Tiket ferry Penaga Ocean seharga Rp 110.000 sudah di tangan. Saya segera membaurkan diri dalam antrian calon penumpang yang sebagian besar adalah warga Tionghoa. Sambil senyum-senyum sendiri saya membayangkan, kira-kira apa yang akan saya lakukan sesampainya di tujuan nanti? Kejutan apa yang sudah menanti saya di sana? Dan masih sambil senyum-senyum sendiri saya mengambil paspor yang saya simpan di kantong celana dan memindahkannya ke dalam ransel. Saya tidak memerlukan paspor itu saat ini.
Rasanya udah hampir lupa, kapan terakhir kali aku mengunjungi Piayu Laut. Yang jelas udah lama banget. Dan gak tau ada angin apa, sore itu (4 Januari 2015) tiba-tiba aja pengen jalan-jalan ke sana. Kebetulan suami juga belum pernah tau yang namanya Piayu Laut ini seperti apa. Dan mumpung cuaca seharian itu sedang cerah, jadilah kami berangkat ke Piayu Laut.
Hari Minggu kemaren, Batam diguyur hujan seharian. Bawaannya jadi pengen narik selimut aja, hehehe... Tapi siangan dikit, tiba-tiba pengen banget makan mie tarempa. Kayaknya enak banget niih, dimakan pas adem-adem gini. Kebetulan suami juga pas lagi pengen makan yang sama. Jadilah kami langsung berangkat ke Batam Center, ke rumah makan mie tarempa langganan kami.
Chinese Garden ini adalah salah satu tempat favoritku di Singapura. Selain karena murah meriah, alias free entrance, taman ini juga cantik dan nyaman banget. Banyak spot-spot cantik buat hunting foto atau sekadar berfoto narsis. Sebagai tempat duduk-duduk santai sambil baca buku juga enak.
Kalau sedang berkunjung ke Singapura, coba deh mampir ke taman ini.
"I run because long after my footprints fade away, maybe I will have inspired a few to reject the easy path, hit the trails, put one foot in front of the other, and come to the same conclusion I did: I run because it always takes me where I want to go"
- Dean Karnazes, Ultramarathon Man: Confessions of an All-Night Runner