Alhamdulillah... Buku ke-16.
Lebih dari setahun nunggu kelahiran buku yang satu ini. Yang aku ingat, aku kirim naskah untuk audisi ini sambil menikmati bedrest waktu hamil Lala. Dan sekarang Lala sudah hampir berumur 17 bulan. Wheww! Berarti hampir dua tahun ding, nunggu kehadiran buku yang satu ini.
Di buku ini aku menuliskan tentang pengalamanku berpetualang di Laut Cina Selatan. Terombang-ambing di atas kapal kayu selama 3 hari 2 malam. Dan aku satu-satunya makhluk berjenis kelamin perempuan di dalam kapal kayu itu. Penasaran cerita selengkapnya? Buruan beli bukunya di Gramedia :)
Pasti banyak cerita-cerita seru lainnya dari backpacker-backpacker keceh yang jadi kontributor buku ini.
Kuliner Surabaya |
Selain
keluarga dan sahabat, ada hal lain yang selalu bikin aku kangen ama Surabaya.
Apa itu? Makanan! Iya, kuliner-kuliner khas Surabaya itu emang ngangenin.
Apalagi makanan-makanan yang kadang emang gak ada di Batam. Atau kalaupun ada,
rasanya beda. Jadi, tiap mudik ke kota pahlawan, bisa dipastikan makanan-makanan
ini yang jadi most wanted :
Jerapah |
Berziarah ke makam para raja di Pulau Penyengat ini menjadi pengingat, bahwa setiap perjalanan pasti ada akhirnya. Dan sejauh apapun perjalanan kita, kita semua pasti akan kembali pada-Nya.
Foto ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde-28, dengan tema TUHAN.
Ikutan yuuk.. :)
Ranca Upas dari jendela mobil |
Malam terakhir di Bandung. Waktunya cari penginapan! Hehehe.... Kenapa baru di malam terakhir kami cari penginapan? Karena, dua malam sebelumnya kami sangat beruntung bisa menginap di rumag Egi yang nyaman di Lembang. Dan malam ini rencananya kami mau cari penginapan yang dekat dari Stasiun Kiara Condong. Biar gak ribet, soalnya kereta kami berangkat jam 6 pagi. Jadi, pulang dari Ranca Upas agenda kami adalah mampir ke Kartikasari dulu buat beli oleh-oleh trus baru deh cari penginapan.