Jam baru menunjukkan pukul 9. Tapi langit cerah yang nyaris tanpa awan pagi itu sudah nampak begitu menyilaukan. Mentari yang condong dari arah timur pun seolah telah mengerahkan seluruh kekuatan lidah apinya untuk memanaskan bumi. Benar-benar terik. Hingga meski baru jam 9 pagi namun panasnya serasa jam 12 siang.

Setuju gak kalo ada yang bilang bahwa wewangian itu bisa mempengaruhi mood kita. Kalo aku sih setuju banget. Karena emang ada wewangian tertentu yang bisa bikin kita jadi lebih rileks. Trus ada juga wewangian yang bikin kita jadi lebih semangat.

Saya masih inget banget, dulu, kalo mau traveling ke luar kota, urusan beli tiket untuk transportasi itu termasuk salah satu hal yang bikin ribet. Dulu, kalo mau beli tiket pesawat kudu pergi ke agen penjualan tiket. Sampai di sana, mencari tiket yang sesuai dengan jadwal dan isi dompet juga gak mudah karena harus lewat perantara CS. Seringnya begitu nemu yang oke, eh ternyata udah laku. Jadi ulang lagi nyari dari awal. Sering juga saya beli tiket langsung di bandara. Ini juga gak kalah ribet, karena harus berhadapan ama calo.

an orchid in a deep forest sends out its fragrance to appreciate it - Confusius

Beberapa waktu lalu aku pernah cerita, kalau aku dapet oleh-oleh parfum produksi Malaysia dari seorang rekan kerja. Merknya Legendary Perfume. Aku dikirimin 2 varian, yaitu Orchid dan Three Wishes. Saking sukanya sama semua wangi parfumnya, aku sampai berani memasukkan Legendary Perfume dalam daftar rekomendasi oleh-oleh dari Malaysia.

"Andai a..a..a..ku jadi orang kaya. 

Andai aa..aa..a.. nggak usah pakai kerja.." 

Masih pada inget nggak lirik lagu Cuma Khayalan yang pernah populer dibawain Oppie Andaresta di awal periode 90 an? Yah sesuai judulnya, rasanya semua yang diceritain dalam lagu itu mustahil terjadi tanpa adanya kerja keras plus keberuntungan dalam hal rejeki finansial.

Katanya, Jogja itu terbuat dari segenggam cinta, setangkup rindu, dan secangkir kenangan. Entah kata siapa. Tapi saya setuju. Karena memang itu yang selalu saya rasakan setiap menyebut kata Jogja. Di mana ada cinta, rindu, dan kenangan yang menunggu untuk segera dituntaskan. Karena buat saya, Jogja adalah sebuah kata pulang.. 

Di jaman serba 'klik-scroll-dan tanya Google' seperti sekarang ini, kayaknya ga ada lagi alasan buat kita untuk gak menemukan informasi apapun yang kita butuhkan. Kemudahan kayak gini tuh yang bikin hidup jadi lebih hidup. A simple life is a beautiful life, isn't it?

Tahun 2020 ini bener-bener luar biasa. Mungkin dalam mimpi pun kita gak pernah ngebayangin bakal melewati masa-masa pandemi seperti sekarang ini. Suatu masa yang sempat memaksa kita untuk beraktivitas dari rumah saja selama berbulan-bulan lamanya. Pun memaksa kita untuk beradaptasi pada berbagai kebiasaan baru seperti memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain. Itu semua sebagai cara untuk melindungi diri dan membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

Dulu waktu saya kecil, entah karena pengaruh dari tontonan-tontonan film sci-fi atau khayalan tingkat tinggi ala anak-anak, saya sering membayangkan seandainya kelak saya tinggal dalam sebuah rumah yang keren lengkap dengan segala perabotan berteknologi canggih. Yang kala itu mungkin hanya bisa dijumpai di film-film khayalan saja.