Tanpa terasa, bulan suci Ramadhan tahun ini hanya tinggal menghitung hari. Wangi-wangi aromanya pun sudah mulai tercium. Terutama jika kita masuk ke dalam supermarket atau minimarket dan disambut dengan tumpukan aneka sirup, produk-produk biskuit, serta hamparan buah kurma yang seolah menjadi alarm reminder "Ramadhan sebentar lagi.”
Menjadi seorang travel blogger, menuntut saya untuk senantiasa menuangkan setiap pengalaman dari apa yang saya rasakan, saya lihat, saya kunjungi, serta berbagai informasi yang saya dapatkan dari setiap perjalanan yang saya lakukan ke dalam blog. Bagi saya, bisa membagi semua pengalaman tersebut kepada orang lain merupakan kesenangan tersendiri. Mungkin saya menganggap blog sebagai wadah untuk mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan karuniakan untuk bisa dinikmati oleh panca indera saya.
Ada kerinduan tersendiri manakala kita harus terpisah jarak dan waktu dengan sahabat yang sebelumnya selalu dekat dengan kita. Sepertinya ini juga yang saya rasakan beberapa tahun belakangan karena harus terpisah jarak dengan Leo, sahabat baik yang selama ini paling setia menemani petualangan saya. Sekitar tiga tahun lalu ia harus berpindah dari Surabaya (Jawa Timur) ke Pangandaran (Jawa Barat), karena harus mengurus usaha homestay orangtuanya.
Kebutuhan manusia akan perangkat teknologi yang simple, ringkas, namun memiliki kinerja maksimal agaknya tak bisa dipungkiri pada era milenial saat ini. Tingkat mobilitas pekerjaan serta aktivitas yang tinggi menuntut manusia untuk dapat bekerja dalam segala suasana, tempat serta kondisi. Dan tentu saja tidak meninggalkan nilai eleganitas yang juga menjadi kebutuan gaya hidup generasi milenial.