Hari masih pagi ketika sebuah mobil yang bentuknya mirip tuk-tuk tapi berukuran lebih besar berhenti di depan guest house tempat saya menginap. Inilah mobil jemputan yang akan mengantar saya ke Ao Nang. Sepertinya saya menjadi tamu yang terakhir dijemput, karena di mobil itu yang tersisa tinggal dua buah bangku di bagian depan, di sebelah supir.
Baru saja melangkah masuk ke d'Oria Boutique Resort, kami sudah disambut segelas orange juice dan handuk dingin untuk membasuh muka. Sungguh ini merupakan sambutan yang menyenangkan bagi kami yang baru saja menempuh hampir 3 jam perjalanan dari Sembalun. Muka yang rasanya kucel jadi fresh lagi begitu dibasuh handuk dingin.
Saya selalu excited kalau diajak berkunjung ke sebuah desa adat. Karena pasti akan banyak cerita yang bisa saya dapat dan bisa jadi bahan tulisan di blog maupun dikirim ke media. Seperti yang satu ini. Dalam perjalanan ke Lombok bersama rombongan TW Gathering 2015 kami diajak singgah di Desa Beleq. Sebuah desa yang menjadi cikal bakal lahirnya Sembalun.
Aroma ikan yang sedang dibakar di teras sebuah resto begitu menggoda indera penciuman. Membuat saya yakin kalau kami tidak salah tempat. Benar saja, di salah satu sudut di dalam resto terlihat wajah-wajah yang sudah sangat familiar buat saya. Mereka adalah teman-teman Batam blogger. Sore itu, 16 Januari 2016, kami memang janjian untuk mencicipi aneka menu di Fish Talk, resto yang baru dibuka tepat seminggu yang lalu.