Kalau di Jogja terkenal yang namanya nasi kucing, di Batam ada yang namanya nasi meong. Kalo dibilang mirip, sebenernya enggak juga. Tapi kalo dibilang beda, ya sebenernya sih sama aja. Hahaha.. ribet ya penjelasannya. Intinya sih, baik nasi kucing maupun nasi meong, adalah sama-sama nasi dengan lauk tertentu dengan porsi sedikit, sehingga terlihat seperti makanan kucing atau meong.
Menginap di RELC International Hotel merupakan pengalaman pertama saya menginap di hotel di negeri merlion, Singapura. Selama ini kalau saya ada urusan di Singapura, entah itu sekadar jalan-jalan atau urusan kantor, saya tidak pernah menginap di hotel. Biasanya sih numpang nginep di rumah temen.
Anak kecil mana yang gak suka main air? Rasanya, hampir semua anak kecil pasti suka main air ya.. Begitu juga putri kecil saya, Lala. Untung gak jauh dari tempat tinggal kami ada waterpark, jadi sesekali bisa ngajak Lala main air di situ. Waterpark Top 100 namanya.
Mengunjungi pameran, terutama pameran pariwisata, kebudayaan, dan potensi daerah, merupakan salah satu kegemaran saya dan suami. Alasannya jelas, di sana kami bisa hunting tester makanan berburu travel map, juga souvenir-souvenir lucu. Suka aja siih ngeliat barang-barang yang dipajang di setiap stand. Mulai dari baju-baju batik, aneka dompet etnik, bermacam kerajinan tangan, sampai dengan makanan dan minuman khas dari berbagai provinsi di Indonesia.
Alunan kecapi dan suling nan merdu langsung memenuhi indera dengar kala kami memasuki resto ini. Sebuah resto yang kental dengan nuansa Parahyangannya, Bandoeng Resto. Deretan meja dan kursi yang terbuat dari bambu terlihat lengang. Sepertinya pengunjung resto ini lebih memilih bersantap di area lesehan atau di saung-saung yang tersedia.
Saya langsung merasa jatuh cinta pada atmosfer yang ditawarkan tempat ini, Cameron Highlands. Sebuah kota berhawa sejuk karena dikelilingi oleh pegunungan dengan bangunan-bangunan cantik berarsitektur ala Eropa. Sepertinya kota-kota berhawa sejuk memang selalu mampu membuat saya jatuh cinta.
