Siapa yang tidak kenal Danan Wahyu Sumirat, seorang travel blogger yang namanya kerap wara-wiri memenangkan lomba menulis. Aku sendiri sudah lama tau namanya, sekadar tau, dan sesekali mampir numpang baca tulisannya di www.dananwahyu.com, yang waktu itu masih belum pake dot com. Suka juga ngeliatin video-video perjalanannya yang dia kasih nama jalan2cuap2. Parahnya, udah hampir setahun Danan tinggal di Batam, tapi kita belum juga ketemuan. Mungkin kita memang belum jodoh.. *apasiiih....
♪ Langit biru adalah kantong | Kantong yang dapat meraih bahagia | Mari jalan-jalan sambil bersiul
Hehehe.. itu sih soundtrack-nya film Doraemon :D Etapi beneran deh, ngeliat langit biru gitu bawaannya pasti pengen langsung ngeluarin kamera dari kantong, trus jepret-jepret sebanyak mungkin. Bener gak?
Satu lagi nature reserve di Singapura yang menarik untuk dikunjungi, namanya Sungei Buloh Wetland Reserve. Jangan salah, di balik hutan beton dan kesan metropolis yang selama ini ditampilkannya, Singapura masih memiliki beberapa area nature reserve yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi. Salut kepada pemerintahan Singapura, yang masih tetap mempertahankan dan melestarikan 'ruang hijau'nya di tengah gencarnya pembangunan gedung-gedung bertingkat dan pesatnya arus modernisasi. Jadi miris ingat tempat tinggal sendiri, yang semakin hari bukit-bukitnya semakin gundul. Dan sebagai gantinya, yang semakin bertambah subur justru area perumahan dan pertokoan.
Sewaktu tinggal di Singapura, saya paling suka jalan-jalan ke nature park yang ada di sana. Selain gratis, -dan tentu saja inilah yang menjadi alasan utama saya- nature parks yang ada di negeri Merlion itu bersih, nyaman, dan aman. Saya tidak merasa khawatir meski saya sering pergi sendirian. Salah satu yang sering saya kunjungi adalah Bukit Timah Nature Reserve.
a wise traveler never despises his own country - Carlo Goldoni
♪ Kau mainkan untukku, sebuah lagu tentang negeri di awan...
♪ Dimana kedamaian menjadi istananya...
Pertama kali mendengar lagu Negeri di Awan milik Katon Bagaskara itu, saya langsung membayangkan sebuah desa kecil yang cantik, berpagar pegunungan dan bebukitan. Dengan hamparan awan lembut yang mengelilinginya. Dan bertahun kemudian, gambaran itu menjelma nyata di depan mata saya sewaktu saya berdiri di atas Puncak Sikunir, Dieng Plateu.
Gambar pinjem dari organisart.co.uk
Rasanya, bisa keliling dunia adalah impian setiap orang, termasuk saya. Tapi apa daya, seringkali kita dihadapkan pada berbagai masalah, sehingga impian untuk bisa keliling dunia tidak segera terwujud. Salah satu yang menjadi hambatan utama adalah masalah biaya. Selain biaya, waktu juga kadang tidak bisa diajak kompromi. Terutama bagi pekerja yang mempunyai jatah cuti terbatas *tunjuk diri sendiri. Jadi sampai sekarang saya masih menunggu sampai biaya dan waktu berkolaborasi dengan iringan takdir untuk mewujudkan impian saya.