Tahun ini adalah kali kedua rombongan Engineering PT. Batamec Shipyard berbuka puasa di Turi Beach Resort. Dan lagi-lagi kami kebagian tempat di Aqua Poolside, seperti tahun kemarin. Sebenarnya kami ingin mencoba Emerald pool, tapi kami kalah cepet (lagi) dengan rombongan lain. Yoweslah gakpapa, mau di manapun, yang penting kita bersama kan gaees.. halah!
Great Wall ala Koto Gadang atau yang biasa disebut Janjang 1000 oleh penduduk setempat ini merupakan salah satu destinasi yang paling ingin saya kunjungi di Sumatra Barat. Waktu awal-awal diresmikan dulu, saya pernah melihat tempat ini diliput oleh salah satu televisi swasta, keliatan keren banget dengan view Ngarai Sianok yang mempesona. Saya jadi makin mupeng ingin melihat langsung Great Wall ala Koto Gadang ini.
Saya berdiri terpaku. Keindahan alam yang berpadu dengan kemegahan budaya Minangkabau terhampar di hadapan saya. Sungguh. Ini merupakan perpaduan yang sangat indah. Sebuah rumah gadang berdiri dengan kokoh. Di depannya terdapat empat buah rangkiang atau lumbung yang ukurannya tentu saja lebih kecil dari si rumah gadang. Semua terlihat asri, karena selain tempat ini berada di kaki Gunung Marapi, di halaman rumah gadang pun terdapat taman yang tertata rapi. Semua terasa menyejukkan mata. Saya benar-benar merasa sedang berada di sebuah perkampungan Minangkabau.
Jarak dari Padang ke Padang Panjang sekitar 72 km melewati jalan yang berkelok-kelok. Kalau tak terbiasa, mungkin akan merasa sport jantung berkali-kali. Andai perjalanan dilakukan pada pagi atau siang hari, pasti pemandangan sekitar akan tampak memukau. Sayang saya melewati jalan itu ketika hari sudah gelap. Ketika melewati Air Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan pun saya sudah tidak bisa melihat ke-elokannya, kecuali suara deru air yang seolah ditumpahkan begitu saja dari atas bukit sana. Suaranya terdengar dekat sekali.
Segala sesuatu yang pertama kali pasti akan membuat kita excited. Seperti juga kali ini, perjalanan pertama saya menjejak Bumi Minangkabau. Sumpah! Saya excited banget dengan perjalanan ini. Bagi saya, perjalanan kali ini mempunyai banyak keistimewaan.
Beberapa waktu lalu, saya pernah menyimak obrolan dua teman alumni MP di timeline Facebook. Obrolan itu membahas tentang menikmati kopi dengan menggunakan alat yang namanya french press. Para penggemar kopi mungkin sudah pada tau dengan alat penyeduh kopi yang satu ini. Sebuah alat berbentuk teko yang dilengkapi dengan plunger yang menyatu dengan tutup tekonya. Dengan menggunakan french press kita bisa menikmati kopi tanpa ampas. Prinsip kerjanya adalah dengan melakukan penekanan pada tutup si french press untuk menyaring ampasnya.