuk!"
Namanya Sop Mowo Klaten. Tapi yang satu ini, tempatnya ada di Jogja. Ini merupakan cabang dari warung Sop Mowo yang ada di Klaten. Kami kenal tempat makan yang satu ini dari Barbie, temen blogger yang tinggal di Jogja.