Blog Contest
Dusun Sade Bukan Hanya Cerita Tentang Kawin Culik dan Tenun Cantik
Sunday, September 13, 2015
is like a tree without roots - Marcus Garvey
Keindahan dan pesona Lombok tak perlu diragukan lagi. Bentang alamnya begitu memukau, indah. Kulinernya tak hanya membekas di lidah, tapi juga di hati. Dan mengunjungi Lombok, rasanya tak lengkap kalau tidak mampir di Dusun Sade, dusun tradisional Suku Sasak yang berada di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Sebuah dusun yang masih mempertahankan adat-istiadat, tradisi, budaya, serta kearifan lokalnya.
Memanfaatkan momen kumpul keluarga yang belum tentu setahun sekali ini, hari itu kami memutuskan untuk piknik bareng. Hahahaha bahasanya, padahal mah cuma sekadar pengen makan siang di luar atau sambil jalan kemana gitu aja kok... Mumpung yang kerja masih pada cuti, trus yang dari luar pulau juga masih pada belum balik...
Berkunjung ke Minangkabau Village merupakan salah satu cara mempelajari sejarah dan budaya Minang dengan lebih menyenangkan. Bukan hanya mempelajari lewat benda-benda yang dipamerkan di dalam rumah gadang, tapi kita bisa merasakan sensasi sejenak menjadi urang awak dengan berdandan ala anak daro dan marapulai.
Masih belum bisa move on dari acara kopdar ama temen-temen blogger di Semarang niih.. Jadi ceritanya sekalian dibagi aja ke media. Kali ini ngomongin tentang kulinernya dulu, mie kopyok dan es pankuk. Kalo penasaran seperti apa sih mie kopyok dan es pankuk itu? Dateng aja langsung ke Semarang yaa.. atau silakan dibaca di sini deh... [KLIK]
Berbicara tentang Jogja gak akan pernah ada habisnya. Segala yang ada di kota pelajar ini seolah memang merupakan magnet yang bisa menarik siapa pun untuk kembali. Entahlah, setiap berada di kota ini saya selalu merasa bahwa waktu seolah berjalan lebih lambat, bahkan terkadang terhenti beberapa jenak. Seolah memahami bahwa saya selalu perlu waktu lebih lama untuk memungut dan mengenang kembali kisah-kisah yang pernah saya tinggalkan dan terserak di setiap sudut kotanya...
Model: Hendro. Foto by: Andhi Kusuma
Good friends are hard to find, harder to leave, and impossible to forget - anonymous
Tinggal di daerah kepulauan itu banyak asiknya. Salah satunya adalah bisa sering-sering island hopping. Mau ke pulau mana aja, tinggal tunjuk. Seperti acara Fun Day Kelas Inspirasi Batam kali ini. Rencana awal mau ke Pulau Mencaras, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya ganti tujuan ke Pulau Bali. Tapi ternyata, Pulau Bali yang sekarang bukanlah Pulau Bali yang dulu #apasiih...
Apa sih teh obeng itu? Teh obeng itu.. minuman paling ngehits di Kepri, hehehe... Tapi jangan pernah membayangkan minuman ini adalah sejenis teh yang dicampur obeng, atau disajikan dengan obeng sebagai pengaduknya. Teh obeng ini kalau di daerah lain lebih dikenal dengan nama es teh. Ya, es teh yang biasa kita nikmati itu kalau di Batam berganti nama menjadi teh obeng.
Siapa sih yang gak suka snack? Sepertinya semua pasti suka snack ya.. Mulai dari anak-anak sampai orang tua pasti pada suka makan snack. Kumpul-kumpul ama temen, pastinya bakal makin seru kalo sambil makan snack, iya kan? Nonton TV sendirian juga gak bakal kesepian kalo ditemenin snack. Nah buat yang ngaku suka makan snack, udah tau Lifull belum? Naah.., jangan buru-buru ngaku pecinta snack dulu kalo belum tau apa itu Lifull.
Rumah-rumah adat yang ada di sini dibuat persis seperti rumah adat sesungguhnya tapi dalam ukuran mini, setinggi kurang lebih 1,5 meter. Dibangun di atas hamparan rumput luas, dan setiap rumah adat dikelilingi pagar tanaman. Sehingga masing-masing rumah terlihat seolah memiliki taman dan halamannya sendiri. Sungguh asri dan menyegarkan mata.
Tidak salah kalau ada yang bilang, Lagoi itu kawasan wisatanya orang berduit. Lokasinya yang cukup jauh dari pemukiman penduduk menambah kesan eksklusif bagi kawasan ini. Apalagi kalau melihat jajaran resort mewah yang bertebaran di sana. Ditambah lagi dengan berbagai fasilitas seperti lapangan golf yang diakui sebagai yang terbaik di Asia Tenggara dan berbagai macam permainan water sport yang semuanya di charge dalam dollar. Wuih… kesan mewah itu akan semakin jelas terlihat.
featured
Wisata Kuliner Semarang part 2 [Loenpia Mbak Lien & Gudeg Mbak Tum]
Friday, August 21, 2015
indonesia
Wisata Kuliner Semarang part 1 [Soto Semarang, Mie Kopyok, dan Es Pankuk]
Thursday, August 20, 2015Berkunjung ke suatu daerah, kurang lengkap rasanya tanpa mencicipi kuliner khasnya. Paling asik sih kalo ditemenin langsung ama yang tinggal di daerah tersebut. Jadi gak cuman sekadar nyicip kuliner yang udah umum aja, tapi juga bisa diajakin blusukan demi nyobain kuliner-kuliner lain yang mungkin belum banyak orang tau. Percayalah, local know the best!
Good friends are like stars. You don't always see them, but you know they're always there!
- Christy Evans
Pintu gerbang Lawang Sewu pagi itu, Sabtu, 8 Agustus 2015, menjadi saksi hebohnya pertemuan kami, para blogger yang selama ini hanya bisa saling sapa dan haha hihi berbalas posting di dunia maya. Rasanya seolah bertemu dengan teman lama, padahal itu justru adalah pertemuan pertama bagi kami. Thanks to technology, karena telah membuat kami yang tinggal berjauhan ini seolah dekat dan telah mengenal satu sama lain.
"Jangan lupa kripik sanjai yaa.."
Rata-rata begitu komen teman-teman dan sodara begitu tau kami sekeluarga mau pergi ke Padang. Siapa sih yang gak kenal kripik singkong berbalur bumbu balado yang endang gulindang itu? Kripik sanjai emang identik banget ama Ranah Minang. Tapi apa emang cuman itu oleh-oleh khas dari Padang?
Ngomongin pariwisata Lombok, seolah tak ada habisnya. Pulau kecil ini memang penuh pesona. Mulai dari bentangan alamnya, kulinernya, budayanya, kearifan lokalnya, hingga keramahtamahan penduduknya, membuat siapa pun yang pernah berkunjung ke sana, selalu merindu untuk kembali. Demikian juga dengan saya. Dua kali mengunjunginya, rasanya masih selalu saja kurang. Dan menuliskannya dalam catatan seperti ini, merupakan salah satu cara saya untuk 'mengunjunginya' kembali.
Setelah sorenya
'bertemu' dengan si Malin Kundang di Pantai Air Manis, malamnya kami diantar ke
Jembatan Siti Nurbaya oleh bapak-bapak tukang ojek yang sorenya mengantar kami
ke Pantai Air Manis.
Siapa yang tak kenal Malin Kundang? Si anak durhaka yang dikutuk oleh sang ibu menjadi batu ini merupakan salah satu legenda paling populer di Sumatra Barat. Kisah tentang Malin Kundang ini sudah saya dengar sejak saya masih duduk di bangku SD. Dongeng yang sering dipakai oleh orang-orang tua dulu untuk menakut-nakuti anak-anaknya
Beberapa hari sebelum berangkat ke Padang, saya sudah mulai browsing hotel. Kalo dulu sebelum punya anak sih, gak pernah browsing-browsing hotel sebelum pergi. Begitu sampai di tempat tujuan, baru deh cari penginapan. Rela keluar masuk penginapan, cuma demi nyari yang harganya murah, hehehe... Maklum, seringnya butuh hotel cuma buat numpang tidur beberapa jam aja, jadi sayang kalo harus bayar mahal.
Sabtu siang, aku baru aja ngeliat timeline twitternya majalah Ummi yang udah majang cover majalah terbaru edisi bulan Agustus 2015. Seneng banget ngeliatnya, soalnya beberapa waktu lalu aku sempat dikabarin kalo tulisan perjalanan yang kukirim setahun lalu bakal dimuat di edisi ini. Hehehe, antrianya lama bener ya.. setahun bo'..
Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk
Dengan pusi aku berdoa Perkenankanlah kiranya
(Taufiq Ismail - 1965)
Hari terakhir di Padang Panjang. Masih ada waktu 5 jam sebelum kami berangkat ke Padang. Etin menyarankan kami untuk ke Danau Singkarak. Apalagi menurutnya, jalan menuju Danau Singkarak cukup mudah. Tanpa perlu banyak pertimbangan, kami pun langsung setuju. Nanggung, udah deket gak ditengokin sekalian, hehehe....
Monuments are the grappling-irons that bind one generation to another - Joseph Joubert
Tak lengkap rasanya berkunjung ke suatu daerah tanpa menyempatkan diri singgah di bangunan yang menjadi landmarknya. Mencoba mengenal lebih dekat, mencari tau kenapa sampai bangunan itu bisa dinobatkan sebagai landmark daerah tersebut? Pastinya akan banyak cerita menarik yang menjadi latar belakang kisahnya.
You're only here for a short visit.
Don't hurry, don't worry. And be sure to smell the flowers along the way - Walter Hagen
"Dari sana nampak jelas Ngarai Sianok, nanti sekalian kita foto-foto di Lobang Jepang," lanjut bang Mus lagi.
Gak pake mikir, kami semua langsung aja setuju dengan ajakan bang Mus.
Beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 14 Juli 2015, salah seorang wartawan koran SINDO Batam menelepon saya. Asrul Rahmawati namanya. Kebetulan nama dan nomer HPnya sudah tersimpan di dalam memori HP saya. Sebelumnya kami memang pernah bertemu waktu acara bedah buku Exploring Natuna di Batam Trade Expo bulan April lalu. Waktu itu kami memang sengaja bertukar nomer telepon, karena masing-masing kami rupanya meyakini, kalau suatu hari nanti nomer telepon itu akan sangat berguna.
Dengan mengusung tema Semarak Ramadhan, acara berbuka puasa di Nagoya Mansion Hotel & Residence ini benar-benar membawa kesemarakan tersendiri bagi para tamu yang hadir. Nuansa Semarak Ramadhan sudah terasa sejak kita memasuki hotel ini. Ornamen-ornamen berbentuk masjid, bulan dan bintang, terpasang di setiap sudut Nagoya Mansion Hotel & Residence. Dan akan semakin terasa semarak ketika memasuki area lantai 2.
Tahun ini adalah kali kedua rombongan Engineering PT. Batamec Shipyard berbuka puasa di Turi Beach Resort. Dan lagi-lagi kami kebagian tempat di Aqua Poolside, seperti tahun kemarin. Sebenarnya kami ingin mencoba Emerald pool, tapi kami kalah cepet (lagi) dengan rombongan lain. Yoweslah gakpapa, mau di manapun, yang penting kita bersama kan gaees.. halah!
Great Wall ala Koto Gadang atau yang biasa disebut Janjang 1000 oleh penduduk setempat ini merupakan salah satu destinasi yang paling ingin saya kunjungi di Sumatra Barat. Waktu awal-awal diresmikan dulu, saya pernah melihat tempat ini diliput oleh salah satu televisi swasta, keliatan keren banget dengan view Ngarai Sianok yang mempesona. Saya jadi makin mupeng ingin melihat langsung Great Wall ala Koto Gadang ini.
Saya berdiri terpaku. Keindahan alam yang berpadu dengan kemegahan budaya Minangkabau terhampar di hadapan saya. Sungguh. Ini merupakan perpaduan yang sangat indah. Sebuah rumah gadang berdiri dengan kokoh. Di depannya terdapat empat buah rangkiang atau lumbung yang ukurannya tentu saja lebih kecil dari si rumah gadang. Semua terlihat asri, karena selain tempat ini berada di kaki Gunung Marapi, di halaman rumah gadang pun terdapat taman yang tertata rapi. Semua terasa menyejukkan mata. Saya benar-benar merasa sedang berada di sebuah perkampungan Minangkabau.
Jarak dari Padang ke Padang Panjang sekitar 72 km melewati jalan yang berkelok-kelok. Kalau tak terbiasa, mungkin akan merasa sport jantung berkali-kali. Andai perjalanan dilakukan pada pagi atau siang hari, pasti pemandangan sekitar akan tampak memukau. Sayang saya melewati jalan itu ketika hari sudah gelap. Ketika melewati Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan pun saya sudah tidak bisa melihat ke-elokannya, kecuali suara deru air yang seolah ditumpahkan begitu saja dari atas bukit sana. Suaranya terdengar dekat sekali.
Segala sesuatu yang pertama kali pasti akan membuat kita excited. Seperti juga kali ini, perjalanan pertama saya menjejak Bumi Minangkabau. Sumpah! Saya excited banget dengan perjalanan ini. Bagi saya, perjalanan kali ini mempunyai banyak keistimewaan.
Beberapa waktu lalu, saya pernah menyimak obrolan dua teman alumni MP di timeline Facebook. Obrolan itu membahas tentang menikmati kopi dengan menggunakan alat yang namanya french press. Para penggemar kopi mungkin sudah pada tau dengan alat penyeduh kopi yang satu ini. Sebuah alat berbentuk teko yang dilengkapi dengan plunger yang menyatu dengan tutup tekonya. Dengan menggunakan french press kita bisa menikmati kopi tanpa ampas. Prinsip kerjanya adalah dengan melakukan penekanan pada tutup si french press untuk menyaring ampasnya.
Merindukan suara bedug maghrib!
Itulah yang saya rasakan selama menjalankan puasa Ramadhan di Singapura. Padahal, bagi orang yang berpuasa, suara bedug maghrib merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu. Di Singapura, kumandang adzan memang tidak diperbolehkan terdengar sampai keluar masjid. Dari 69 masjid yang ada di Singapura, hanya dari Masjid Sultan yang berlokasi di Muscat Street lah kita bisa mendengar suara adzan yang berkumandang lewat speaker. Jadi bila berpuasa di Singapura, saya selalu membawa jadwal sholat yang saya download dari www.muis.gov.sg. Mendengarkan radio juga merupakan salah satu pilihan lain untuk mengetahui waktu sholat.
Itulah yang saya rasakan selama menjalankan puasa Ramadhan di Singapura. Padahal, bagi orang yang berpuasa, suara bedug maghrib merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu. Di Singapura, kumandang adzan memang tidak diperbolehkan terdengar sampai keluar masjid. Dari 69 masjid yang ada di Singapura, hanya dari Masjid Sultan yang berlokasi di Muscat Street lah kita bisa mendengar suara adzan yang berkumandang lewat speaker. Jadi bila berpuasa di Singapura, saya selalu membawa jadwal sholat yang saya download dari www.muis.gov.sg. Mendengarkan radio juga merupakan salah satu pilihan lain untuk mengetahui waktu sholat.
Assalamu 'alaikum mbak Dian. Aku ada perlu niih.. Kira-kira mbak mau nggak ngisi pelatihan nulis buat anak-anak?
Pesan di WhatsApp dari Kasiyanto, seorang teman yang saya kenal di Kelas Inspirasi Batam itu cukup bikin kaget. Bukan karena pesan itu dikirim beberapa menit menjelang jam 12 malam, tapi saya beneran kaget ama isi pesannya. Ngisi pelatihan menulis? Gak salah niih? Jujur saya gak PD dan sama sekali merasa belum pantas untuk ngasih pelatihan tentang menulis. Saya mah apa atuuuh.. Cuma remahan peyek dalam kaleng Khong Guan.
Masjid Jabal Arafah namanya. Masjid yang berada di pusat keramaian Kota Batam, tepatnya di Jalan Imam Bonjol, Nagoya ini merupakan ikon baru wisata religi di Batam. Letaknya persis di samping Nagoya Hill, sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Batam. Tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga difungsikan sebagai sarana rekreasi keluarga.
Kemarin malam, abis solat teraweh tiba-tiba aja pengen ngemil nasi biryani. *cemilannya kok ngeriiii... hehehe.. Untungnya suami juga lagi pengen roti prata. Cocok! Karena udah kompakan gini, kami pun cusss meluncur ke Restoran Martabak HAR yang ada di Nagoya. Lumayan jauh juga sih dari tempat tinggal kami di Tanjung Uncang. Tapi gpp deh, demi sepiring nasi biryani dan seporsi roti prata. Nom! Nom!
Pernah nggak ngalamin kejadian kayak gini, lagi seru-seruan chit chat di WhatsApp tiba-tiba HP lowbatt? Atau yang lebih nyebelin lagi, waktu traveling trus nemu moment bagus, pas ngeluarin HP buat moto ternyata HP-nya mati gara-gara lowbatt. Pernah nggak ngalamin kejadian kayak gitu? Jujur, saya sering banget ngalamin yang kayak gitu. Dan rasanya, gemeeeesss banget...
Patience and persistence are the keys to unlock doors of success. With these two virtues, you grow in reasoning and experience - Ogwo David Emenike
Siang yang terik. Udara kering dan berdebu langsung menyambut ketika aku menjejakkan kaki di tempat ini, Dusun Kinahrejo. Sebuah dusun yang terletak 30 kilometer ke arah utara dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.
Kapal Golden Cheng Ho II didominasi warna merah dan keemasan. Kapal sepanjang 30 meter dan lebar 8 meter dengan ornamen khas Tiongkok itu terlihat mencolok di salah satu sudut Golden City, Batam. Relief besar berbentuk naga berwarna emas di bagian depan memberi kesan mewah pada kapal yang dibuat tahun 1991 di Tiongkok ini.
"Mbak Dee, nama lengkapnya siapa? Rosdiana bukan? Cek twitter, Rosdiana menang lomba traveloka."
Pesan di inbox facebook dari mbak Zulfa (www.emakmbolang.com) sore itu, tanggal 10 Juni 2015 membuat aku buru-buru mengecek lini masa twitter milik traveloka. Di situ tertulis 10 nama sebagai pemenang lomba blog #TiketGratisTraveloka dengan tema Andai aku bisa terbang gratis, aku akan menemuinya. Dan di urutan ke-6 ada nama Rosdiana tertulis di situ.
Kalo ngomongin ikan bakar, saya selalu teringat rumah. Ikan bakar paling enak menurut saya adalah ikan bakar bikinan mama. Apalagi ditambah cacahan mangga muda sebagai pelengkapnya. Orang Bugis nyebutnya ceccak pao. Wuihh! Itu rasanya bener-bener tiada duanya. Ya, sebagai orang Bugis asli, menu ikan gak pernah absen dari atas meja makan. Entah itu dibakar, dimasak pallumara, ataupun sekadar digoreng. Yang jelas, semua enak!
Satu hal yang paling menyenangkan tinggal di daerah kepulauan itu adalah banyaknya pulau-pulau cantik yang antri menunggu giliran untuk disinggahi. Di Batam sendiri, ada sekitar 300 pulau, baik yang berpenghuni maupun pulau kosong. Dan dari 300 pulau itu, belum ada setengahnya yang sudah pernah saya kunjungi. Jadi gak heran, apabila saya selalu excited kalau ada kesempatan untuk mengunjungi pulau-pulau tersebut. Pulau Air Raja salah satunya.