Satu lagi yang bikin saya terpesona di Dusun Sade selain cerita tentang kawin culik dan kotoran kerbau, yaitu kain-kain tenun cantik yang berwarna-warni. Di Dusun Sade kami juga diajak melihat langsung proses pembuatan kain tenun khas Lombok. Di sini, aktifitas menenun kain yang dilakukan oleh para wanita suku Sasak menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan. Sambil memperhatikan betapa terampilnya para wanita ini memainkan jemarinya menenun helaian benang, mata kita juga akan dimanja oleh jejeran kain-kain yang sudah jadi. Cantik.
Warung Podomoro namanya. Beberapa kali lewat di warung ini kami selalu urung untuk mampir. Antriannya kadang bikin perut yang udah lapar jadi makin keroncongan. Belum lagi menurut informasi dari beberapa teman, yang pernah makan di warung ini, kalo pesen makan di sini tuh lamaaaa banget nunggunya. Sampe 1 jam. Kadang lebih. Haaaa?! Bisa makin klotekan nih perut kalo pas laper trus mampir makan di sini. Tapi menurut si teman juga, makanan di sini emang recommended. Jadi pantes aja kalo pengunjungnya sampe rela antri begitu.
don't try this at home! Foto koleksi pribadi
Mendengar nama ular kobra, kebanyakan orang langsung bergidik ngeri duluan. Maklum aja, karena selama ini kobra dikenal sebagai hewan yang mempunyai bisa (racun) mematikan. Apalagi kalo ngeliat penampilan si ular yang bisa berdiri dan mengembangkan lehernya. Makin serem aja kan ngeliatnya. Padahal, gak semua ular yang bisa berdiri dan mengembangkan lehernya itu kobra loh, bisa jadi itu kobra KW, atau mungkin juga itu king kobra. Nah lho? Makin bingung aja kan? Beruntung kuliah malam Sioux beberapa waktu lalu membahas tentang perbedaan antara kobra (naja naja sputatrix) dan king kobra (ophiophagus hannah). Makasih buat ilmunya ya, mas Aji Rachmat.
Ngomongin pesona Lombok memang gak akan pernah ada habisnya. Mulai dari pantai-pantainya yang cantik mempesona, Gunung Rinjani-nya yang merupakan gunung tertinggi ke-3 di Indonesia (3726 mdpl), budaya dan kearifan lokalnya yang masih terjaga hingga kini, sajian kulinernya yang sedap menggoda lidah, hingga keramahan penduduknya.
Mendung bergayut manja di langit Batam ketika kami sampai di depan The Hills Hotel. Halaman depan hotel yang difungsikan sebagai area parkir kendaraan bagi tamu semua terisi penuh. Wow! Banyak juga tamu yang menginap di The Hills akhir pekan ini, pikir saya. Berhubung anak saya masih tidur, jadi cuma saya yang turun untuk check-in, sementara suami tetap di mobil menemani Lala.