"Enak banget sih jalan-jalan terus..."
Bukan sekali dua kali komentar seperti itu singgah di timeline facebook ataupun di whatsapp saya. Kadang saya bacanya cuma bisa sambil nyengir, mereka gak tau kali ya kalo saya jalan-jalan itu kan dalam rangka kerja. Iya, kerja.. Sejak saya memutuskan untuk serius ngeblog, saya menganggap segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia blogging adalah bagian dari pekerjaan saya. Simplenya, sekarang saya sedang mencoba untuk tidak menganggap ngeblog sebagai aktivitas sampingan pengisi waktu luang aja. Saya ingin menjadikan blogger sebagai profesi saya, tepatnya travel blogger.
Mengawali Desember dengan satu berita yang membahagiakan. Kabar gembira itu datang dari Sriwijaya Air. Bukan! Saya bukannya dapet tiket pesawat gratis naik Sriwijaya Air kok, meski sebenernya dalem hati saya ngarep banget. Kabar gembiranya berupa sebaris email yang mengabarkan bahwa tulisan saya tentang Dusun Sade akan dimuat di Sriwijaya inflight magazine edisi Desember 2015. Alhamdulillah...
Food is a central activity of mankind and one of the single most significant trademarks of a culture - Mark Kurlansky
Waktu dikasih tau kalau sepulang dari Pergasingan kami akan makan siang di rumah salah satu warga Desa Sembalun, saya langsung girang bukan main. Bagi saya, bisa mencicipi kuliner khas suatu daerah di rumah penduduk lokal itu merupakan sebuah kemewahan tersendiri. Kemewahan yang bisa menjadi penyempurna cerita perjalanan saya pastinya.
indonesia
Berburu Camilan dalam Expo Gelar Produk Daerah 2015 di Mega Mall Batam
Wednesday, December 09, 2015
Teman-teman ada yang suka dateng ke pameran atau expo gak? Kalo saya sih jangan ditanya, saya tuh paling suka datang ke acara pameran atau expo. Terutama yang digelar oleh Dinas Pariwisata. Atau yang dihelat oleh Dinas Pertanian juga Dinas Perikanan dan Kelautan, itu seru juga looh. Rasanya seperti bisa keliling Indonesia dalam sekali jalan, hehehe..
Sebelumnya, saya gak pernah kepikiran untuk tinggal apalagi menetap di Batam. Dulu niatnya, paling lama saya bakal bertahan di kota ini gak lebih dari 3 tahun. Batam tuh bener-bener jauh dari gambaran sebuah kota yang ingin saya tinggali. Tempat tinggal idaman saya tuh yang berhawa sejuk dan dikelilingi pegunungan ala-ala Batu atau Lembang gitu. Tapi rupanya takdir berkata lain. Gak kerasa, yang niatnya gak lebih dari 3 tahun, sekarang malah udah 10 tahun tinggal di Batam.
Rasanya mata ini baruuu saja terpejam, ketika mbak Indri membangunkan saya. Mengingatkan bahwa subuh ini kami akan trekking ke Bukit Pergasingan. Jam di HP saya menunjukkan angka 3.45 WITA, dan itu artinya masih pukul 2.45 WIB. Biasanya jam segini, saya masih bermain-main di alam mimpi. Tapi hari ini? Dengan mata yang masih terasa berat, saya pun mengakhiri mimpi. Bergegas cuci muka, gosok gigi, dan ganti baju. Gak pake mandi? Enggak! Dingin euy...