Siapa yang tak kenal dengan makanan khas Indonesia yang satu ini? Ya sate kambing merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang awalnya berasal dari Pulau Madura. Tidak sulit bagi pecinta kuliner untuk mencari tempat makan sate kambing terdekat di kota tempat tinggalnya. Bahkan di pedesaan maupun di pelosok, sate kambing, sate ayam maupun sate domba mudah ditemukan loh! Rasanya yang manis, gurih dan pedas ditambah lagi bentuknya yang unik (baca: ditusuk- tusuk dengan lidi), membuat citarasa sate kambing lekat di hati para pecinta kuliner.
Surabaya punya tempat hangout
baru yang kekinian, namanya Food Junction. Lokasinya di Grand Pakuwon, Tandes. Waktu
awal-awal buka pada akhir Januari 2016 lalu, saya udah penasaran ama tempat
yang satu ini. Soalnya Food Junction ini disebut-sebut mengadaptasi Floating
Market di Lembang sana. Jadi meski namanya Food Junction, tapi tempat ini gak
cuma menyediakan aneka kuliner aja. Yang jadi point of interestnya justru ada
pada danau buatan seluas 4400 m2 dan wahana-wahana permainannya.
Gurihnya parutan kelapa yang membalut lembut potongan daging sapi, kemudian dibakar di atas arang dengan tingkat kematangan yang pas, menghadirkan cita rasa yang unik dan khas. Apalagi kala ditambahkan siraman bumbu kacang yang membuat perpaduan rasanya menjadi semakin kaya. Membuat lidah ingin mengecapnya lagi dan lagi. Ini yang membuat saya ketagihan dengan kuliner yang satu ini, sate kelopo.
Tinggal di rantau membuat saya jadi kudet alias kurang update ama perkembangan yang terjadi di kota kelahiran tercinta, Surabaya. Abis rasanya tiap mudik, adaaa aja sesuatu yang baru di sini. Seperti yang satu ini, Suroboyo Carnival. Sebuah wahana bermain anak dan keluarga yang satu ini baru dibuka tahun 2014 lalu. Dan waktu mudik kemarin, tiap lewat bundaran Waru dan wahana-wahana permainannya terlihat dari jauh, anak-anak udah pada ribut ngajak mampir.
Mudik ke Surabaya berarti saatnya memanjakan lidah dengan aneka kuliner favorit. Ya, gimana ya.. namanya juga hidup di rantau. Kadang suka kangen ama kuliner khas kampung halaman. Emang sih, di Batam sudah mulai ada yang jual aneka makanan khas Jawa Timur, seperti soto Lamongan, tahu campur, lontong balap, rawon, atau pecel. Rujak cingur juga ada di Batam, tapi kadang cingurnya diganti krecek, jadi ya rasanya tetep aja ada yang kurang.
Waktu pertama kali tau kalau di Surabaya ada tempat wisata mangrove ini, saya dan suami langsung excited. Bukan kenapa-kenapa sih, soalnya selama 25 tahun saya hidup dan bertumbuh di Kota Pahlawan ini, saya sedikit kesulitan untuk mencari tempat refreshing bernuansa alam. Paling deket kalo gak ke Pandaan, ya ke Malang.
Setiap mudik ke Sidoarjo, saya selalu menyempatkan untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat masa SMP saya. Kalo dulu jaman masih pada single ngumpulnya bisa sambil rafting atau main keluar kota, sekarang bisanya cuman ngumpul sambil nyobain tempat makan baru di seputaran Surabaya aja. Itu pun personilnya udah gak bisa lengkap karena beberapa udah pada hijrah ke kota lain. Tapi yang penting tetep ngumpul dan seru-seruan bareng.
Kuliner Surabaya |
Selain
keluarga dan sahabat, ada hal lain yang selalu bikin aku kangen ama Surabaya.
Apa itu? Makanan! Iya, kuliner-kuliner khas Surabaya itu emang ngangenin.
Apalagi makanan-makanan yang kadang emang gak ada di Batam. Atau kalaupun ada,
rasanya beda. Jadi, tiap mudik ke kota pahlawan, bisa dipastikan makanan-makanan
ini yang jadi most wanted :
Jerapah |
Tempat wisata yang satu ini masih tergolong baru di
Surabaya. Baru diresmikan pada bulan April tahun 2011 yang lalu. Ekowisata mangrove di daerah Wonorejo ini cukup
memberikan angin segar bagi dunia pariwisata Surabaya. Ya tau sendiri lah… di
Surabaya itu yang namanya tempat wisata yang bersifat nature bisa dihitung dengan jari sebelah tangan aja. Nah dengan
adanya ekowisata mangrove ini, warga
Surabaya jadi punya pilihan tempat berlibur bersama keluarga sambil ngeliatin
yang ijo-ijo. Bosen banget kan kalo tiap liburan harus journey around the mall…